| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Thursday 24 July 2014

JARINGAN ZIONIS ISRAEL DI INDONESIA

    Banyak orang Indonesia yang  menjadi bagian dari jaringan Zionis Israel, termasuk dari kalangan tokoh-tokoh Islam. Beberapa orang bahkan menghadiri hari ulang tahun kemerdekaan Zionis Israel di Singapura. Dengan menghadiri kemerdekaan Zionis-Israel secara tidak langsung mereka memberikan pengakuan eksistensi Zionis-Israel atas pendudukan tanah Palestina yang dirampasnya sejak sebelum kemerdekaan tahun 1948. Bukan sekali ini saja orang Indonesia berkunjung ke Kedutaan Israel di Singapura, karena Singapura menjadi pintu bagi orang ataupun kelompok yang ingin menjadi bagian penting Zionis Israel di Asia. 
     Di tahun 2007 tanggal 8 Desember, Jerusalem Post pernah memberitakan lima orang tokoh yang mewakili Ormas Islam Indonesia (Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah) yang menghabiskan waktu selama seminggu di Israel. Mereka bertemu dengan berbagai tokoh puncak Zionis Israel termasuk Presidennya kala itu yaitu Shimon Peres. Wajar saja karena kunjungan mereka disponsori oleh Simon Wiesanthal Center dan LibForAll Foundation.
Tokoh Muhammadiyah yang pernah berkunjung ke Israel diantaranya Syafiq Mugni selaku Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dari PP Muhammdiyah Dr. Habib Cirzin pun pernah berkunjung ke Israel.
Saat bertemu dengan Shimon Peres, Syafiq Mugni menghadiahkan sebuah tutup kepala yang disebut Kippa bertuliskan kata Shalom, yang dalam bahasa Ibrani berarti kedamaian. Para tamu Indonesia bahkan tampak gembira ketika Peres langsung memasang kippa tersebut di kepalanya.

      Mereka melanjutkan pembicaraan dengan berbagai topik, termasuk ekonomi, politik, agama dan perayaan hari jadi  Israel ke 60 bulan Mei 2008. Bahkan kemungkinan membuka hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Shimon Peres mengungkapkan, Israel berbahagia bisa berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para pemimpinnya. Peres akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke-60 bulan Mei 2008. Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan musuh Israel bukanlah Islam tapi "teror". 

  Syafiq Mugni menjelaskan tentang perkembangan ekonomi, demokrasi dan sistem pendidikan di Indonesia. Syafiq berharap Muslim Indonesia lebih toleran, meski sebagian juga masih ada yang menentang demokrasi. Sementara itu, Wakil NU Abdul A'la mengakui masih ada kelompok kecil "ekstrimis" Muslim di Indonesia.

     Selain itu, delegasi Ormas NU dan Muhammadiyah dengan ditemani Kepala Wiesenthal Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan CEO LibForAll Foundation,  C.C. Holland Taylor, ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.
LibForAll Foundation disebut-sebut sebagai lembaga Zionis yang berkedok Liberalisme dan Pluralisme di Indonesia. Kelompok ini banyak berhubungan dan berkolaborasi dengan berbagai Ormas Islam di Indonesia dengan tujuan membangun hubungan lebih inten dengan Zionis Israel.

      Sudah bukan rahasia lagi bahwa ada kedekatan antara Israel dengan Alm. Abdurrahman Wahid – yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. Di masa pemerintahan beliau Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Gus Dur bertemu dengan Presiden Shimon Peres dan menjadi anggota Yayasan Institute Shimon Peres. Bapak Pluralisme – julukan dari Presiden SBY – bahkan pernah mendapat hadiah Medali Keberanian (Medal  of Valor) dari Yahudi Internasional 6 tahun silam (6 Mei 2008). Upacara penganugrahan baerlangsung meriah di Beverly Wilshire Hotel, 9500, Wilshire Blvd, Beverly Hills, Los Angeles, California, USA.
Acara tersebut dihadiri beberapa tokoh terkemuka Yahudi dari seluruh Amerika Serikat, termasuk bintang film Will Smith.

      Itu hanyalah bagian kecil saja dari cerita besar tentang Israel’s connection di Indonesia. Pada jamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia juga mempunyai hubungan dekat dengan Zionis Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro. Meski Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel tetapi hubungan berjalan di segala bidang, termasuk bidang perdagangan dan teknologi. Pernah menjadi perbincangan hangat saat perusahaan Israel memenangkan tender perusahaan telekomunikasi di Indonesia (Indos*t).

     Berita tentang kedatangan sejumlah Warga Negara Indonesia dalam upacaya hari ulang tahun kemerdekaan negeri Zionis Israel di Singapura di atas hanyalah puncak gunung es. Sebenarnya jaringan Israel’s connection telah mengakar cukup dalam, bahkan sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya jaringan Israel’s connection di Indonesia.  Di daerah lain pun dapat ditelusuri jejak-jejak keberadaan mereka, baik melalui bangunan-bangunan bekas sinagog maupun ajaran serta orang-orang yang mempunyai hubungan dengan mereka.

