| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Monday 30 March 2015

HUKUM MERAYAKAN HALLOWEEN



Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat. Dalam tradisi Barat, pada hari itu anak-anak berpakaian aneh dan/ atau seram. Mereka berkeliling dari pintu ke pintu meminta permen atau coklat sambil berkata, "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili." Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.

CIKAL BAKAL HALLOWEEN

        Halloween berasal dari festival Samhain (dari bahasa Irlandia Kuno samain) yang dirayakan masyarakat Kelt (Celtic) zaman kuno yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia, dan daerah sekitarnya. Festival Samhain merupakan perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael, dan kadang-kadang disebut Tahun Baru Kelt. Orang Kelt yang menganut paganisme secara turun temurun menggunakan kesempatan festival untuk menyembelih hewan ternak dan menimbun makanan untuk persiapan musim dingin. Bangsa Gael kuno percaya bahwa tanggal 31 Oktober, pembatas dunia orang mati dan dunia orang hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih. Orang Gael mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.

Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic ditaklukkan oleh warga Romawi, yang kemudian menambahkan kebudayaan mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival bernama Feralia, diperuntukkan untuk menghormati mereka yang telah meninggal, dan Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen, diambil dari nama seorang dewi.

ASAL-USUL ISTILAH HALLOWEEN

         Sekitar abad ke-8, tiap tanggal 1 November, gereja Katolik mulai memperingati tanggal tersebut sebagai hari untuk menghormati para Santo dan Santa yang tidak memiliki hari perayaan khusus. Halloween merupakan kependekan dari All Hallows' Even (eve dan even sama-sama berarti petang atau malam) yang berarti malam sebelum hari raya All Hallow yang sekarang disebut All Saints Holy Day (Hari Raya Semua Orang Kudus). Huruf "n" di akhir kata Halloween berasal dari kata even. Pada zaman dulu, tanggal 1 November dipakai sebagai hari festival keagaamaan di berbagai tradisi paganisme Eropa hingga Paus Gregorius III dan Paus Gregorius IV memindahkan perayaan All Saints' Day menurut kalender santo dari tanggal 13 Mei ke tanggal 1 November. Tanggal 13 Mei dulunya dirayakan sebagai hari raya paganisme untuk festival Lemuria. All Saints Holy Day ditentukan misionaris Kristen Katolik bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan mempercayai agama Kristen. Day of the Dead (Hari Para Arwah) yang merayakan kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali ke bumi sampai sekarang masih diperingati di beberapa negara seperti di China, Filipina, Brazil, dan Meksiko.

       Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa yang berimigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan dan bentuk perayaannya terus berkembang sampai sekarang.

        Sementara itu, di belahan selatan benua Amerika, tepatnya di Meksiko, setiap tanggal 31 Oktober merayakan Hari Para Arwah (El Dia de Los Muertos), untuk menghormati para kaum suci. Berawal dari tradisi gereja Katolik, perayaan itu sampai sekarang dianggap sebagai salah satu hari besar keagamaan dan dirayakan dengan meriah.

SIMBOL DAN PERAYAAN HALLOWEEN

         Simbol Halloween yang dimengerti secara universal adalah Jack-o'-lantern yaitu labu yang diukir membentuk wajah menyeramkan. Biasanya di dalamnya diletakkan lilin menyala atau lampu agar terlihat lebih seram di tempat gelap. Di Amerika Serikat, lentera Jack-o'-lantern sering diletakkan di depan pintu masuk rumah sesudah hari mulai gelap. Tradisi mengukir Jack-o'-lantern berasal dari Amerika Utara yang banyak menghasilkan labu berukuran besar.
Simbol-simbol perayaan Halloween menggambarkan keadaan alam di musim gugur, termasuk labu hasil panen dan orang-orangan sawah sebagai penjaga hasil panen. Selain itu simbol Halloween juga dekat dengan kematian, keajaiban, dan monster-monster dari dunia mitos.

        Karakter yang sering dikaitkan dengan Halloween, misalnya karakter setan dan penyihir dalam kebudayaan Barat, manusia labu, makhluk luar angkasa, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, rumah hantu, kucing hitam, laba-laba, goblin, zombie, mumi, tengkorak, dan manusia serigala. Di Amerika Serikat, simbol Halloween biasanya dekat dengan tokoh dalam film klasik, mulai dari Drakula dan monster Frankenstein. Hitam, coklat dan orange dianggap sebagai warna tradisional Halloween, walaupun sekarang banyak juga barang-barang Halloween yang berwarna ungu, hijau, dan merah.
Di belahan bumi beriklim sejuk, perayaan Halloween berlangsung di musim apel. Salah satu makanan Halloween adalah apel karamel (apel yang dicelup ke dalam cairan gula). Hidangan lain yang lekat dengan tradisi Halloween adalah pai labu, sari buah apel (minuman cider), candy corn, bonfire toffee, candy apple, dan permen yang dibungkus dengan warna-warni Halloween.

     Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween. Bagi anak-anak, Halloween berarti kesempatan untuk memakai kostum dan mendapatkan permen. Bagi orang dewasa, Halloween merupakan kesempatan untuk berpesta kostum dan menjahili orang lain. Bagi took atau pedagang, acara ini kesempatan bagus untuk pemasaran dan menghasilkan keuntungan besar.  

