| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Tuesday 29 April 2014

KELUAR DARI ZONA NYAMAN




“Keberhasilan ditentukan oleh ukuran keyakinan kita untuk meraih kemenangan.”

Ada pepatah mengatakan, "Apa yang sedang kita pikirkan, itulah yang sedang terjadi, atau akan terjadi". Oleh sebab itu mari melatih diri, hati dan pikiran kita untuk selalu merespon hanya pada hal-hal yang positif, secara terus menerus dan berkesinambungan.

"Seutas benang itu sesungguhnya hanya ada dalam pikiran!"
      Ada kisah tentang seekor gajah, sejak kecil dia sudah dirantai kakinya dengan seutas rantai sepanjang 4 meter. Apa yang terjadi ketika rantai itu diganti dengan seutas benang? Gajah itu tetap saja berkeliling dan tidak berani melangkah keluar dari area lingkaran 4 meter tersebut.
Dari kisah tsb pelajaran apa yang bisa kita ambil?

Bisa jadi, kita pun memiliki ‘keterbelengguan' dengan seutas tali yang mengikat diri kita. Kita tidak berani keluar dari zona nyaman kita, meski sesungguhnya kita bisa melakukan banyak hal hebat jauh dari perkiraan kita.

     Mari kita jujur pada diri sendiri, berapa banyak kesempatan yang sebenarnya hadir melintas di depan kita, namun kita tidak mempedulikannya? Kita mungkin menganggap peluang itu 'terlalu tinggi' untuk kita dan merasa tidak pantas berada disana, atau mungkin kita merasa tidak mampu untuk melakukan hal itu padahal sama sekali belum pernah mencobanya?
Segala hal yang menurut kita 'begitu hebat' tidak selalu seperti yang kita bayangkan, atau hal yang kita anggap sulit kadang sebenarnya sangat mudah.

Ada dua kunci dalam hal ini:
1. Kita akan bisa jika kita berpikir bisa, dan
2. Kita akan gagal jika kita berpikir gagal

     So, jangan menyalahkan siapapun jika kesuksesan belum menghampiri kita. Sebab faktor utamanya terletak pada diri kita sendiri. Perhatikan dengan seksama dan tanya pada diri sendiri, adakah seutas benang yang telah membelenggu diri kita selama ini? Jika ya, mari segera putuskan benang itu! Cobalah bergerak maju dari lingkaran yang selama ini kita buat dan telah membelenggu diri!

Peluang itu sebenarnya selalu hadir namun karena kita selalu saja menutup mata, telinga dan pikiran kita, maka peluang itu akan terlewat begitu saja. Jika kita masih saja ragu untuk melangkah, mari kita melatihnya sedikit demi sedikit. Jika kita sudah yakin, segeralah berlari cepat dan keluar dari keterbelengguan kita!


[Sumber: AsianBrainNewsletter.com oleh Anne Ahira]


Thursday 3 April 2014

THE MESSIANIC LEGACY (WARISAN ABADI SEORANG MESIAS)

THE MESSIANIC LEGACY: WARISAN ABADI SEORANG MESIAS”
#1 International Bestseller
By Michael Baigent, Richard Leigh & Henry Lincoln
(Trio Penulis ‘The Holy Blood & The Holy Grail’)


      Setelah saya selesai membaca buku terjemahan bahasa Indonesia dari The Messianic Legacy, yang merupakan karya dari tiga penulis The Holy Blood & The Holy Grail ada beberapa catatan penting yang perlu saya utarakan di sini, berkaitan dengan isi buku tersebut. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

BAGIAN SATU: SANG MESIAS

1. Pengetahuan dan Pemahaman Publik
  • Injil ditulis antara tahun 65-100 masehi, lebih dari 60 tahun setelah kelahiran kristus.
      Tak satupun sejarawan atau cendekiawan alkitab dengan reputasi tinggi akan menyangkal bahwa kitab injil paling awal ditulis setidaknya satu generasi setelah kejadian-kejadian yang dilukiskan di dalamnya.
  • Ikrar antimodernis mulai diperkenalkan pada tahun 1910. Mayoritas kaum modernis ini bekerja keras dalam ruang lingkup Gereja, hingga mereka dikutuk secara resmi oleh Paus Pius X pada tahun 1937.
  • Kertas gulung laut mati ditemukan pada tahun 1947 di sela-sela reruntuhan komunitas pertapa Qumran di Essene. Dari hasil temuan besar itu banyak diantaranya yang tidak dipublikasikan, meskipun lambat laun diketahui orang, ia kemudian diedarkan dan dipelajari.
  • Rohaniwan modern yang katakanlah ‘kutu buku’ sesungguhnya sangat menyadari, misalnya perbedaan yang ada antara isi Perjanjian Baru dan apa yang ditambahkan dari tradisi yang muncul belakangan. Namun sayangnya penganut kristen kebanyakan masih tetap kurang peduli sebagaimana para pendahulu mereka berabad-abad lalu dan ia justru menjadi penganut setia serial kisah sederhana yang sama, yang didengarnya ketika ia masih kanak-kanak.
  • Masih banyak orang yang tidak tahu, atau tahu namun tidak peduli bahwa isi injil-injil itu kontradiktif satu sama lain. Atau masih terdapat injil-injil selain yang terdapat dalam Perjanjian Baru, yang seenaknya tidak diikutsertakan dalam injil oleh dewan yang terdiri dari manusia-manusia yang tentunya mudah jatuh dalam kesalahan. Bahwa keilahian Yesus telah diputuskan oleh Dewan Nicea, kurang lebih tiga abad sesudah kehidupan Yesus.
2. Yesus Sebagai Raja Israel
      Injil Matius dan Lukas menyatakan secara eksplisit bahwa Yesus adalah keturunan raja – dari garis keturunan Raja Salomo (Sulaiman) dan David (Daud). Ketiga orang Majus itu mencari “bayi raja orang Yahudi”. Dalam Lukas 23:3, “Yesus dituduh menyesatkan bangsa kami dan melarang membayar pajak pada kaisar dan menyatakan bahwa ia adalah kristus, yaitu raja”. Dalam Matius 21: 9 ketika ia memasuki Yerusalem dengan penuh kemenangan Yesus disambut dengan teriakan orang banyak, “hosana bagi anak Daud”. Tak diragukan lagi bahwa Yesus disambut sebagai raja. Bahkan Injil Lukas dan Yohanes menggambarkan secara eksplisit tentang peristiwa tersebut. Dalam Yohanes 1: 49 Nathanael menamakan Yesus, “Engkaulah raja orang Yahudi itu”. Tentu saja kita juga tak bisa melupakan bahwa terdapat pahatan “Raja orang Yahudi” yang diperintahkan Pilatus untuk dipakukan pada kayu salib. Tentang status Yesus selaku raja terdapat bukti dalam penuturan Injil tentang pembunuhan massal yang diperintahkan Herodes terhadap bayi-bayi yang tidak berdosa (Matius 2: 3-14). Walaupun catatan tentang kejadian historis tersebut sangat diragukan, penuturan ini membuktikan rasa cemas Herodes tentang kelahiran Yesus:
     “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia... Dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi... Lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana kristus akan dilahirkan. ‘di Bethlehem, di tanah Yudea’, mereka berkata kepadanya. ‘karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi’...”

     Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gelar Kristus berarti Raja, raja bagi orang Yahudi. Yesus bukanlah Tuhan. Dalam iman orang Islam pun diyakini bahwa Isa (Yesus) adalah seseorang yang terpilih dan diutus khusus untuk Bani Israel/ Yahudi.

3. Konstantine Sebagai Mesias
      Dari kaum Merovingian hingga Habsburg, dinasti Eropa mengagungkan diri dan diagungkan oleh raja mereka sebagai dinasti yang mendapat mandat khusus dari atas langit. Raja tidak lebih dari pelayan belaka, bejana, kendaraan yang dengan itu keilahian akan menanamkan dirinya. Sampai pada tahap itu, raja sendiri dianggap dapat dikorbankan.
Hal inilah yang mendasari kepercayaan trinitas dan dosa awal serta konsep penyelamatan Yesus atas dosa-dosa manusia melalui pengorbanan dengan disalib menurut kepercayaan Kristen Paulus.
Dalam banyak kultur kuno, memang, raja dikorbankan melalui upacara setelah kurun waktu yang telah ditetapkan. Pembunuhan raja dengan upacara adalah salah satu ritual paling murni dan menyebar luas dari peradaban manusia paling awal. Meskipun terdapat variasi simbolis tertentu, Yesus disesuaikan dengan pola ini. Tidak cukup hanya itu, dalam kultur kuno di berbagai belahan dunia jasad raja yang dikorbankan tersebut menjadi objek pesta, dagingnya dimakan dan darahnya diminum. Hal ini adalah isyarat bahwa mereka mereguk lalu menyatukan kebajikan dan kekuasaan dari raja mereka yang telah mati tersebut. Sisa tradisi ini terlihat cukup jelas dalam upacara Komuni Kudus (Sakramen Ekaristi) orang Kristiani (Kristen Paulus/ Katolik).

Mesias Pejuang, Penyelamat Gereja
       Konstantine yang menguasai Roma tahun 312 M sampai kematiannya (337 M) adalah peletak batu pertama dalam sejarah dan perkembangan agama Kristen (Katolik/ Roma). Pada jaman itu jumlah orang Kristen cukup banyak di kerajaan Roma dan dia membutuhkan dukungan untuk melawan Maxentius, saingannya bagi tahta kekaisaran.
Dengan maklumat Milan yang disebarkan tahun 313 dia melarang segenap bentuk penganiayaan monotheisme di kekaisarannya. Dia mengijinkan para pemuka gereja untuk menjadi bagian dari pemerintahan sipil dan dengan berbuat demikian maka terbukalah jalan bagi gereja untuk memantapkan kekuasaan sekulernya. Dihibahkannya Istana Lateran pada Uskup Roma, dan Roma mampu memanfaatkannya sebagai sarana untuk memantapkan supremasinya terhadap saingan pusat-pusat otoritas agama Kristen di Alexandria dan Antiokhia.
Akhirnya, dia mengetuai Dewan Nicea pada 325 M. Melalui dewan ini beragam bentuk agama Kristen saling berhadapan dan mereka menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Hasil dari Dewan Nicea adalah Roma menjadi pusat resmi dari sifat ortodoks agama Kristen, dan setiap penyimpangan dari sifat ortodoks tersebut menjadi bid’ah, bukan sekedar perbedaan pendapat atau interpretasi. Dalam Dewan Nicea ini pulalah keilahian Yesus dan sifat keilahiannnya ditetpakan melalui pemungutan suara. Inilah asal usul doktrin/ prinsip Trinitas yang kita kenal sekarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa agama Kristen seperti yang kita ketahui dewasa ini pada pokoknya bukan berasal dari jaman Yesus namun dari Konsili Nicea.