RELATED POSTS:






[Sumber: voa-islam.com]


GELIAT YAHUDI DARI MASA KE MASA


YAHUDI DI JAMAN RASULULLAAH SAW.
     Sejak Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah benih-benih ketidaksukaan orang-orang Yahudi mulai muncul, apalagi setelah Rasulullaah SAW. menguasai kota Madinah. Meski telah membuat perjanjian damai, orang-orang Yahudi di Madinah baik dari Bani Qoinuqa, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah berkali-kali mengkhianatinya bahkan melakukan permusuhan terhadap Rasulullaah SAW. dan kaum muslimin.
Konflik terjadi antara umat Isam dengan Yahudi Bani Nadhir. Setelah perang Uhud Rasulullaah SAW. dan umat muslim mendatangi perkampungan Bani Nadhir untuk meminta denda (diyat). Hal tersebut dilakukan sesuai perjanjian yang telah dibuat, jika ada anggota masyarakat Madinah yang terbunuh, mereka dikenakan denda. Di depan Muhammad SAW. mereka menyanggupi permintaan tersebut. Tetapi ketika Rasulullaah SAW. sedang duduk bersandar di sebuah dinding rumah, sekelompok Yahudi Bani Nadhir merencanakan percobaan pembunuhan, yakni dengan menjatuhkan batu dari atas rumah tempat Rasulullaah SAW. duduk. Namun dengan pertolongan Allaah SWT. melalui perantara Malaikat Jibril kejadian tersebut diberitahukan kepada Rasulullaah SAW. dan beliau diminta pulang ke Madinah. Kemudian beliau datang lagi bersama sahabat yang lain mengusir Yahudi Bani Nadhir dari Madinah.

     Adapun Bani Quraidhah mengkhianati Rasulullaah SAW. dalam Perang Ahzab. Pada waktu Perang Ahzab Rasulullaah SAW. menghadapi musuh dari luar Madinah, pasukan kafir Quraisy bersekutu dengan yang lain menghadapi Rasulullaah SAW. dan sahabatnya. Sedangkan di dalam Madinah, Yahudi Bani Quraidhah dan orang Munafik mengkhianati umat Islam. Maka setelah Perang Ahzab usai dan kemenangan berada di pihak umat Islam, Allah memerintahkan umat Islam untuk menyerang Bani Quraidhah, dan merekapun berhasil dilumpuhkan meskipun sebagiann ada yang melarikan diri. Puncaknya umat Islam berhasil menghilangkan gangguan kaum Yahudi Madinah dengan berhasil mengalahkan mereka di Khaibar.

YAHUDI DI JAMAN MODERN
      Perjanjian-perjanjian yang dilakukan oleh bangsa Yahudi dengan para pemimpin negara-negara muslim selalu saja merugikan kepentingan umat Islam. Perjanjian Camp David contohnya, yang dilakukan pemerintah Mesir dengan bangsa Yahudi mengakibatkan Mesir menderita kerugian moril dan materiil yang sangat banyak. Begitu juga perjanjian Gaza dan Arikha yang dilakukan antara PLO dengan Yahudi.
       Pembantaian Zionis Israel atas warga Palestina akan terus terjadi. Tidak hanya terjadi di tahun 2014 ini yang menjadi perhatian dunia internasional termasuk Indonesia. Seperti kita tahu bahwa pendudukan Zionis Israel atas Palestina sudah terjadi sangat lama. Dan begitupun kejadian pembantaian warga baik pejuang, warga sipil, pemuda, ibu serta anak-anak Palestina menjadi pemandangan yang biasa tiap harinya bagi penduduk di sana. Karenanya syahid menjadi cita-cita yang paling banyak dan memang paling mulia bagi rakyat Palestina. Hampir tiap hari selalu ada mujahidin-mujahidin syahid dan digotong jenazahnya untuk dikebumikan, mereka diantar beramai-ramai penduduk Palestina. Bahkan dari kalangan lain pun berbondong-bondong untuk membantu perjuangan mereka untuk bertahan mempertahankan tanah airnya melalui berbagai cara, dan tidak hanya sesekali Zionis Israel mencegah berbagai bantuan datang. 
     Tragedi berdarah pernah terjadi pada Senin 22 Juli 2002. Pada malam penuh duka tersebut militer rezim Imperialis Israel menggempur kampung El Durj di Gaza dengan menggunakan pesawat F16 buatan Amerika Serikat. Sebuah adegan pembantaian kemanusiaan secara keji dan biadab ini mengakibatkan 17 warga Palestina gugur, 3 di antaranya wanita dan 11 lainnya anak-anak. Ditambah Asy-Syahid Saalah Shahadah, seorang pendiri dan pemimpin umum Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Aksi pembantaian tersebut juga melukai 176 warga, 115 di antaranya dalam kondisi kritis.
Pada hari Senin, 22 Maret 2004, pemimpin Spiritual Hamas Sheikh Ahmad Yasin mendapat giliran keganasan Yahudi. Beliau syahid.
Mantan PM. Israel Begin dengan entengnya berujar, ”Warga Palestina itu hanya sekedar kecoa-kecoa yang harus dienyahkan.”

YAHUDI DI INDONESIA
     Menurut berbagai hasil kajian, pengamatan dan literatur menyebutkan bahwa masuknya Yahudi ke Indonesia berbarengan dengan masuknya penjajah Belanda ke Indonesia, yakni melalui jalur bisnis. Kita kenal jalur bisnis Belanda dengan nama VOC.
Cengkraman Yahudi di masa Orde Baru pun semakin kokoh. Tim ekonomi Indonesia dikuasai oleh orang-orang yang berkiblat pada barat, dimana IMF dan Bank Dunia menjadi pilar utamanya dalam ekonomi. Kelompok mereka dikenal dengan nama Mafia Barkeley. Bahkan, dominasi penguasaan tim ekonomi itu terjadi sampai sekarang.
[Insya allaah jika masih diberi kesempatan, saya akan mengulasnya nanti di postingan saya selanjutnya. Mohon ditunggu.]

