| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Saturday 11 January 2014

TOLDO, KUCING SETIA KUNJUNGI MAKAM MAJIKANNYA SETIAP HARI



Anda pasti tahu kisah Hachiko, anjing yang setia menanti kepulangan majikannya (sekalipun telah meninggal) setiap hari di stasiun kereta api. Kali ini kita akan berkenalan dengan Toldo, kucing setia yang selalu mengunjungi makam majikannya setiap hari. Toldo tinggal di Montagnana, Italia Utara. Dilansir Huffington Post, Toldo selalu mengunjungi makam majikannya, Iozzelli Renzo yang telah meninggal pada bulan September 2011.
Setiap hari, hingga kini, Toldo selalu datang ke makam majikannya. Kucing itu tidak lupa membawa hadiah-hadiah kecil seperti daun-daun, ranting kecil, gelas plastik bahkan tisu toilet. :D Semua hadiah itu memang tak ada artinya bagi sebagian orang, tetapi lihatlah bagaimana kucing ini begitu setia walaupun sang majikan telah meninggalkan dia selamanya.

Istri Iozzelli Renzo mengatakan bahwa saat suaminya meninggal, Toldo ikut pergi ke pemakaman. Wanita ini melihat setangkai bunga akasia di makam suaminya, dia menduga Toldo yang meletakkan bunga itu. Bahkan, pada malam harinya Toldo ada di sana untuk menjaga makam majikannya. Akhirnya Toldo punya kebiasaan baru, mengunjungi makam majikannya setiap hari.
"Suami saya sangat menyayangi Toldo. Dia suka binatang. Toldo adalah hewan yang istimewa dan sangat dicintai," ujar istri Iozzelli Renzo. Wanita ini juga mengatakan bahwa mendiang suaminya dan Toldo punya hubungan yang kuat. Toldo mulai dipelihara sejak usianya baru tiga bulan.


[Sumber: vemale.com]

BELAJAR UNTUK LULUS ATAU BELAJAR UNTUK KEHIDUPAN?



     Sejak kecil kita dididik untuk mau belajar. Semakin rajin mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus saat ulangan, maka kita dinilai 'bagus'. Namun seringkali kita lupa pada hakekat 'belajar' itu sendiri.
Itulah yang dirasakan oleh Erica. Sebuah video pidato dari Erica Goldson di Youtube menjadi begitu fenomenal. Ini semacam 'pidato pengakuan' yang dilakukan siswi terbaik di sekolahnya itu. Dalam pidatonya yang seharusnya menjadi momen membanggakan itu, Erica mengakui bahwa dirinya takut. Mengapa?

     Erica memang adalah siswi terpandai di sekolahnya, ia memang selalu mendapatkan nilai terbaik dan seharusnya bisa bangga dengan dirinya saat mengucapkan pidato tersebut. Namun setelah direnungkan, ia mengakui bahwa dirinya tidaklah lebih pintar dari teman-temannya. Selama ini Erica hanya menjalankan apa yang diperintahkan padanya, PR, ulangan dan aturan sekolah. Ia hanya mengikuti aturan tersebut begitu saja agar ia terhindar dari hukuman, tidak lulus dan formalitas lainnya. Kenyataan ini mungkin menunjukkan betapa rajin dan tertibnya Erica. Setelah ini ia akan lulus, mendapatkan ijazah dan siap bekerja.

    Namun Erica adalah seorang manusia yang berpikir dan mencari pengalaman hidup, bukan pekerja. Menurutnya pekerja adalah orang yang terjebak dalam rutinitas dan sistem yang mengatur serta membatasi mereka.
"Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat", ujar Erica.
Semua rutinitas pendidikan formal yang ia jalani membuatnya terbiasa untuk tekun namun tidak terbiasa untuk menyadari 'pelajaran' yang sebenarnya. Hal inilah yang membuatnya takut untuk melangkah setelah kelulusan tiba.

     Dalam pidatonya, ia nampak menyesali karena semasa sekolah ia seperti tidak 'hidup'. Saat temannya lupa mengerjakan PR karena sibuk mengerjakan hobi mereka, Erica memang sudah siap dengan PR yang tuntas dikerjakan. Saat teman-temannya membuat lirik lagu, Erica memang sudah memiliki catatan pelajaran atau bahkan mengambil ekstra SKS. Karena sibuk belajar, Erica tak sempat memikirkan hobi dan hal apa yang diinginkannya. Ia pun belajar hanya demi lulus, bukan sebenar-benarnya belajar untuk mempersiapkan hidup di masa depan. Hal inilah yang menjadi pengakuan terpendam Erica, betapa rutinitas sekolah ternyata membuatnya kini terhenyak bahwa ia hanya belajar untuk lulus.