      Perlu diketahui bahwa pada saat pertempuran di jembatan Milvian untuk meraih tahta kekaisaran Konstantine menang dan setelahnya senat Roma mendirikan monumen kemenangan di Colloseum. Menurut pahatan pada monumen tersebut, kemenangan Konstantine dicapai berkat bantuan Dewa, dan dewa tersebut bukanlah Yesus, namun Sol Invictius (Matahari yang tidak kasat mata). Ya, Konstantine adalah anggota sekte pemujaan Sol Invictius. Berlawanan dengan tradisi, konstantine tidak menjadikan agama Kristen sebagai agama negara Roma. Agama negara Roma di bawah pemerintahan Konstantine adalah berbentuk pemujaan terhadap dewa matahari, dan Konstantine berfungsi sebagai imam kepala. Citra Konstantine sebagai orang kafir yang kemudian menajadi penganut Kristen yang taat adalah salah. Bahkan menjelang kematiannya dia tidak dibaptis.
      Sebenarnya pemujaan terhadap Sol Invictus berasal dari Syria (Suriah). Mulai dikenal di Roma sejak seabad sebelum Konstantine. Pada intinya ajaran ini bersifat monotheistis, bukan politheistis. Sebenarnya ajaran ini menempatkan dewa matahari sebagai pusat dari seluruh sifat dewa.
Di bawah dukungan sekte pemujaan terhadap Sol Invictus ini agama Kristen maju pesat. Doktrin kristen seperti yang telah disebarluaskan oleh Roma pada jaman itu memiliki banyak kesamaan dengan sekte pemujaan Sol Invictus. Gereja awal tidak memiliki perasaan bersalah dengan memodifikasi butir-butir dogmanya sendiri untuk menarik manfaat dari peluang itu. Lewat maklumat yang disebarluaskan pada tahun 321 M Konstantine memerintahkan persidangan hukum agar menutup “the venerable day of the sun” (hari matahari yang dijunjung tinggi), menyatakan hari itu adalah hari libur. Semenjak itu agama Kristen menyatakan hari Sabtu, hari Sabat dalam agama Yahudi, sebagai hari sakral.
      Selain itu hingga abad keempat kelahiran Yesus dirayakan pada tanggal 6 Januari. Namun bagi sekte pemujaan Sol Invictus secara simbolis hari terpenting dalam setahun adalah tanggal 25 Desember, yaitu festival Natalis Invictus, kelahiran/ kelahiran kembali matahari. Dalam kaitan dengan ini pula agama Kristen menyesuaikan diri dengan rezim serta agama negara yang telah ditentukan. Busana tertentu juga diambil begitu saja dari agama negara tersebut. Jadi cahaya yang memahkotai kepala dewa matahari menjadi lingkaran cahaya (aura) orang Kristen.

      Sekte pemujaan terhadap Sol Invictus juga bergandengan dengan sekte Mithra, sekte yang masih bertahan hidup dari agama Zoroastri berasal dari Persia (sekarang Iran). Bahkan sedemikian eratnya Mithraisme dengan Sol Invictus hingga keduanya kerap membingungkan. Keduanya menekankan status matahari, meyakini bahwa hari minggu adalah hari sakral, merayakan festival kelahiran besar pada tanggal 25 Desember. Akibatnya agama Kristen juga menemukan titik temu dengan Mithraisme. Agama Kristen yang bergabung dan mengambil bentuk pada jaman Konstantine sesungguhnya adalah bentuk campuran, berisi kumpulan dari pemikiran yang berasal dari sekte pemujaan dewa matahari Sol Invictus dan Mithraisme. Agama Kristen yang kita kenal sekarang dalam berbagai hal sesungguhnya lebih dekat dengan sistem keyakinan kafir ketimbang pada asal muasalnya sebagai agama Yudais.
Dalam minatnya terhadap persatuan, Konstantine memang sengaja mencampurkan perbedaan antara agama Kristen, Sol Invictus dan Mithraisme. Dia mentolerir pendewaan Yesus sebagai manifestasi awal dari Sol Invictus. Dibangunnya gereja pada salah satu kawasan kota, dan di kawasan lainnya dia mendirikan patung-patung Dewi Bunda Cybele dan Sol Invictus, di mana ciri-ciri dewa matahari tersebut mirip dengannya. Penekanan atas persatuan lagi-lagi terlihat jelas. Iman di mata Konstantine adalah masalah politik dan setiap iman yang mendukung persatuan diperlakukan dengan penuh kesabaran.

      Eusobius, uskup ksatria, salah satu tokoh pemimpin teologis di jamannya sekaligus rekan dekat kaisar sangat simpatik tentang pentingnya monarki. “monarki mengungguli seluruh jenis konstitusi dan pemerintahan. Dibanding anarki dan perang saudara yang menjadi alternatif, poliarki lebih didasarkan pada kesetaraan. Untuk alasan itulah hanya ada satu tuhan, bukan dua atau tiga atau bahkan lebih.”

     Perlu diketahui bahwa tak satupun ditemukan versi perjanjian baru masih dalam keadaan lengkap, yang berusia sebelum pemerintahan Konstantine. Perjanjian baru yang kita tahu sekarang ini sebagian besar merupakan produk Konsili Nicea dan para konsul gereja dari era yang sama.