       Berbagai bentuk perayaan Halloween di selenggarakan secara meriah di Amerika. Contohnya di kota Anoka di negara bagian Minnesota mengklaim diri sebagai Ibu Kota Halloween dan merayakannya dengan pawai besar-besaran. Bahkan kota Salem di Massachusetts yang terkenal dengan legenda tukang sihir dari Salem biasanya didatangi lebih banyak wisatawan menjelang perayaan Halloween. Kota New York tidak mau kalah dengan mengadakan pawai perayaan Halloween terbesar di Amerika Serikat yang disebut The Village Halloween Parade.
  
TANPA MAKNA DAN MERUSAK  AQIDAH
  
         Hampir semua tradisi Halloween didasarkan dalam budaya pagan kuno, atau dalam budaya kekristenan. Dari sudut pandang Islam, kepercayaan ini sama dengan bentuk penyembahan berhala atau dewa matahari alias syirik. Sebagai Muslim, kita seharusnya menghormati dan menjunjung tinggi iman dan keyakinan kita. Bagaimanapun Tuhan kita adalah Allaah SWT, selain itu tidak ada. Salah besar jika kita, anak-anak, dan keluarga kita merayakan sesuatu tanpa tahu latar belakang dan tujuannya. Hanya karena di antara teman-teman kita sudah biasa melakukan, lalu kemudian kita ikut-ikutan. Atau merayakan karena ketidakmengertian dan hanya dengan alasan untuk bersenang-senang (just for fun). Padahal setiap amal dan perbuatan kita selalu berimplikasi hukum yang akibatnya akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
  
        Dalam satu riwayat, pada suatu hari Rasulullaah didatangi oleh utusan orang-orang Mekah, yang di antara mereka itu adalah Al-Walid bin Al-Mughirah, Aswad bin Muthalib, dan Umyyah bin Khalaf. Mereka menawarkan titik temu persamaan agama antara Islam dengan agama orang-orang kafir pada saat itu. Mereka menawarkan untuk memeluk dan menjalankan agama Islam pada masa satu tahun dan pada tahun berikutnya berharap Rasulullaah dan pengikutnya untuk menjalankan agama mereka - menyembah berhala. Kerjasama saling menguntungkan ini diharapkan bisa saling bergantian. Dengan kerjasama seperti ini, mereka merasa tidak ada yang saling dirugikan antara kaum kafir dan Islam. Tentu saja tawaran tersebut serta merta ditolak Rasulullaah, diawali dengan kalimat, “Aku berlindung dari orang-orang yang menyekutukan Allaah.” Dalam masalah aqidah dan tauhid, Rasulullaah tidak berkompromi untuk tawaran ini.
Sejak itu, Allaah langsung menurunkan wahyu, yaitu Al-Quran Surah 109 ayah 1-6 atau sering disebut Surah Al-Kafirun (orang-orang kafir).

        Dalam surah Al-Kafirun ayah pertama disebutkan, “Qul (katakan ya Muhammad) wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah”. Ayah berikutnya berbunyi, “Aku bukanlah penyembah apa yang engkau sembah.”
Ayah keempat mengatakan, “Aku selamanya bukanlah penyembah apa yang kalian sembah.” Jadi jelaslah, ayat ini menunjukkan sikap berbeda dan harus diambil oleh setiap orang Muslim terhadap orang kafir.

       So, bagi kita umat Islam yang mengikuti perayaan Halloween atau perayaan agama lain seperti Valentine, Natal, Paskah, Nyepi, dan lain-lain hukumnya adalah haram (dilarang) bagi muslim/ muslimah. Sekalipun hanya dengan mengucapkan “selamat” saja, maka itu sudah melanggar ketentuan Allaah. Sikap yang paling baik adalah jangan pernah menggangu mereka dalam perayaan ibadah atau perayaan mereka sekecil apapun dan juga jangan pernah tersentuh sekecil apapun untuk mengikutinya.

     Semoga postingan ini dapat menjadi informasi yang berharga bagi para pembaca dan blogger. Mohon disebarkan ke saudara-saudara seiman sebagai tambahan pengetahuan dan menghindarkan diri kita dari perilaku syirik yang mungkin tidak kita ketahui, tidak kentara atau tidak kita sadari.  

Nabi kita, Rasulullaah Muhammad, telah memuliakan dua hari yang patut dirayakan. Dua hari itu tak lain adalah Idul Fitri dan Idul Adha.

“Sesungguhnya Allaah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Idul Adha dan Idul Fitri.”

[Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210]



Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a, dia berkata,

“Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.”

[Lihat ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah Hadits No. 3512]


Seorang ulama penganut Salafi, Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin juga mengatakan bahwa hari raya atau perayaan yang dikenal oleh Islam hanyalah Idul Fitri, Idul Adha, dan Idul Usbu' (hari Jum'at).

Dalam Islam tidak ada hari raya lain selain tiga hari raya tersebut, maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak alias bid'ah dan batil.






[Sumber: Hidayatullah.com, id.wikipedia.org]

No comments:

Post a Comment