YAHUDI DI AKHIR JAMAN
     Tetapi taqdir Allaah SWT. akan menggiring mereka pada satu tempat di bumi Palestina untuk dihancurkan oleh tentara-tentara Allaah. “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allaah ini yahudi dibelakangku, kemari dan bunuhlah ia’; kecuali pohon Gorqhod* karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim).
Perang antara haq dengan yang bathil, kebenaran dengan kejahatan, kebaikan versus kedzaliman akan mencapai puncaknya pada hari itu; kaum muslim akan berhadapan dengan kaum yahudi. Jika menurut zionis israel mereka akan dipimpin Messiah (Christ), sejatinya kaum yahudi akan dipimpin Dajjal (Anti-Christ). Dajjal akan kalah oleh Nabi Isa AS. (dalam Kristen disebut Yesus atau Christ). Ada satu lagi sosok yang akan muncul di hari akhir, perang akhir jaman yang dikenal dengan berbagai sebutan diantaranya Armageddon, Maranatha, Second Coming; yaitu Imam Mahdi, di mana beliau akan memimpin sholat umat muslim, termasuk Isa AS. menjadi makmumnya.


*POHON YAHUDI (POHON GHORQOD)
     Pohon Ghorqod (Nitraria Retusa) merupakan tanaman sejenis semak berdaun kecil-kecil dan lebat, dengan ranting yang banyak dan batang yang tidak terlalu tinggi. Ketika kecil pohon ini hanya berupa semak yang kecil, mustahil untuk dijadikan tempat bersembunyi. Akan tetapi ketika sudah besar, tanaman ini memiliki batang yang cukup kokoh untuk bisa dipanjat dan rerimbunan dedaunannya sangat lebat sehingga bisa dipakai sebagai tempat bersembunyi.
Zionis-Israel telah melakukan penanaman pohon Ghorqod sejak lama. Bahkan Yahudi seluruh dunia sangat dianjurkan untuk berpartisipasi secara aktif menanami pohon jenis ini di wilayah pendudukan Zionis-Israel di tanah Palestina. Website Jewish National Fund (jnf.org) dalam bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate) di akhir tahun 2007 telah mengumumkan jika di tanah Palestina yang dikuasai Israel telah ditanami lebih dari 220 juta batang pohon ghorqod. Situs tersebut juga mengiklankan bahwa siapa saja bisa untuk membeli pohon ghorqod dan menyumbangkannya untuk ditanami di wilayah pendudukan. Satu batang pohon dihargai US $18 dan barang siapa membeli dua batang akan diberi bonus satu batang. Bahkan sistem pembayarannya pun bisa melalui kartu kredit. Selain itu untuk pengepakan dan pengirimannya pun bisa dipilih lewat berbagai metode.

RELATED POSTS:




[Sumber: islampos.com, khazanah trans7]



ZIONIS ISRAEL HANCURKAN MASJIDIL AQSHA

     Sejak tujuh tahun silam (Selasa, 6 Februari 2007) Zionis Israel telah secara terang-terangan memulai proyek penghancuran Masjidil Aqsha yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam sedunia. Jika sebelumnya mereka melakukan hal ini secara diam-diam dan menyangkalnya dengan berbagai dalih, namun pada hari itu mereka telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka memang berniat menghancurkan masjid yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum Muslimin ini. Upaya Zionis Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha telah lama diketahui dunia. Keinginan mereka untuk membangun kembali Haikal Sulaiman (The Solomon Temple) di atas reruntuhan Masjidil Aqsha menjadi alasan utama mereka.  

HAIKAL SULAIMAN
     Haikal Sulaiman diyakini dibangun tahun 960 SM oleh Nabi Sulaiman A.S. 370 tahun kemudian bangsa Babylonia menginvasi Yerusalem dan menghancurkan kuil tersebut. Setelah itu tentara Persia yang dipimpin Cyrus merebut Yerusalem dari tangan Babylonia dan membangun kembali Haikal Sulaiman. Di tahun 70 M pasukan Romawi menyerang Yerusalem dan menghancurkan kembali Haikal Sulaiman sampai rata dengan tanah.

    Abad demi abad terus berjalan namun cita-cita Zionis Yahudi untuk membangun kembali Haikal Sulaiman terus terpelihara dengan baik di dalam memori bangsanya. Tahun 1897 di Bassel, Swiss, gerakan Zionisme Internasional menyelenggarakan kongresnya yang pertama. Memori ini menemukan momentumnya dan Theodore Hertzl menyerukan agar semua Yahudi Diaspora berbondong-bondong memenuhi Tanah Palestina yang disebutnya sebagai “Promise Land” (Tanah yang dijanjikan).