4. Yesus sebagai Pejuang Pembebasan
Kaum Zealot dan Kerancuan Makna Bahasa dalam Injil
      Saat sebuah nama, kata atau kalimat percakapan bahasa Ibrani atau Aramais dialihbahasakan ke bahasa Yunani atau bahasa modern lainnya, seringkali akan menjadi berbeda dari makna aslinya. Misalnya Yesus dari Nazarean menjadi Yesus dari Nazareth. Bahkan Yesus sendiri bukan nama Yuda tapi nama Yunani.
Kemudian tokoh Simon Zelot di The New English Bible disebut Simon si Patriot. Dalam Matius dan Markus versi King James ada referensi Simon orang Kanaan. Kata Aramai bagi Zealot adalah Qannai yang diterjemahkan menjadi Kananaios dalam bahasa Yunani.
    Dalam Injil muncul nama Simon lain, Simon Bar Jonas yang berarti Simon anak Jonas, padahal ayah Simon adalah Zebedeus. Ternyata ini adalah kesalahan menerjemahkan Bar Jonas dari kata Barjonna yang seperti Kananaios yang berarti kriminal, anarkis atau Zealot. Jadi sebenarnya mereka adalah orang yang sama.
     Ada lagi Simon Petrus yang sebenarnya berarti Simon yang disebut Petrus. Petrus bukan lah nama asli tapi nama kecil/ julukan yang berarti keras, tegar seperti batu karang. Mungkinkah sebenarnya Petrus merupakan julukan bagi Simon Zealot atau Simon Kanaan? Jadi ketiga Simon yang disebut ini adalah orang yang sama?
     Satu lagi, dalam Injil Yohanes dan sinoptik (Matius dan Lukas), Yudas diidentifikasi sebagai anak Simon. Selama berabad-abad karena dibingungkan oleh nama Yunani, maka para komentator Alkitb meyakini bahwa Yudas Iskariot berarti Yudas dari Kerioth. Namun menurut Prof. S. G, F. Brandon dari Universitas Manchester Yudas Iskariot merupakan perubahan kata yang berasal dari Yudas Sikarius atau berarti Zealot.

Kaum Saduki dan Farisi
    Tanah suci pada jaman Yesus disesaki dengan berbagai agama, madzhab dan sekte pemujaan yang berbeda-beda. Ritual-ritual Roma, sekolah-sekolah agama, sekte pemujaan dan misteri dari Yunani, Siria, Mesir, Mesopotamia, dan Asia Kecil. Di sana kita dapat menjumpai pemujaan dewi ratu – ratu Isis dari Mesir, Astarte dari Phoenix, Aphrodite dari Yunani dan Cyprus, Ishtard dari Mesopotamia, Cybele dari Asia kecil. Ada pula sekte pemujaan dewi-dewi dari Yudaisme dan dari Kain sendiri seperti Miriam dan Rabbath. Di Galilea Yudaisme belum terbentuk hingga tahun 120 SM dan banyak pemikiran pra-Yudais yang masih bertahan hidup. Bahkan terdapat bentuk-bentuk Yudaisme yang tidak ingin diakui oleh orang Yahudi sendiri. Misalnya orang Samaria beberapa bersikeras mengklaim bahwa Yudaisme mereka adalah bentuk yang sejati. Yang semakin memperparah kebingungan adalah munculnya sejumlah pengajaran atau sekte berbeda – sekte di dalam sekte – yang membentuk sifat ortodoks Yudais jaman itu. Diantaranya yang paling terkenal dalam tradisi Kristen adalah Saduki dan Farisi.
     Bila gambaran dari kaum Saduki dalam Injil dibenarkan secara historis, sebaliknya dengan Farisi. Gambaran mereka sering diputabalikkan, mereka telah difitnah dan perannya dikecilkan oleh tradisi Kristen, tak satupun cendekiawan Alkitab yang akan menyangkal pernyataan ini. Misalnya terkait guru Hillel, nama terbesar dalam pemikiran Yuda pada Yesus ternyata adalah orang Farisi. Menurut para pakar modern Yesus sendiri boleh jadi dibesarkan dan ditempa di antara orang-orang Farisi. Sebagian besar ajarannya sesuai dengan butir-butir pemikiran Farisi. Yesus dipahami sebagai ancaman bagi Roma dan dihukum mati karena itu. Kaum Saduki bereaksi sesuai dengan yang dikatakan Injil. Sebaliknya Farisi melengkapi Yesus dengan sejumlah pengikut yang setia dan militan, dan menjadi orang pertama yang memandangnya sebagai Mesias.

Kaum Essen
     Subdivisi ketiga Yudaisme pada masa itu adalah kaum Essen. Mereka dijejali oleh apa yang dewasa ini disebut studi esoteris, seperti astrologi, numerologi dan beragam disiplin ilmu yang kemudian bergabung menjadi Kabalah (Cabala).
Terdapat empat kekeliruan pemahaman yang telah lama bertahan dan melekat pada mereka. Mereka diyakini tinggal sebagai masyarakat yang terasing, bergaya biara gurun pasir; jumlah mereka sangat sedikit; tidak menikah dan anti kekerasan, taat pada etika keduniaan. Berdasarkan hasil penelitian sejak penemuan Gulungan Naskah Laut Mati menegaskan bahwa keyakinan-keyakinan tersebut ternyata salah, kenyataannya sangat berkebalikan.