     Pidato Erica tsb memberikan pelajaran bagi kita yang belajar, kita yang akan membelajari dan kita yang akan memiliki anak-anak nantinya. Semua orang memang butuh berprestasi, butuh bekal teori namun jangan lupa untuk memenuhi bekal hidup! Masa muda adalah masa yang baik untuk memiliki impian, memiliki apa yang Anda inginkan dan berusaha mewujudkannya. Jangan terjebak dalam rutinitas sekolah yang memenjarakan namun imbangi dengan kehidupan sosial dan kehidupan untuk Anda sendiri!

    Jika hal ini sudah terlanjur terjadi pada anda maka jangan sampai terulang pada anak-anak anda nantinya.


[Sumber: vemale.com]

IF (JIKA)



Jika kau bisa bertahan kala semua yang kau miliki
Hilang dan meninggalkanmu;
Jika kau dapat mempercayai dirimu ketika semua orang meragukanmu,
Sekaligus menghargai keraguan mereka;
Jika kau bisa menunggu dan tak pernah lelah menunggu,
Atau dibohongi, jangan pernah berbohong,
Atau dibenci, jangan beri jalan untuk kebencian,
Jangan pula terlihat terlalu baik, atau berbicara terlalu bijak;

Jika kau bisa bermimpi – dan tak menjadikan impian sebagai majikanmu;
Jika kau bisa berfikir – dan tak menjadikan fikiran sebagai tujuanmu;
Jika kau bisa menghadapi kejayaan dan bencana
Dan bersikap sama saat menghadapi keduanya;
Jika kau bisa mendengar kebenaran dalam kata-katamu
Diputarbalikkan untuk menjebak si bodoh,
Atau melihat hal-hal yang kau perjuangkan hancur,
Namun kau masih bisa membangunnya kembali;

Jika kau bisa menumpuk semua kemenanganmu
Dan mempertaruhkannya habis-habisan,
Lalu kalah, dan memulai dari awal lagi
Tanpa pernah menyebut kekalahanmu;
Jika kau bisa memaksa hati, keberanian dan ototmu
Untuk tetap berjuang setelah kekalahan,
Dan untuk bertahan ketika kau tak lagi memiliki apapun
Kecuali niat yang berkata, “Bertahanlah!”

Jika kau bisa berbicara pada banyak orang dan tetap bersikap baik,
Atau berjalan bersama sang raja – tanpa kehilangan kerendahan hati;
Jika musuh atau teman tak bisa menyakitimu;
Jika semua orang mengandalkanmu, dengan cara yang tak berlebihan;
Jika kau tetap bisa memenuhi satu menit penuh kemarahan
Dengan enam puluh detik ketenangan...

Maka bumi dan segala isinya adalah milikmu,
Dan – lebih dari itu – kau akan menjadi seseorang yang berguna, anakku!


[Puisi karya Rudyard Kipling, sumber: Reallionaire]

“CIPTAKAN KARIR HEBAT!” (2)



