| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Thursday 24 July 2014

ZIONIS ISRAEL HANCURKAN MASJIDIL AQSHA

     Sejak tujuh tahun silam (Selasa, 6 Februari 2007) Zionis Israel telah secara terang-terangan memulai proyek penghancuran Masjidil Aqsha yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam sedunia. Jika sebelumnya mereka melakukan hal ini secara diam-diam dan menyangkalnya dengan berbagai dalih, namun pada hari itu mereka telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka memang berniat menghancurkan masjid yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum Muslimin ini. Upaya Zionis Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha telah lama diketahui dunia. Keinginan mereka untuk membangun kembali Haikal Sulaiman (The Solomon Temple) di atas reruntuhan Masjidil Aqsha menjadi alasan utama mereka.  

HAIKAL SULAIMAN
     Haikal Sulaiman diyakini dibangun tahun 960 SM oleh Nabi Sulaiman A.S. 370 tahun kemudian bangsa Babylonia menginvasi Yerusalem dan menghancurkan kuil tersebut. Setelah itu tentara Persia yang dipimpin Cyrus merebut Yerusalem dari tangan Babylonia dan membangun kembali Haikal Sulaiman. Di tahun 70 M pasukan Romawi menyerang Yerusalem dan menghancurkan kembali Haikal Sulaiman sampai rata dengan tanah.

    Abad demi abad terus berjalan namun cita-cita Zionis Yahudi untuk membangun kembali Haikal Sulaiman terus terpelihara dengan baik di dalam memori bangsanya. Tahun 1897 di Bassel, Swiss, gerakan Zionisme Internasional menyelenggarakan kongresnya yang pertama. Memori ini menemukan momentumnya dan Theodore Hertzl menyerukan agar semua Yahudi Diaspora berbondong-bondong memenuhi Tanah Palestina yang disebutnya sebagai “Promise Land” (Tanah yang dijanjikan).

     Kaum Zionis secara sepihak mengklaim bahwa di bawah tanah Masjidil Aqsha inilah Haikal Sulaiman berdiri. Mereka mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali menghancurkan Masjidil Aqsha dan kemudian membangun kembali Haikal Sulaiman di atasnya. Bagi kaum Zionis, Haikal Sulaiman merupakan pusat dari dunia, bukan Mekkah, bukan pula Vatikan. Haikal Sulaimanlah pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa. Keyakinan ini bukan tanpa landasan. Dalam keyakinan Yudaisme yang sesungguhnya telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa A.S., bangsa Yahudi meyakini bahwa suatu hari nanti seorang Messiah (The Christ) akan mengangkat derajat dan kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia. Kehadiran Mesiah inilah yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina. Namun hal ini menjadi perdebatan utama di kalangan Yahudi antara yang Pro-Zionis dengan yang Anti-Zionis.  Bagi yang Pro-Zionisme mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya dan menjalankan Satu Pusat Pemerintahan Dunia (One World Order). Sedangkan bagi kaum Yahudi Anti-Zionisme, Messiah sendirilah yang akan datang dan memimpin pembangunan kembali Haikal Sulaiman.
       Mengenai benar tidaknya lokasi bekas reruntuhan Kuil Sulaiman tepat berada di bawah Masjidil Aqsha, para sejarawan pun masih berbeda pendapat. Beberapa peneliti bahkan meyakini bahwa wilayah bekas berdirinya Kuil Sulaiman tersebut sesungguhnya berada di luar kompleks Masjidil Aqsha.

     Sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967, kaum Zionis selalu berupaya merusak Masjidil Aqsha. Tahun 1969 sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini. Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis. Tidak hanya itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh. Akibatnya sekarang ini banyak pondasi masjid yang sudah rapuh.

     Sekarang pun Zionis telah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Mereka tidak lagi mengeluarkan dalih macam-macam. Apakah ini merupakan tanda bahwa mereka sudah yakin bahwa sebentar lagi Messiah yang dinanti-nantikan akan segera datang?

DATANGNYA MESSIAH
     Menyongsong berdirinya Kuil Sulaiman, Presiden Zionis Israel Moshe Katsav melayangkan sepucuk surat kepada Perdana Menteri Vatikan yang berisi permintaan agar Tahta Suci Vatikan mengembalikan seluruh harta karun dan benda-benda berharga yang kini memenuhi kompleks Tahta Suci kepada mereka. Kaum Zionis masih ingat betul ketika di tahun 70 M pasukan Romawi menyerbu Yerusalem dan memboyong banyak harta karun dari Kuil Sulaiman dan membawanya ke Vatikan.
Meskipun harta karun telah dikembalikan, masih ada satu syarat lagi menjelang hadirnya Messiah yaitu mereka harus menemukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak. Untuk syarat ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Di tahun 1997 melalui suatu proses rekayasa genetika, mereka telah mendapatkan seekor sapi dengan ciri-ciri tersebut.
Hanya saja mereka masih terbentur satu persyaratan lagi, yaitu penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki Bukit Zaitun. Sedangkan daerah ini sekarang belum bisa dijajah Zionis Israel seperti wilayah Palestina lainnya. Kaki Bukit Zaitun masih berada di tangan yang berhak, yakni bangsa Palestina. Karenanyalah kaum Zionis terus berupaya mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.

     Demi mencapai tujuannya, kaum Zionis memperdaya musuh-musuhnya yakni umat Kristen dan kaum Muslimin. Untuk memperdaya umat Kristiani, kaum Zionis menyusupkan nilai-nilai Talmud ke dalam Bibel seperti yang terjadi pada Injil Scofield atau Injil Darby. Bahkan Injil Versi King James sebagai Injil resmi Barat pun demikian. Makanya menjadi sangat wajar jika sekarang ini sikap politik umat Kristiani seolah sama sebangun dengan kaum Yahudi. Padahal di dalam banyak ayat-ayat Talmud, kaum Yahudi  begitu keras permusuhannya terhadap Kristen dan Yesus.
Keyakinan Injil juga menyebutkan tentang hadirnya The Christ kembali ke muka bumi, yang disebut The Second Coming atau Maranatha, dalam wujud Tuhan seutuhnya. Kaum Yahudi menggiring opininya bahwa Maranatha tidak akan terjadi sebelum Haikal Sulaiman berdiri kembali di Yerusalem. Kesamaan pandangan inilah yang membuat orang-orang Kristen mendiamkan ulah kaum Zionis yang hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Orang-orang Kristen ini telah terbius dengan retorika dan racun Zionis sehingga tidak bisa bersikap kritis dan mereka lupa bahwa salah satu agenda utama Zionis adalah meruntuhkan Tahta Suci Vatikan dan memindahkannya ke Yerusalem.
      Dari sisi hukum internasional pun upaya penghancuran Masjidil Aqsha tidak bisa dibenarkan. Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 242 dan beberapa resolusi lainnya, rezim Zionis Israel wajib melindungi masjid ini dan menuntut Zionis agar mundur dari seluruh wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, serta menyerahkan wilayah itu kepada penduduk aslinya yaitu rakyat Palestina. Namun kenyataannya resolusi ini tidak dijalankan sebagaimana mestinya.

     Menurut keyakinan Zionis, jika Messiah sudah bertahta di atas singgasana Haikal Sulaiman maka Messiah akan memimpin kaum Yahudi untuk memerangi siapa pun yang tidak mau tunduk pada The New World Order, yaitu Yahudi itu sendiri.

RELATED POSTS:




[Sumber: eramuslim.com]


No comments:

Post a Comment