Nazarea, Putra-Putra Zadok
    Selain kaum Saduki, Farisi dan Essen, masih ada sejumlah pecahan kelompok atau sekte Yudaisme pada  jaman Yesus yang lebih kecil namun juga terkenal. Mereka adalah kaum (putra-putra) Zadok dan Nazarea (Gereja Awal atau Gereja Yerussalem). Keberadaan sekte bawahan ini telah menimbulkan kebingungan yang besar di antara para cendekiawan alkitabiah. Yesus adalah orang Nazarea, tapi dia juga orang Zadok, dan ajaran-ajarannya seperti Farisi serta ditemukan jejak-jejak kaum Essen yang pasti.
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan, menurut Dr. Eisenman (Ketua Departemen Studi Keagamaan Universitas California), bahwa Putra Cahaya, Putra Kebenaran, Putra Zadok, atau Zaddikim (Zadokites), Kaum Pria Melkizedek, Ebionim (Si Miskin), Hassidim (Essen) dan Nozrim (Nazarea atau lebih dikenal dengan Nazareth) pada dasarnya adalah sama dan satu.

------to be continued-------

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR [4]

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR” [4]
Beberapa Jawaban dari Pertanyaan dan Pernyataan Irshad Manji
dalam Surat Terbukanya
(Beriman Tanpa Rasa Takut)

  • BAB 3: KAPAN UMAT ISLAM BERHENTI BERFIKIR
       Mungkin Irshad Manji telah membuat geram tokoh-tokoh Islam atau orang-orang Islam pada umumnya yang membaca buku/ surat terbukanya ini. Karena di sana dia dengan blak-blakan mengungkapkan tentang beberapa pertanyaan atau ketidaksetujuan terhadap Al-Qur’an (tafsir Al-Qur’an mungkin lebih tepatnya), perilaku orang-orang Islam terdahulu maupun sekarang, tindakan-tindakan Muhammad SAW, dan kaum muslim lain yang menurutnya menyimpang/ tidak pantas namum didasarkan pada (dibenarkan) Islam. Dia membuka beberapa hal buruk tentang Islam yang masih belum bisa ditolerir (menurutnya). Namun selain itu dia juga telah membuka pikiran dan hati kita tentang kelebihan-kelebihan islam di masa lampau/ masa kejayaan Islam (di mana dia, saya, kita atau siapapun tentu berdecak kagum dan ingin Islam berjaya kembali namun tentu tidak dengan menindas agama, kaum atau golongan lain), memberikan beberapa pengetahuan yang mungkin belum kita ketahui, dan mengajak kita untuk melihat dunia Islam dari sudut pandang lain. Dia menantang kita untuk bisa melakukannya. Yang bisa kita lakukan adalah mencoba melakukannya dan menghadapinya, bukan malah mencaci-maki atau mengusirnya bukan?

  • BAB 4: GERBANG DAN KORSET
  • Terkait Pakta Umar
      Apakah benar-benar ada diskriminasi tsb? Seperti Politik Apartheid di Afrika atau seperti aturan yang diterapkan Hitler (NAZI) untuk Yahudi di Jerman? Jika pun memang ada namun saya masih mempunyai keyakinan bahwa pakta tersebut dibuat semata-mata untuk kebaikan atau melindungi orang/ kelompok agar tidak terdzalimi.
Yang tahu dan mengerti soal ini mohon komentarnya.


----------to be continued---------

“‘Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah nasib mereka sendiri’
Peduli setan dengan para pencekik. Apa lagi yang belum kita ungkapkan kepada diri kita sendiri sehingga kita bisa hidup dengan penuh cinta kepada orang lain dan tak lagi tenggelam dalam mentalitas – korban yang terus menyalahkan pihak lain?”
(Irshad Manji)


  • BAB 5: SIAPA MENGKHIANATI SIAPA?
     Apakah benar bangsa/ negara-negara Arab tidak menerima pengungsi Palestina? Sebagaimana mereka juga tidak menerima Zionis Yahudi/ Israel? Namun mereka memberikan hadiah/ donasi untuk pelaku bom bunuh diri (Mujahidin)? Yordania-lah satu-satunya negara arab Islam yang memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi Palestina?

  • Kristen Koptik di Mesir dan Syiah (penulis: Syiah Sesat, bukan Islam) di Arab Saudi Ditindas Secara Hukum
      Benarkah yang disebutkan itu fakta? Banyaknya nyawa yang melayang mungkin saja lebih namun tidak terpublish.
Assad bukankah Syiah? Rezimnya membunuh/ membantai orang-orang Sunni?
Amerika Serikat-lah yang membuat kita menderita kanker, menyebarkan, menciptakan, kemudian seakan-akan mengobatinya.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(QS. Al-Hujaraat: 6)
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidaah: 8)
Sesungguhnya ALLAAH menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya ALLAAH memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya ALLAAH adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisaa’: 58)
  • Berkembangnya Pendidikan yang Mengarah kepada Terorisme yang Telah Banyak Dilakukan oleh Ribuan Madrasah?
     Benarkah? Saya tidak sependapat. Apakah benar madrasah mengajarkan dan mengembangkan terorisme? Mana contohnya? Apa buktinya? Inilah salah satu bentuk pernyataan serangan dari para Islamphobia dan yang mengherankn saya kenapa seorang Irshad Manji yang berfikiran modern, terbuka dan kritis justru mengamini/ menyetujuinya?

  • (Pakistan) Pada Tahun 1977 Kudeta Militer Didukung AS, Jenderal Ziaul Haq Menang. Untuk Mengikat para Kepala Desa, Zia Mencampurkan Pemahaman Islam yang Puritif (Bersifat Suka Menghukum) dengan Adat Kebiasaan Suku Setempat. Hukuman Rajam Muncul sebagai Hukuman Legal atas Perzinaan dan Dipersyaratkan bahwa Perkosaan harus Disaksikan oleh 4 Laki-Laki Sebelum Seorang Pelaku Bisa Dikenai Tuduhan, Hukumannya Rajam – sesuai dengan Al-Qur’an.
     Jujur sayapun bingung sampai sekarang. Lalu bagaimana jika perkosaan tidak ada saksi? Sangat tidak adil bagi korban!