     Kaum Zionis secara sepihak mengklaim bahwa di bawah tanah Masjidil Aqsha inilah Haikal Sulaiman berdiri. Mereka mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali menghancurkan Masjidil Aqsha dan kemudian membangun kembali Haikal Sulaiman di atasnya. Bagi kaum Zionis, Haikal Sulaiman merupakan pusat dari dunia, bukan Mekkah, bukan pula Vatikan. Haikal Sulaimanlah pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa. Keyakinan ini bukan tanpa landasan. Dalam keyakinan Yudaisme yang sesungguhnya telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa A.S., bangsa Yahudi meyakini bahwa suatu hari nanti seorang Messiah (The Christ) akan mengangkat derajat dan kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia. Kehadiran Mesiah inilah yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina. Namun hal ini menjadi perdebatan utama di kalangan Yahudi antara yang Pro-Zionis dengan yang Anti-Zionis.  Bagi yang Pro-Zionisme mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya dan menjalankan Satu Pusat Pemerintahan Dunia (One World Order). Sedangkan bagi kaum Yahudi Anti-Zionisme, Messiah sendirilah yang akan datang dan memimpin pembangunan kembali Haikal Sulaiman.
       Mengenai benar tidaknya lokasi bekas reruntuhan Kuil Sulaiman tepat berada di bawah Masjidil Aqsha, para sejarawan pun masih berbeda pendapat. Beberapa peneliti bahkan meyakini bahwa wilayah bekas berdirinya Kuil Sulaiman tersebut sesungguhnya berada di luar kompleks Masjidil Aqsha.

     Sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967, kaum Zionis selalu berupaya merusak Masjidil Aqsha. Tahun 1969 sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini. Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis. Tidak hanya itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh. Akibatnya sekarang ini banyak pondasi masjid yang sudah rapuh.

     Sekarang pun Zionis telah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Mereka tidak lagi mengeluarkan dalih macam-macam. Apakah ini merupakan tanda bahwa mereka sudah yakin bahwa sebentar lagi Messiah yang dinanti-nantikan akan segera datang?

DATANGNYA MESSIAH
     Menyongsong berdirinya Kuil Sulaiman, Presiden Zionis Israel Moshe Katsav melayangkan sepucuk surat kepada Perdana Menteri Vatikan yang berisi permintaan agar Tahta Suci Vatikan mengembalikan seluruh harta karun dan benda-benda berharga yang kini memenuhi kompleks Tahta Suci kepada mereka. Kaum Zionis masih ingat betul ketika di tahun 70 M pasukan Romawi menyerbu Yerusalem dan memboyong banyak harta karun dari Kuil Sulaiman dan membawanya ke Vatikan.
Meskipun harta karun telah dikembalikan, masih ada satu syarat lagi menjelang hadirnya Messiah yaitu mereka harus menemukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak. Untuk syarat ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Di tahun 1997 melalui suatu proses rekayasa genetika, mereka telah mendapatkan seekor sapi dengan ciri-ciri tersebut.
Hanya saja mereka masih terbentur satu persyaratan lagi, yaitu penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki Bukit Zaitun. Sedangkan daerah ini sekarang belum bisa dijajah Zionis Israel seperti wilayah Palestina lainnya. Kaki Bukit Zaitun masih berada di tangan yang berhak, yakni bangsa Palestina. Karenanyalah kaum Zionis terus berupaya mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.

     Demi mencapai tujuannya, kaum Zionis memperdaya musuh-musuhnya yakni umat Kristen dan kaum Muslimin. Untuk memperdaya umat Kristiani, kaum Zionis menyusupkan nilai-nilai Talmud ke dalam Bibel seperti yang terjadi pada Injil Scofield atau Injil Darby. Bahkan Injil Versi King James sebagai Injil resmi Barat pun demikian. Makanya menjadi sangat wajar jika sekarang ini sikap politik umat Kristiani seolah sama sebangun dengan kaum Yahudi. Padahal di dalam banyak ayat-ayat Talmud, kaum Yahudi  begitu keras permusuhannya terhadap Kristen dan Yesus.
Keyakinan Injil juga menyebutkan tentang hadirnya The Christ kembali ke muka bumi, yang disebut The Second Coming atau Maranatha, dalam wujud Tuhan seutuhnya. Kaum Yahudi menggiring opininya bahwa Maranatha tidak akan terjadi sebelum Haikal Sulaiman berdiri kembali di Yerusalem. Kesamaan pandangan inilah yang membuat orang-orang Kristen mendiamkan ulah kaum Zionis yang hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Orang-orang Kristen ini telah terbius dengan retorika dan racun Zionis sehingga tidak bisa bersikap kritis dan mereka lupa bahwa salah satu agenda utama Zionis adalah meruntuhkan Tahta Suci Vatikan dan memindahkannya ke Yerusalem.
      Dari sisi hukum internasional pun upaya penghancuran Masjidil Aqsha tidak bisa dibenarkan. Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 242 dan beberapa resolusi lainnya, rezim Zionis Israel wajib melindungi masjid ini dan menuntut Zionis agar mundur dari seluruh wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, serta menyerahkan wilayah itu kepada penduduk aslinya yaitu rakyat Palestina. Namun kenyataannya resolusi ini tidak dijalankan sebagaimana mestinya.

     Menurut keyakinan Zionis, jika Messiah sudah bertahta di atas singgasana Haikal Sulaiman maka Messiah akan memimpin kaum Yahudi untuk memerangi siapa pun yang tidak mau tunduk pada The New World Order, yaitu Yahudi itu sendiri.