TEMUKAN TUJUAN! 
     Cara menyelamatkan atau mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan yaitu dengan memikirkan kembali pekerjaan itu secara keseluruhan, dan inilah 2 pola fikir kunci yang kita butuhkan:
1.      Jadilah Relawan, Bukan Karyawan
     Karyawan mempunyai deskripsi tugas, sementara relawan mempunyai tujuan. Deskripsi tugas bersifat eksternal dan karyawan menerimanya secara reaktif. Tujuan bersifat internal dan kita secara proaktif mengupayakan dengan sukarela. Relawan membuat keputusan berdasarkan hal terbaik yang seharusnya dilakukan untuk memperoleh hasil terbaik. Perbedaan mendasar antara karir hebat dan karir biasa saja adalah menemukan tujuan yang bisa kita lakukan dengan sukarela. Tujuan yang bermanfaat, apapun profesi kita. Selama belum menemukan tujuan pada pekerjaan kita maka kita tak akan menemukan gairah yang akan menjadikan kita karir hebat. 
2.      Jadilah Solusi, Bukan Masalah
    Tentu saja kita harus menjadi relawan yang berguna lengkap dengan solusi yang dibutuhkan atasan atau usaha kita. Mari berhenti berfikir peluang kita kurang atau tidak ada, peluang sebenarnya ada di mana-mana. Banyak pemberi kerja mengurangi pemasangan iklan lowongan kerja secara online bukan karena tidak ada lowongan tapi lebih karena kewalahan menerima lamaran pekerjaan. Mereka akan membuka lowongan dan merekrut jika kita merupakan solusi terbaik atas masalah yang harus mereka pecahkan. Ahli pemasaran David M. Scott berpendapat bahwa aturan lama tentang mencari pekerjaan mengharuskan kita menginterupsi orang dan mengatakan kepada mereka bahwa kita siap bekerja serta memaksa mereka membantu anda. Yang bisa kita lakukan adalah dengan menjadi pekerja pengetahuan sejati. Kita harus memiliki pengetahuan mendalam tentang kebutuhan yang diperlukan untuk pekerjaan tsb. Ahli blogger dan konsultan humas Steve Rubel mengatakan bahwa alat paling penting yang harus kita miliki dalam bisnis masa kini adalah rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan, jika kita kehilangan rasa ingin tahu, maka habislah kita!
     Kita semua mempunyai pelanggan dan masing-masing pelanggan mempunyai masalah yang perlu dipecahkan. Atribut kuncinya adalah ketertarikan kita pada masalah. Hasrat yang  mengharuskan kita mencari atau menjadi solusi dari masalah tsb. Dan kita melakukannya untuk mewujudkan suatu tujuan. Satu hal yang bisa dipastikan dalam bisnis adalah masalah tak pernah ada habisnya. Kenyataan tsb merupakan kunci relevansi kita. Kita menjadikan diri kita tak tergantikan dan menjadi masa depan dengan menjadi pemecah masalah yang dibutuhkan atasan atau usaha kita sendiri. Masalah yang kita hadapi bisa saja merupakan peluang terbesar kita untuk memberikan kontribusi yang hanya bisa diberikan oleh kita. Apapun pekerjaan kita, kita bisa menjadi seorang pekerja pengetahuan yang menggunakan fikiran kreatif kita untuk mengatasi masalah nyata sehari-hari. Itulah sebabnya, bursa kerja sebenarnya tidak terlalu penting, entah itu baik atau buruk tidak adanya. Jika pemberi kerja memandang kita sebagai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi, mereka akan menghargai kita, terlepas dari keberadaan bursa kerja. Namun kita harus mempunyai pola fikir seorang pemecah masalah, yang selalu terkesan pada tantangan baru. Herman Hesse mengemukakan apakah kita akan memperbarui dunia suatu hari nanti? Itu hal yang akan kita ketahui nanti. Tapi yang jelas kita harus memperbarui diri sendiri setiap hari!