  • Tahun 1979 Abdus Salam (Pakistan) Mendapatkan Hadiah Nobel Bidang Fisika (dengan 2 Orang USA). Namun Negaranya Tidak Berbangga Malah Kewarganegaraannya Dirampas Karena Dia Menganut Ahmadiyah.
      Terlepas dari hadiah nobel yang didapatkannya, kepercayaan yang dia anut (Ahmadiyah) bukanlah Islam dan sesat, jadi wajar jika dia diusir dari Pakistan karena Pakistan adalah negara Islam.

Kata-kata yang saya suka dari Irshad Manji adalah:
Wahai Amerika, itu bukanlah inti diplomasi publik. Usaha sungguh-sungguh untuk bertindak benar ketimbang hanya terlihat benar, haruslah menjadi tatanan dunia saat ini!”
Setuju sekali!

  • BAB 6: WILAYAH-WILAYAH RAWAN DALAM ISLAM
      “Pada bulan Maret 2002, sikap patuh terhadap hukum Islam di Arab Saudi sampai-sampai dimaknai: perempuan muda tidak boleh menyelamatkan diri dari kebakaran sekolah hingga mereka mengenakan abaya (pakaian yang membungkus seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan). Menurut laporan berita Arab Saudi sendiri, 15 murid perempuan tewas, lusinan luka-luka, ketika polisi agama memaksa mereka masuk ke dalam bangunan yang terbakar untuk mengambil dan memakai abaya mereka.” (Irshad Manji)
Bagaimanapun hidup, nyawa dan kehormatan adalah yang paling utama. Jadi seharusnya yang terpenting adalah penyelamatan, setelah itu baru dipikir pakaiannya. Berfikir secara simple saja, toh jika dia sakit harus diperiksa, dibuka juga pakaiannya (abaya) kan? Dan lagi jika kondisi gedung terbakar menurut saya akan semakin berbahaya jika memakai abaya. Jadi jika dalam keadaan darurat hal tsb harus dipikirkan, prioritaskan nyawa/ keselamatan.

  • Mengenai kiblat, itu sudah ditentukan.
      Hal tsb untuk persatuan, agar sama arahnya, bayangkan jika berbeda lalu bagaimana bentuk/ posisi sembahyang shalat umat Islam? Kecuali jika dalam keadaan darurat, tidak memungkinkan, tidak diketahui arah kiblatnya maka ditolerir, shalatnya tetap sah meskipun tidak menghadap kiblat. Misal shalat di dalam kendaraan dan kehilangan arah.


----------to be continued---------


      Maaf saya belum menjawab semuanya. Ada beberapa yang mungkin kurang, berlebihan ataupun salah. Salah satu tujuan saya memposting tentu agar mendapat feedback dari teman-teman pembaca. Silahkan bagi yang ingin menambahkan atau menyampaikan pendapatnya, baik setuju ataupun tidak, akan sangat saya hargai, sebagai wujud dan bukti kita memanfaakan otak kita untuk berfikir dan berdiskusi, berdialog bukan untuk mencari-cari keburukan orang lain, apalagi saudara kita, bukan juga untuk mencela dan menjatuhkan.
Kritik dan saran sangat saya nantikan untuk perbaikan ke depannya. Terima kasih sudah bersedia mampir, membaca dan mengomentari postingan saya.
     Terakhir, pesan saya, “Mari budayakan berfikir!”



  • Opini di postingan ini adalah semata tanggapan saya pribadi terkait isi Surat Terbuka/ E-Book Irshad Manji berjudul Beriman Tanpa Rasa Takut (Versi Indonesia .) Dengan begitu komentar berupa jawaban ataupun pertanyaan belum bisa dikatakan semuanya menunjukkan pandangan saya. Mohon pembaca tidak rancu dengan kenyataan di lapangan, pernyataan, atau pertanyaan yang muncul. Tambahan berupa ayat-ayat Al-Qur’an semata-mata untuk mengingatkan dan membantu kita bersama. Semoga tulisan saya ini bermanfaat.

[NB: Jika anda ingin mengetahui isi surat terbuka/ buku Irshad Manji selengkapnya silahkan beli bukunya dan baca seluruh isinya atau bisa juga download e-booknya]

KESUKSESAN SEJATI

Untuk menghadapi ketidakpastian pada masa sulit seperti sekarang ini dan bagaimana meraih kesuksesan sejati maka kita perlu memiliki tiga kunci utama menuju kesuksesan sejati, yaitu:
1. The Perception (Cara Pandang)
2. Stress Management (Mengelola Stress)
3. The Power of Adaptability (Kemampuan Adaptif)
Mari kita bahas satu-persatu.