RELATED POSTS:




[Sumber: eramuslim.com]


Friday 18 July 2014

SEJARAH PALESTINA

       Palestina adalah sebuah nama untuk menyebut wilayah barat daya Negeri Syam. Sebuah wilayah yang terletak di bagian barat Benua Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di titik strategis karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika, disamping sebagai sentra yang mempertemukan wilayah dunia Islam.
Nama klasik yang terkenal untuk sebutan negeri ini adalah “Tanah Kan’an” karena yang pertama kali bermukim di sini yang dikenal dalam sejarah adalah bangsa Kan’an, mereka datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun Sebelum Masehi (SM). Adapun nama Palestina sendiri diambil dari salah satu bangsa-bangsa pelaut, kemungkinan mereka datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad ke 12 SM. Nama ini ditemukan di ukiran Mesir dengan nama “Ba Lam Sin Ta, PLST”. Adapun penambahan Nun “N” kemungkinan untuk menunjukan kata jamak (plural). Mereka bermukim di wilayah-wilayah pesisir dan berasimilasi dengan orang-orang Kan’an dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun orang-orang Kan’an memberikan nama buat tanah wilayah tersebut dengan nama mereka (orang-orang Palestina).

     Mengenai bentuk dan batas-batas wilayah Palestina pada jaman dahulu belum dikenal secara konkrit seperti sekarang, kecuali pada masa penjajahan Inggris atas Palestina tahun 1920-1923 M. Dalam perjalanan sejarahnya, penetapan batas wilayah ini terkadang menyempit dan meluas namun secara umum ada hal yang konstan tentang wilayah ini bahwa ia tetap terletak di antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Jordan sebagai bagian dari wilayah negeri Syam.
Sangat sulit menetapkan batas-batas wilayah Palestina secara historis namun akan dibahas sekilas tanda-tanda perkembangan historis terpenting bagi batas-batas ini. 
Pada masa Bizantium sampai pertengahan abad IV Masehi, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga daerah administratif, yakni:
1.  Palestina I
     Batas wilayah ini meliputi sebelah utara mulai dari selatan Gunung Karmel dan Padang Ibnu Ameer, sebelah selatan berupa garis yang membentang dari selatan Rafah ke arah timur sampai pertengahan Laut Mati. Perbatasan timur wilayah ini meliputi bagian-bagian timur Yordania, garis perbatasannya melewati selatan Bisan dan membelah Sungai Yordan yang mengelilingi wilayah antara Ajlon untuk sebelah utara dan ujung Laut Mati untuk sebelah tenggara. Yang menjadi jantung Palestina I ketika itu adalah Kota Qasariyah yang meliputi kota Al-Quds, Nablus, Yafa, Gaza dan Asqalan.
2.  Palestina II
      Wilayah ini meliputi pegunungan El-Jalil, Maraj Ibn Ameer dan dataran-dataran tinggi yang membentang ke arah timur dari Danau Thabriyah, yaitu wilayah-wilayah bagian timur Yordania dan Syria (Suriyah) sekarang ini.
3.  Palestina III
      Wilayah ini mencakup daerah-daerah yang terletah di sebelah selatan garis Rafah - Laut Mati, sampai Teluk Aqabah. Wilayah ini berpusat di kota Al-Betraa yang sekarang ini terletak di wilayah bagian timur Yordania.

      Ketika Palestina masuk di bawah pemerintahan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab Radiyallahu ‘Anhu maka dianggap sebagai bagian dari Negeri Syam. Saat itu negeri Islam dibagi menjadi tujuh wilayah dan Syam adalah salah satu dari ketujuh wilayah tersebut. Pada masa Khulafaur Rasyidin, secara administratif Negeri Syam terbagi menjadi beberapa kota administratif, yakni Kota Administratif Himsh, Damaskus, Palestina dan Yordania.

      Sedang pada masa kekhalifahan Bani Umayah ditambah kota administratif yang kelima, yaitu Kota Administratif Qanisrain. Wilayah kota administratif Palestina membentang dari Rafah yang berbatasan dengan Sinai sampai ke El-Lajun, yakni sebuah kota yang terletak setelah 18 km barat laut kota Jenin. Wilayah administratif Palestina beribukotakan Alladu sampai akhirnya Sulaiman bin Abdul Malik menjadi wali wilayah ini pada masa kekhalifahan saudaranya, Khalifah Alwalid bin Abdul Malik, pada tahun 86-97 Hijriah. Kemudian Sulaiman memerintahkan pembangunan kota Remlah yang kemudian menjadi ibukota wilayah ini.

      Selanjutnya Palestina menjadi wilayah yang terlepas pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, tepatnya setelah masa pemerintahan Abu Abbas al Sifah dengan Remlah tetap menjadi sentral pemerintahan. Setelah berdiri sendiri Palestina terbagi menjadi 12 Kurah (kota), yakni Remlah, Eilia (Al-Quds), Amwas, Alladdu, Yabna, Yafa, Qaisariya, Nablus, Sabastiyan, Asqalan, Gaza, Beit Jabrain serta bergabung ke dalamnya wilayah pinggiran, Zagar, Diyar Qaum, Lud, Syara dan pegunungan hingga Aila di Teluk Aqabah.
Adapun Kota Administratif Yordania, berdasarkan fakta-fakta kontemporer, sekarang ini menjadi bagian wilayah timur Yordania, wilayah utara Palestina dan selatan Lebanon. Ketika itu Yordania merupakan kota anministratif terkecil dari negeri Syam yang berpusat (ibukota) di Thabriya, yang terdiri dari 13 Kurah. Yaitu Thabriya, Samira, Bisan, Fuhl, Jursy, Beit Ras, Jadr, Abil, Susiya, Shafwariya, Aka, Qadas (utara Shafad) dan Shur.