BERIKAN KONTRIBUSI TERBAIK
     Jika kita telah mengetahui kekuatan dan tujuan kita telah siap menulis pernyatan kontribusi. Pernyataan tsb akan memberi arahan untuk segala hal yang kita lakukan dalam pekerjaan kita saat ini, nanti dan bahkan seluruh kehidupan profesional kita.
    Mungkin kita berfikir tak banyak yang bisa kita kontribusikan? Mungkin kita telah berusaha mendapat pekerjaan namun ditolak? Mungkin merasa tidak dihargai di tempat kerja? Merasa terlalu muda atau terlalu tua? Merasa tidak penting untuk memberikan kontribusi? Atau merasa dijauhi dan frustasi karena jalur karir kita terhambat?
    Perbedaan mendasar antara paradigma pencari kerja dan paradigma kontributor adalah seorang pencari kerja menganggap dirinya sedang menyodorkan produk, sedangkan kontributor berusaha memberikan solusi. Nah mengubah paradigma dari pencari kerja yang tak berdaya ke kontributor dahsyat adalah tantangan terbesar kita saat ini.
Coba bayangkan kita sedang menahkodai kapal besar yang berlayar dengan kecepatan tinggi, kita pengemudi yang mengendalikan arah kapal. Bagaimana mungkin seorang yang kecil mampu mengubah arah sesuatu yang sangat besar? Tentu saja bisa! Untuk mengubah arah kapal kita harus menggerakkan roda kemudi yang mengendalikan rudder kapal, namun ukuran rudder bisa sangat besar, pada beberapa kapal besarnya hingga 10 tingkat. Lalu bagaimana bisa menggerakkan rudder  sebesar itu? rudder kedua berukuran kedil yang dinamakan trim tab, yang dipasangkan pada rudder besar. Dengan kecanggihan teknologi, ketika trim tab mengayun ke satu sisi tercipta ruang hampa yang menarik rudder. Ukuran trim tab kecil jika dibandingkan dengan ukuran dan bobot kapal namun trim tab dapat menetukan arah kapal.
Mengapa kontribusi kecil kita bisa memberikan dampak pada organisasi?
Karena prinsip trim tab itu tadi.
     Sebenarnya kita adalah kekuatan kreatif pekerjaan atau kehidupan kita sendiri. Entah apa peran yang kita mainkan dan di mana kita berada, kita bisa menjadi trim tab dan kontribusi kita bisa membuat perbedaan. Kita hanya perlu berfokus pada pada hal-hal yang bisa kita lakukan (kontribusikan) dan berhenti mengeluh. Kita tidak perlu mempunyai pekerjaan yang paling mendebarkan untuk memberikan kontribusi besar dan mencintai pekerjaan kita. Oliver W. Holmes berkata bahwa setiap panggilan jiwa adalah hal yang baik asalkan dilakukan dengan baik pula.
Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan untuk menjadi trim tab, melampaui deskripsi tugas kita dan memberi dampak luar biasa di tempat kita berada; atau hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain atas kegagalan atau ketidakmampuan kita. Silahkan pilih mana yang terbaik!
     Sekarang mari kita tulis pernyataan kontribusi kita. Pernyataan kontribusi seperti pernyataan misi hidup namun mendefinisikan tujuan tinggi yang ingin kita lakukan dan apa yang ingin kita capai dalam karir atau peran kita saat ini.
Berikut tahapan menulis  Pernyataan Kontribusi:
1.      Tulis penghormatan untuk seseorang yang berpengaruh
2.      Tulis penghormatan yang kita inginkan untuk diri kita sendiri
3.      Tinjau kekuatan kita
4.      Tinjau tujuan kita
5.      Tulis rancangan pernyataan kontribusi kita
6.      Bagikan/ lakukan pernyataan kontribusi anda

DAPATKAN/ CIPTAKAN PEKERJAAN YANG KITA INGINKAN!
     Setelah menulis pernyataan kontribusi kita harus mewujudkannya.
     Ketika kita baru dipecat kita biasanya langsung patah semangat, sulit untuk bangkit dan mencari kerja kembali. Jika kita mampu menguasai diri dan tetap tegar pada masa sulit, kita mulai menghimpun kesuksesan. Kemungkinan besar kita akan mendapatkan atau menciptakan pekerjaan yang kita inginkan.
    Ciptakan paradigma kemandirian dalam diri, kita adalah produk pilihan kita sendiri! Kita bisa memilih menciptakan masa depan kita sendiri. Perbedaan antara paradigma ketergantungan dengan kemandirian sangat fundamental, yaitu perbedaan antara membiarkan masa depan terjadi dengan sendirinya atau mengambil kendali atas masa depan kita sendiri. Perbedaan antara tetap menjadi budak perasaan kita atau sebaliknya, menjadi tuannya. Karenanya kita harus mengubah paradigma kita dari seorang yang sering bergantung pada orang lain dan tak berguna menjadi orang yang mandiri dan berkapasitas penuh.
     Bagaimana jika tidak ada yang menanggapi telephone, email atau proposal kerja kita? Bagaiman jika atasan belum siap melihat kita menduduki peran yang baru atau diperluas? Bagaimana jika kita tidak berada pada posisi untuk menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang mereka pedulikan? Bagaimana jika rintangan untuk kesuksesan kita terlihat sangat besar?
    Jika demikian maka kita harus bekerja di lingkaran pengaruh kita bukan lingkaran kepedulian. Bayangkan lingkaran yang berisi semua rintangan terhadap kesuksesan kita, itu adalah lingkaran kepedulian kita. Kemudian bayangkan lingkaran lain yang lebih kecil yang berada di dalam lingkaran kepedulian. Lingkaran tsb berisi orang, pengetahuan, alat dan modal yang bekerja dengan kita. Nah itulah lingkaran pengaruh kita. Saat ini mungkin lingkaran tsb sangat kecil namun jika kita mencurahkan energi untuk menumbuhkan lingkaran pengaruh kita dibanding hanya sekedar menghamburkan energi mencemaskan lingkaran kepedulian, kekuatan kita untuk membangun karir akan tumbuh.
     Masa-masa sulit akan memberi kita peluang. Semakin sulit keadaan, semakin pelik permasalahan, dan semakin kita berfokus pada solusi, maka semakin berharga kita. Percayalah jika kita bisa membantu orang lain – atasan, rekan atau siapapun itu – meraih kemenangan, maka kemungkinan kita meraih kemenangan akan semakin besar.