1. THE PERCEPTION (CARA PANDANG)

Wealth is not only what you have, but also what you are.”
(Dennis Waitley)

Apa yang menjadi cara pandang kitalah yang akan menentukan keberhasilan, karena hal ini akan menentukan setiap langkah yang ingin kita ditempuh. Seorang atlet lari akan berhasil menginjak garis finish apabila ia dapat mengarahkan pandangannya ke depan, bukan ke belakang. Selama seorang atlet masih mampu berfokus pada apa yang di depan maka ia akan memiliki kesempatan yang sama dengan pelari-pelari lainnya untuk mencapai garis akhir.
Tetapi kita harus ingat apa yang ingin kita capai di depan juga ditentukan dengan apa yang pernah terjadi di belakang. Pelatihan, kerja keras, kegagalan, ketidakberhasilan, kesengsaraan, ketidakmampuan mungkin pernah di alami, tetapi untuk bisa berhasil maju ke depan sangat tergantung seberapa baiknya kita mengelola masa lalu tersebut. Harus dicatat pula kita sebagai manusia biasanya lebih terikat pada masa lalu atau sering terpengaruh pada sejarah yang sudah lewat. Masa lalu penuh kegagalan dan ketidakberhasilan yang pernah dialami sering tidak dapat kita lupakan begitu saja atau bahkan sebaliknya tidak sedikit orang yang masih sering bangga dengan keberhasilan masa lalunya sehingga ia lupa mengerjakan hal-hal baru untuk meraih keberhasilan di masa sekarang atau di masa depan. Banyak orang ingin membuka pintu kesempatan di masa sekarang dengan menggunakan kunci-kunci keberhasilannya di masa lalu. Hal inilah yang akan membuat frustasi dan kecewa. 
 
If your past success still looks big to you, then you are doing nothing today.”
(Mikhail Gorbachev)
Jadi cara pandang yang benar, persepsi yang dikelola dengan baik akan menentukan keberhasilan di masa mendatang.
Jangan pernah kita hidup di dalam Zona Apatis yaitu Zona yang disebabkan dari pengalaman-pengalaman negatif di masa lalu yang kemudian mempengaruhi kehidupan masa depan menjadi negatif. Di dalam zona ini orang akan hidup apatis dan enggan memiliki cara pandang baru yang positif tentang masa depan.

Zona Nyaman (Comfort Zone) adalah zona di mana orang yang memiliki keberhasilan-keberhasilan masa lalu yang positif namun mereka terlelap dalam kesuksesannya lalu mempengaruhi cara pandang dan kehidupannya ke depan. Zona Nyaman ini justru lebih sulit dibangkitkan atau diarahkan kembali kepada yang benar, kecuali setelah mengalami turbulensi berikutnya yang akan segera menyadarkan bahwa mereka harus selalu siap menghadapi tantangan.
Sisi lain yang dapat diperbaiki bila kita berada di dalam Zona Apatis yaitu kita menggunakan pengalaman negatif masa lalu menjadi alat proses pembelajaran untuk menghadapi tantangan di masa depan, jika kita telah berhasil menggunakan cara pandang ini maka kita sudah berada pada Zona Pembelajaran (Learning Zone).
Jika kita memiliki pengalaman-pengalaman positif, keberhasilan masa lalu yang terus kita evaluasi dan kita jadikan bahan perencanaan masa depan, maka kita telah berhasil sampai di Zona Kesuksesan yaitu Zona Pemenang (Winning Zone).

2. STRESS MANAGEMENT (MENGELOLA STRESS)

Siapa yang sanggup mengelola tekanan, dia yang layak disebut pahlawan.“
(Family DISCovery)

Ketika kita menghadapi masalah atau tekanan dalam hidup maka kita harus segera bisa memilah masalah tersebut sesuai kelompoknya, masalah yang masih di dalam pengaruh langsung dan yang berada di bawah pengaruh tidak langsung segera selesaikan, sedangkan masalah yang sudah di luar kekuasaan kita jangan dipikirkan lagi. Jangan terlalu merisaukan hal-hal yang berada di luar kemampuan kita, karena hal itu hanya akan membuat kita stress. Cobalah berfokus untuk menyelesaikan hal-hal yang berada dalam area kontrol.
Cara lain mengelola stress adalah dengan cara mengelola respond kita, kita mau stress atau tidak sangat tegantung pada respond kita. Bila kita berespon positif, misalnya kita bersikap tenang maka kita akan bisa lebih konsentrasi menghadapi masalah kita. Hadapi masalah dengan ‘humor’ atau berdasarkan takwa kita pada Tuhan maka kita akan mendapatkan ketenangan. Hadapi masalah dengan kesabaran dan ucapan syukur atas apa yang terjadi maka kita sedang membangun optimis dalam diri bahwa kita bisa menyelesaikannya.

3. THE POWER OF ADAPTABILITY (KEMAMPUAN ADAPTIF)

Perubahan adalah satu-satunya hal yang tidak pernah berubah.“
(Family DISCovery)

Kita tahu bahwa Dinosaurus telah punah karena ketidakmampuannya untuk beradaptasi, banyak bisnis yang tutup atau bangkrut karena ketidakinginannya untuk berubah dan menyesuaikan diri. Jadi jelas bagi siapa yang ingin survive dalam menghadapi tantangan di masa depan dia harus siap untuk berubah dan meng-update serta upgrade diri. 
Berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:
1. Membuat perencanaan sebelum bertindak
2. Menangguhkan keinginan untuk sementara waktu
3. Pertajam intuisi
4. Berani mencoba
5. Bertahan walaupun tidak suka
6. Temukan hikmah kehidupan atas setiap kejadian
7. Bersyukur dalam segala kondisi

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR [3]

BERIMAN NAMUN JUGA BERFIKIR” [3]
Beberapa Jawaban dari Pertanyaan dan Pernyataan Irshad Manji
dalam Surat Terbukanya
(Beriman Tanpa Rasa Takut)