      Pada masa pemerintahan Mamalik (tahun 1250-1517) secara administratif Negeri Syam terbagi menjadi beberapa wilayah perwakilan (niyabah). Wilayah Palestina terdiri dari tiga niyabah, yakni Shafad, Al-Quds dan Gaza. Niyabah Shafad meliputi wilayah dari utara Palestina dan selatan Lebanon sampai ke sungai Lithani. Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di Syam (tahun 1516-1918) negeri ini terbagi menjadi tiga iyalah (distrik), yakni Iyalah Damaskus, Halb dan Tharablus. Setiap iyalah terdiri dari beberapa daerah administratif yang disebut sanajiq. Ketika itu Sanajiq Nablus, Gaza, Al-Quds, Lajun dan Shafad berada dalam iyalah Damaskus. Sanajiq Nablus meliputi bagian-bagian wilayah timur Yordania. Ketika dibentuk iyalah baru Shaida pada tahun 1660, masuk dalam distrik ini wilayah Shafad yang kemudian sentral pemerintahan berpindah  ke Aka pada tahun 1777. Setelah itu turut bergabung dalam Iyalah Shaida kota Al-Quds, Nablus dan Balqa. Dan ketika terbit sistem kewilayahan baru pada tahun 1864 Iyalah Shaida bergabung dalam wilayah (propinsi) Syria/ Suriah. Dan ketika dibentuk wilayah (propinsi) Beirut pada tahun 1887, Aka, Balqa dan tiga kota lainya terpisah dari wilayah Suriah membentuk propinsi-propinsi (wilayah) baru. Wilayah Beirut membentang sampai penghujung jalan antara Nablus dan Al-Quds yang mencakup kota Aka dan Balqa yang berpusat di Nablus yang meliputi pinggiran Jenin, Bani Sha’b, Jamain dan Salth. Saat itu kota Aka mencakup pinggiran Haifa, Nashira, Thabriya dan Shafad. Wilayah-wilayah utara Palestina ini masih tetap menjadi bagian wilayah Beirut sampai  tahun 1914. Sedangkan distrik Al-Quds – melihat dari urgensi dan kekhawatiran Daulah Utsmaniyah dari ketamakan zionis Yahudi serta masuknya campur tangan negara asing dalam urusan Al-Quds – pihak daulah memisahkannya dari Propinsi Suriah dan dinyatakan sebagai wilayah otonomi yang berdiri sendiri dan langsung terikat oleh pemerintah pusat sejak tahun 1874. Wilayah ini meliputi bagian tengah dan selatan Palestina yang diikuti wilayah pinggiran Al-Quds, Yafa, Gaza dan Hebron (Al-Khalil). Pada tahun 1909 dibangun pinggiran Bi’r Sebaa yang sebelumnya merupakan bagian dari pinggiran Gaza. Melihat kuatnya kekuasaan Al-Quds beberapa kali terjadi penggabungan wilayah Nablus (Balqa’) juga pinggiran Nashira selama tahun 1906-1909. Kekuasaan otonomi Al-Quds ini terus berlanjut hingga akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan:
·         Bahwa penamaan Palestina adalah penamaan sudah ada sejak lama (klasik). Yang secara ghalib meliputi daerah antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Yordan.
·         Bahwa Palestina adalah wilayah bagian dari Negeri Syam. Karenanya, pembagian wilayah secara administratif, penamaan wilayah-wilayah, perluasan sebagian wilayah dan penyempitan sebagian yang lain tidak pernah mempengaruhi perasaan penduduk aslinya, mereka adalah bagian tak terpisahkan dari umat Islam yang utuh. Loyalitas mereka kepada pemerintah takkan pernah goyah selama pemerintahnya adalah muslim.
·         Bahwa pembagian wilayah secara administratif tidak lain hanyalah pembagian secara tekhnis belaka, untuk memudahkan kontrol yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah dalam rangka mengelola propinsi-propinsi yang ada. Perubahan tersebut tidak memberikan dampak sensitif apapun pada masyarakat umum. Perubahan ini terjadi sebagaimana terjadi pada negeri manapun saat ini; mulai dari perluasan, penyempitan atau penamaan kembali terhadap propinsi-propinsi, distrik dan yang sejenisnya tanpa harus merombak esensi kehidupan manusia. Oleh karenanya hal yang alami apabila wilayah utara Palestina menjadi bagian kota Yordania, juga wilayah-wilayah timur Yordania menjadi bagian Palestina. Wajar pula wilayah-wilayah utara Palestina menjadi bagian wilayah (propinsi) Beirut, atau kota Nablus menjadi pusat propinsi Balqa’, dan seterusnya.
·         Bahwa perasaan dan wawasan sempit dan terkungkung tidak pernah terjadi di antara mayarakat Negeri Syam (dan kaum muslimin secara umum). Bahwa kebebasan untuk berpindah-pindah, bergerak, bermukim, bekerja dan kepemilikan adalah hal yang wajar dan alami yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat Negeri Syam tanpa ada perasaan sempit dan terikat.
·         Bahwa pembatasan-pembatasan berdasarkan territorial serta status kebangsaan berdasarkan domisili wilayah sangat jauh dari kehidupan masyarakat muslim sepanjang masa pemerintahan Islam sampai akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. Benih-benih kebangsaan dan Nasionalisme sempit tidak pernah tumbuh kecuali setelah jaman penjajahan Barat. Namun sayang sekali hal itu tidak mengakar, kecuali dengan munculnya negara-negara domestik Arab dan negara-nagara Islam yang berdiri sendiri.