      Hal-hal penting lain yang diajarkan oleh Covey dan Colosimo – yang tidak mungkin saya uraikan semua di sini – antara lain:
1.      Membangun komunitas dan berkontribusi pada komunitas, dengan cara:
a.      Mengidentifikasi anggota komunitas
b.      Menciptakan akun bank emosi dengan setiap anggota komunitas
c.       Menciptakan ruang sendiri di internet
d.      Mempraktekkan sinergi
Ingatlah, Tim yang sangat Sinergis dapat menciptakan solusi yang bahkan tak terfikir oleh seorang Genius!
2.      Membuat CV dan surat lamaran yang baik agar terlihat
3.      Bagaimana agar berhasil dalam wawancara pekerjaan

     Jika  ingin mengetahui selengkapnya saya sarankan untuk melahap semua isi buku “Great Work Great Career” karya Stephen R. Covey dan Jennifer Colosimo. Dijamin gak bakalan rugi deh! J

PENUTUP
     Beberapa orang harus mendaki gunung dari bawah, sementara yang lain bisa mencapai puncak dengan helikopter. Kita adalah paket bakat, hasrat dan nurani unik yang tidak ada di tempat lain. Kita bisa menentukan jalan kita sendiri untuk mencapai puncak gunung. Meskipun perjalanan kita mungkin akan terhambat atau mengalami kemunduran namun ingatlah selalu bahwa kekuatan yang kita dapatkan saat menempuh jalan kita sendiri akan mengimbangi kelemahan orang yang mendapat jalan mudah yang mencapai puncak tanpa hambatan. Biasanya orang yang terbiasa mendapat kemudahan tidak mempunyai kekuatan karakter dan kemampuan. Berbeda dengan orang yang biasa mengatasi kekuatan, dia akan berkinerja lebih baik dan menempuh karir yang lebih bermakna daripada yang mendapat kemudahan tsb.
       Jika belum mendapatkan waktu untuk wawancara atau belum berhasil meyakinkan orang-orang yang tepat bahwa kita mampu, maka kita harus tetap membenahi diri. Jika atasan tidak memperhatikan kemampuan kita, mulailah bekerja dalam lingkaran pengaruh dan perhatikan bagaimana lingkaran tsb akan membesar dan terus membesar dan membangun karir hebat yang kita inginkan.
     Mari kita bebaskan diri kita. Kita tidak sedang mencari pekerjaan namun sedang mencari masalah signifikan untuk diatasi dan itu merupakan peluang untuk diungkit. Kita mencari profesi yang kita cintai dan yang akan menghasilkan. Kita bukan hanya sekedar deskripsi tugas yang berkaki. Kita seorang manusia yang berfikir dan kreatif yang mempunyai bakat unik serta tak tergantikan. Kita bisa memberikan kontribusi yang tak bisa diberikan orang lain.
     Jim Collins, seorang pemikir bisnis terkemuka mengamati, kita tidak mungkin mempunyai kehidupan hebat kecuali kehidupan kita berarti. Dan sulit mempunyai kehidupan berarti tanpa mempunyai pekerjaan berarti bukan? Tak penting sebenarnya pekerjaan kita apa, karir kita akan hebat jika kita menjadikannya hebat.

     Sudah siapkah kita meraih karir hebat tsb? Semoga sukses untuk kita! 
  
--------------------------the end------------------------------

    Saya tunggu komentar, kritik dan saran teman-teman ya... Terima kasih! 


[Sumber: “Great Work Great Career” by Stephen R. Covey dan Jennifer Colosimo]

  
“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain ALLAAH itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain ALLAAH itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi ALLAAH, dan sembahlah DIA dan bersyukurlah kepada-NYA. Hanya kepada- NYA-lah kamu akan dikembalikan.”
(QS. Al ‘Ankabuut: 17)

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan ALLAAH kepadanya. ALLAAH tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang ALLAAH berikan kepadanya. ALLAAH kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
(QS. Ath-Thalaaq: 7)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLAAH adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. ALLAAH melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang DIA kehendaki. Dan ALLAAH Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 261)

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang ALLAAH menjadikan untukmu ampunan daripada-NYA dan karunia. Dan ALLAAH Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengatahui.”
(QS. Al-Baqarah: 268)