  • BAB 2: TUJUH PULUH PERAWAN
  • Al-Qur’an Menasehati Umat Yahudi dan Nasrani untuk Tetap Tenang. Tidak Ada Yang Perlu Mereka Takutkan Atau Sesalkan Selama Mereka Tetap Setia Pada Kitab Suci Mereka. Tetapi di Sisi Lain, Al-Qur’an Secara Terang-Terangan Menegaskan Bahwa Islamlah Satu-Satunya Keyakinan yang Benar. Aneh Bukan?”
Saya fikir tidak aneh karena jika benar seluruh umat Yahudi dan Nasrani/ Nazarea tetap setia – percaya dan menjalankan – kitab suci mereka maka mereka akan tiba pada keyakinan yang benar yaitu Islam, di mana dalam kitab mereka telah diramalkan kedatangan Muhammad dan mengajarkan Tauhid. Dan lagi Al-Qur’an adalah penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. Masalahnya adalah ada beberapa Yahudi yang tidak setia, khianat dan menciptakan kesalahan/ kerusakan yaitu mengubah isi kitab tsb, sehingga membuat rancu para pengikut berikutnya. Mereka mengubah keyakinan hingga ada Yahudi Talmudian/ Zionis – yang berbeda dengan Yudaisme, kitab mereka bukan Taurat, dan adanya Kristen Trinitas (beda dengan unitarian yang tauhid) dan menganggap Yesus tuhan anak, ada tuhan bapa dan roh kudus. Keyakinan-keyakinan tsb tidak sesuai dengan ajaran kitab suci mereka yang asli – yang diturunkan ALLAAH SWT.

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,”
(QS. Al-Israa’: 2)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain ALLAAH dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci ALLAAH dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At-Taubah: 31)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah ALLAAH dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 41-42)
Dan sesungguhnya ALLAAH telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan ALLAAH berfirman, ‘Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-Rasul-KU dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada ALLAAH pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (ALLAAH) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya ALLAAH menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Maa’idah: 12-13)
“‘Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?’ Katakanlah, ‘Apakah kamu lebih mengetahui ataukah ALLAAH, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari ALLAAH yang ada padanya?’ Dan ALLAAH sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah: 140)
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi ALLAAH hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat ALLAAH maka sesungguhnya ALLAAH sangat cepat hisab-Nya.”
(QS. Ali ‘Imran: 19)
  • Terkait Budak, Islam Memperbolehkan Perbudakan? Bahkan dalam Al-Qur’an Diatur Tentang Perbudakan tsb?
Sejak Islam datang, agama ini memberikan kebebasan/ kemerdekaan penuh terhadap orang-orang yang sebelumnya hanyalah budak, dimana pada masa itu mereka hanya bernilai setara barang yang diperdagangkan. Dalam Islam kedudukan manusia semuanya sama, hanya ketaqwaanlah yang membedakan kita satu sama lain, hal ini menegaskan bahwa Islam menentang perbudakan. Namun Islam tidak dapat memaksakan orang-orang pada masa itu untuk semuanya memerdekakan budaknya dan/ atau untuk tidak menjadi budak. Sebaliknya melalui agama tauhid ini disarankan dan diajarkan untuk menghormati budak, memperlakukannya dengan sangat baik, karenanya dalam Al-Qur’an ada aturan tentang hal itu. Aturan ini bukan untuk melegalkan/ melestarikan budak, namun justru agar budak pun diperlakukan manusiawi, mendapatkan hak-haknya. Bahkan dalam berbagai hukuman/ denda/ kafarat yang harus dibayar untuk beberapa dosa adalah dengan membebaskan/ memerdekakan budak. Itulah cara persuasif yang Islam ajarkan. Inilah keistimewaan agama Islam, sungguh melebihi agama-agama dan kepercayaan lain di dunia. Inilah bukti bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
----------to be continued---------


  • Memukul Istri
Coba lihat QS. Shaad (38) ayat 44:
Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput) maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).”
Nabi Ayyub AS menderita penyakit beberapa waktu lamanya dan dia memohon pertolongan kepada ALLAAH SWT. ALLAAH kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya, atas petunjuk ALLAAH, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu sehingga sembuhlah ia dari penyakitnya dan dia berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka kemudian mereka berkembang biak sampai jumlah mereka 2x lipat dari jumlah sebelumnya. Pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya (nazar)1, bahwa dia akan memukul istrinya bilamana sakitnya sembuh, disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah ALLAAH seperti yang tercantum dalam ayat di atas agar dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukulnya dengan seikat rumput.

----------to be continued---------


  • Opini di postingan ini adalah semata tanggapan saya pribadi terkait isi Surat Terbuka/ E-Book Irshad Manji berjudul Beriman Tanpa Rasa Takut (Versi Indonesia .) Dengan begitu komentar berupa jawaban ataupun pertanyaan belum bisa dikatakan semuanya menunjukkan pandangan saya. Mohon pembaca tidak rancu dengan kenyataan di lapangan, pernyataan, atau pertanyaan yang muncul. Tambahan berupa ayat-ayat Al-Qur’an semata-mata untuk mengingatkan dan membantu kita bersama. Semoga tulisan saya ini bermanfaat.

[NB: Jika anda ingin mengetahui isi surat terbuka/ buku Irshad Manji selengkapnya silahkan beli bukunya dan baca seluruh isinya atau bisa juga download e-booknya]


1 Menurut beberapa pendapat yang pernah saya baca bahwa jika nazar (sumpah) tsb baik maka wajib dilaksanakan namun jika nazar tsb buruk (membawa keburukan) maka tidak wajib menjalankannya. Namun alahkah baiknya jika kita tidak bernazar, namun melakukan suatu kebaikan dengan ikhlas dan demi meraih ridha ALLAH, maka kita akan mendapat balasan yang baik. Wallahu ‘alam.