      Telah menjadi kebiasaan orang-orang Arab menyebut tanah Palestina dengan nama Syria/ Suriah Selatan. Ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa Palestina merupakan bagian dari Suriah (Negeri-Negeri Syam). Pada masa pemerintahan Arab di Damaskus (sejak awal Oktober 1917 sampai Juli 1920), Palestina - meskipun dijajah Inggris - menjadi perwakilan dalam muktamar umum Suriah. Bahkan surat kabar Arab yang pertama kali terbit setelah penjajahan Inggris mengusung nama Suriah Selatan (Suriya al Janubiyah). Kebanyakan tokoh-tokoh Palestina berada di Suriah (Damaskus), diantaranya adalah para wakil dalam muktamar Suriah yang memproklamirkan kemerdekaan Suriah pada tanggal 8 Maret 1920. Nama ini tidak pernah lenyap dari Palestina kecuali setelah pertempuran Meislon, penjajahan Perancis atas Suriah dan jatuhnya pemerintahan Arab di Suriah pada Juli 1920.

      Di bawah kolonialisme Inggris, perbatasan antara Palestina dengan Lebanon di satu pihak dan Lebanon dengan Suriah di pihak lain. Ini berdasarkan perjanjian Inggris dengan Perancis yang diadakan pada 23 Desember 1920, yang kemudian ada beberapa perubahan pada tahun 1922-1923. Adapun perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania ditetapkan oleh perutusan Palestina dan wilayah timur Yordania pada awal September tahun 1922. Dengan penetapan perbatasan ini, maka luas wilayah Palestina mencapai 27009 km2 yang membentang antara garis 29,300 dan 33,150 Lintang Utara, dan antara garis 34,150 dan 35,400 Bujur Timur. Panjang perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania mencapai 360 km, dengan Suriah mencapai 70 km, dengan Lebanon mencapai 79 km dan dengan Mesir mencapi 210 km. Sedang pantai Palestina di Laut Tengah panjangnya mencapai 224 m.

     Secara mendasar, dengan memotong garis bujur wilayah Palestina mungkin dapat dibagi menjadi tiga wilayah, yakni wilayah pinggiran pantai, dataran tinggi pegunungan yang menyebar di hampir seluruh wilayah Palestina dan galur Yordania (wilayah dataran rendah Yordania). Wilayah pinggiran Palestina menyempit karena bersebelahan dengan Gunung Karmel di Haifa sampai 200 m dan meluas ke arah selatan mencapai 30 km di wilayah Gaza. Di wilayah inilah terkonsentrasi pemukiman penduduk dan kegiatan ekonomi dalam skala besar. Saat itu sekitar tiga perempat penduduk Palestina terkonsentrasi di wilayah ini, di tambah aktifitas ekonomi di pelabuhan khususnya di Haifa, wilayah-wilayah ini merupakan pusat kegiatan pertanian strategis terutama produksi asam. Adapun dataran tinggi di wilayah tengah Palestina meliputi pegunungan Nablus, Al-Khalil (Hebron) dan perbukitan Nagev yang luasnya mencapai 1000 m. Kemudian Gunul Halhul mencapai 1020 m, Gunung Jurzaim dan ‘Aibal mencapai 940 m. Dan di rangkaian pegunungan El-Jalil di wilayah utara Palestina, di situ ada gunung tertinggi di Palestina, menjulang gunung El-Jurmeq luasnya mencapai 1208 m.
Di wilayah dataran tinggi ini berkembang sejumlah kota-kota penting Palestina seperti Al-Quds (Jerusalem), Nablus, El-Khalil (Hebron), Bethlehem dan Ramallah. Meskipun wilayah-wilayah ini terbuka namun sejak ribuan tahun tetap menjadi markas penduduk yang bercirikan pedesaan. Sebagian besar wilayah tanahnya subur, bagus untuk pertanian. Para petani Palestina memanfaatkannya untuk ditanami kacang-kacangan, sayuran, pertanian zaitun, chrom, perkebunan buah badam dan di tambah lagi padang gembala ternak.
Sedang Bukit Nagev yang luasnya mencapai 10.000 km2 merupakan wilayah padang pasir yang sedikit sekalimemiliki potensi alam, kecuali daerah pinggiran utara. Selebihnya tidak pernah mendapatkan curah hujan kecuali 50 mm atau lebih kecil dari itu. Merupakan wilayah Palestina yang paling sedikit penduduknya.
Adapun wilayah dataran rendah (galur) Yordania luasnya membentang 460 km dari kaki Gunung Syaikh (sebelah utara) sampai Teluk Aqabah (sebelah selatan), membentang sepanjang garis perbatasan Palestina-Yordania, di bagian utara dilewati sungai Yordan kemudian masuk danai Thabriya kemudian keluar dan bermuara di Laut Mati yang kedalamannya kurang dari 395 m di bawah permukaan laut. Laut Mati sendiri luasnya 940 km2, airnya sangat asin bila dibandingkan dengan danau atau laut-laut yang ada di dunia ini. Hal ini mengakibatkan tak ada kehidupan di sana, itulah sebabnya disebut Laut Mati (Dead Sea).
Lembah Yordan dan Laut Mati merupakan wilayah yang paling rendah dari permukaan air laut dibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia. Kekhasan wilayah ini adalah panas yang tinggi sepanjang tahun. Penduduknya bertani kurma, pisang dan sayuran. Di wilayah ini terdapat kota tertua dalam sejarah Palestina, yakni Kota Jericho (Ariha), yang sudah berkembang pada tahun 8000 SM. Ke arah selatan dari Laut Mati membentang galur Yordan lebih dari 150 km, yang dinamakan dengan Lembah Arabah. Namun semakin ke arah selatan wilayah ini semakin bertambah tinggi kemudian kembali menurun sampai setinggi permukaan air laut di pantai Teluk Aqabah.


      Iklim yang berlaku di Palestina adalah iklim Laut Tengah secara umum, yakni panas kering di waktu musim panas dan hangat berhujan pada musim dingin (hujan). Curah hujan berkisar antara 600-800 mm pertahun di wilayah dataran tinggi El-Jalil, Nablus dan Khalil (Hebron). Di wilayah pinggiran pantai, semakin ke selatan curah hujan semakin turun, mulai dari wilayah Karmel yang bercurah hujan 800 mm pertahun sampai di Rafah yang bercurah hujan tinggal 150 mm pertahun. Sedangkan di wilayah Lembah Yordan, curah hujan mencapai 200 mm pertahun, di Nagev hanya mencapai 50 mm pertahun.
Sedang tingkat derajat panas secara umum beriklim sedang. Suhu terendah paling dingin terjadi di kota Al-Quds (Jerusalem) pada bulan Januari sekitar 8º dan pada bulan Agustus 25º - merupakan suhu panas tertinggi di Al-Quds. Di wilayah pantai suhu terendah tidak kurang dari 19º dan pada bulan Agustus suhu panas tidak lebih dari 26º. Namun pada situasi paling ekstrim pada musim dingin suhu terendah bisa mencapai 0º terutama di wilayah dataran tinggi pegnungan dan suhu tertinggi pada musim panas bisa mencapai 40º terutama di wilayah Lembah Yordan.



[Sumber: dakwatuna.com]

Monday 14 July 2014

HOPE (HARAPAN)


            Suatu siang seorang ibu menjemput anaknya dari sekolah. Hari itu langit begitu cerah dan langit sangat biru. Dalam perjalanan pulang si anak bertanya pada ibunya.
"Ma, apa warna langit?"
"Warnanya biru, Sayang," jawab sang ibu,
"Mengapa warnanya biru?" tanya lagi gadis kecil itu.
"Ya itu adalah warna yang penuh harapan," jawab sang ibu.
"Apa itu harapan?" tanya gadis kecil.
"Hmm.. Harapan itu sesuatu yang tak bisa kau lihat, tapi bisa kau rasakan. Itu adalah hal yang kau inginkan."
Si anak pun mengerti. "Oh, aku mengerti. Seperti aku berharap aku bisa berlari cepat. Aku berharap bisa melompat tinggi. Seperti aku berharap aku bisa berenang seperti ikan?"
Sang ibu pun mengangguk dan menjawab, "Mungkin saja."
            Sesampainya di halte, Ibu itu bertanya pada anaknya apa yang telah dilakukannya seharian di sekolah. Si anak menjawab bahwa ia menggambar tentang YOG. Ia bertanya apakah ibunya tahu tentang YOG. Sebelum ibunya sempat menjawab, anak tersebut menjelaskan.
"Kata Ibu Juwita, YOG (Youth Olympic Games) adalah sebuah hari perayaan olahraga besar yang diselenggarakan di Singapura. Semua orang akan melihat kita."
"Lalu apa yang kau gambar?" tanya sang ibu.
"Aku menggambar stadion dengan banyak orang di dalamnya," ujar gadis kecil itu seraya menunjukkan kertas gambarnya pada sang ibu. Di kertas tersebut tertuang gambar khas anak-anak yang masih berantakan namun penuh warna-warni.
"Ini cantik," kata sang ibu. "Apa kau menyukainya?" tanyanya.
Anak itu menjawab, "Ya, Bu Guru memberiku nilai A."

            Saat sang ibu sedang mengamati gambar anaknya, tiba-tiba anak tersebut berkata, "Mama, aku ingin pergi ke Youth Olympic Games itu." Pertanyaan ini membuat sang ibu sedikit terhenyak.
"Tentu ibu akan membawamu ke sana, tapi apa yang ingin kau lakukan di sana?" tanya sang ibu.
"Seperti yang selalu kau ajarkan padaku. Aku tak bisa melihat tapi aku bisa merasakan. Aku ingin berada di sana untuk merasakan semua harapan dan impian dari orang lain," jawabnya dengan yakin.
Mendengar jawaban tersebut sang ibu langsung memeluk putrinya seraya berkata, "Tentu aku akan membawamu ke sana."

            Percakapan di atas adalah percakapan antara seorang anak yang tak bisa melihat dengan ibunya, betapa dia sangat optimis dan antusias dalam kehidupan sekalipun dia tak bisa melihat. Ini bukan tentang kepolosan seorang anak kecil melainkan tentang sebuah harapan. Tak sedikit orang ditimpa masalah lalu cepat merasa putus asa dan kehilangan harapan.

Ketahuilah bahwa harapan itu selalu ada dan menyertai kita yang meyakininya.
Harapan bukanlah sesuatu yang bisa kita lihat
sehingga ketika kita tak melihatnya, kemudian kita merasa tak ada harapan.
Rasakanlah harapan itu di dalam hati kita. :)






[Sumber: Vemale.com]




“Ibrahim berkata, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.’ ”
(QS. Al Hijr: 56)