| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Saturday 11 April 2015

PENYIMPANGAN SYI'AH




Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan Syi’ah disebut aliran sesat, yaitu Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).

         Menurut terminologi, kata Syi’ah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syi’ah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi SAW merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali RA dan keturunannya. Syi’ah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi SAW yang paling utama.

        Meski latar belakang berdirinya lebih merupakan masalah politis, namun pada perkembangan berikutnya, kelompok Syi’ah berkembang menjadi sebuah paham aqidah tersendiri yang menyimpang. Aqidah Syi’ah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullaah.
Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah aqidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syi’ah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syi’ah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.

        Propagandis Syi’ah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syi’ah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syi’ah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.

PENYIMPANGAN AJARAN SYI’AH
        Syi’ah adalah kelompok aliran aqidah yang secara umum menyimpang dari  aqidah Ahlussunnah wal jama’ah. Di dalam tubuh syi’ah ternyata ada banyak sekte dan pecahan. Yang paling terkenal diantaranya adalah Syi’ah Imamiyah atau Syi’ah Imam 12. 
Berikut ini kami utarakan beberapa ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan. Mari kita cermati bersama-sama.

1. Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.

2. Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allaah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.

3. Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.
Arraj’ah adalah suatu keyakinan orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) bahwa suatu saat nanti Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain Al-Askari (Imam Syi’ah yang ke-12)  sedang ghaibah (menghilang/ sembunyi) di dalam sebuah gua di Samara (Sarro Man Ra’a), sebuah kota kecil di Iraq dekat sungai Tigris utara Baghdad. Suatu hari nanti imam ke-12 tersebut akan muncul kembali (raj’ah). Karena itu sekarang setiap ba’dha maghrib mereka rajin berdiri di pintu gua bahkan menyediakan sebuah kendaraan untuk pergi. Perbuatan ini terus berlangsung setiap malam.
Setelah imam ke-12 raj’ah, imam akan membangkitkan Rasulullaah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka. Kemudian semua orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullaah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan. Harapan mereka imam itu akan datang untuk memenuhi keadilan sebagaimana bumi sedang dipenuhi dengan kekejaman dan kedzaliman. Imam  ke-12 ini juga akan melacak lawan-lawan syi’ah sepanjang sejarah.   
Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Raj’ah dalam Islam. Arraj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajaran Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullaah SAW.

4. Aqidah Kema’suman Para Imam  
Para imam diyakini berada pada derajat ma’shum yang tidak mungkin berdosa dan terpelihara dari segala kesalahan, kelalaian serta dosa-dosa, baik besar atau kecil. Mereka juga mengetahui yang ghaib. Menurut kaum Syi’ah, para imam mereka lebih utama dari para nabi dan rasul serta memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh para malaikat maupun para rasul.

5. Mereka meyakini bahwa imam mereka ada 12 dan semuanya memiliki mukjizat seperti Nabi dan telah diberi wasiat dan rahasia ajaran Islam. Sehingga mereka berhak menerangkan ajaran Islam yang orang lain tidak diberitahu menjadi rahasia mereka sendiri. Mereka yakin bahwa para imam itu dititipi ilmu oleh Rasulullaah SAW untuk menyempurnakan syariat. Tidak  ada perbedaan antara imam dengan Rasulullaah SAW kecuali bahwa Rasulullaah SAW menerima wahyu. 

7. Kebencian mereka kepada para shahabat Nabi dan mengatakan mereka berdosa telah merampas khilafah dari Ali bin Abi Thalib. Sebagian syi’ah bahkan mengkafirkan para shahabat Nabi radhiyallahu anhum. Sebaliknya, mereka mengagungkan ahlul bait atau keluarga nabi. Ahlul bait yang dimaksud adalah  para shahabat nabi yang utama, tetapi oleh kelompok syi’ah ini, ahlul bait  diseret-seret masuk dalam perangkap aqidah mereka, sehingga seolah-olah  antara ahlul bait dengan shahabat yang lain ada pemisah dan permusuhan. 

8. Sekte Sabaisme dalam Syi’ah bahkan berkeyakinan bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW, seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib. 

9. Syi'ah mempunyai persamaan dengan Yahudi. Yahudi menuduh Maryam berzina, sedangkan Syi'ah menuduh Aisyah berzina.

10. Aqidah Syi’ah tentang Al-Qur’an
Mereka memiliki mushaf Al-Qur’an versi mereka sendiri yang isinya tidak  sama dengan mushaf yang dikenal sekarang ini. Kulaini menjelaskan dalam bukunya (Al-Kafi I/ 239) bahwa Ja’far Shodiq berkata, “Kami mempunyai mushaf  Fathimah, sebuah mushaf yang isinya (tebalnya) tiga kali lipat Al-Qur’an kalian. Dan demi  Allaah, di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama isinya dari Al-Qur’an kalian.”

11. Nikah mut’ah atau kawin kontrak. Nikah Mut’ah hakikatnya tidak lebih dari pelacuran yang diberi kemasan agama. Dengan beragam dalih, mereka menghalalkan kawin kontrak seperti ini. Memang sejarahnya, Rasulullaah SAW pernah membolehkan nikah mut’ah, namun setelah itu dilarang secara total dan hukumnya dinasakh. Semua shahabat dan para ahli ilmu sepakat bahwa mut’ah itu telah diharamkan Allaah selamanya. Oleh kelompok syi’ah, nikah seperti ini dibolehkan dan menjadi salah satu pesona dan daya tarik buat mereka yang suka bergonta-ganti pasangan. 

12. Cara wudhu Syi'ah berbeda dengan wudhu umat Islam (Sunni).

13. Lafazh adzan dan iqamah Syi'ah yang berbeda dengan Islam (Sunni)

14. Cara shalat Syi'ah menghadap batu khusus yang berbeda dengan ajaran Rasulullaah SAW dan salah satu isi doanya adalah melaknat shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah ra.  

15. Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
Kaum Syi’ah melancarkan siasat berbohong dan menyembunyikan sementara inti ajaran mereka dan identitas aqidah mereka sehingga orang mengira apa yang mereka ajarkan itu sesuai dengan aqidah mereka sebelumnya. Saat  orang-orang itu sudah percaya dan bertambah taat, baru identitas asli ajaran mereka dibenamkan. Karena itu semua fakta yang kami sampaikan di sini pasti tidak ada satupun yang mereka (baca: kalangan syi’ah) akui. Mereka punya seribu satu macam cara untuk mengingkari fakta-fakta ini, karena mereka punya prinsip taqiyah. Sehingga orang-orang awam yang sebelumnya sudah paham tentang sesatnya syi’ah akan berbalik menjadi pembelanya. Senjata ini benar-benar ampuh untuk memperdaya generasi muda Islam yang ilmu sejarahnya dangkal dan wawasannya sempit. 

16. Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala
Orang Syi’ah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syi’ah, lebih utama daripada Ka’bah.

17. Mereka  memiliki hari raya yang lebih mereka hormati dari Idul Fithri dan Idul Adha, yaitu hari raya Ghadir Khom. Mereka juga mengagungkan hari Nairuz, hari raya agama Majusi penyembah api. Selain itu juga hari raya tanggal 9 Rabiul Awwal sebagai hari raya bapak mereka, Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah adalah orang yang berhasil membunuh Umar bin Al-Khattab. Ada juga peringatan hari raya 10 Muharram atau yang biasa dikenal Hari Asyura. Menurut kepercayaan kalangan syi’ah Hari Asyura adalah hari untuk mengenang terbunuhnya Hussain Bin Ali RA di Padang Karbala. Pada hari ini mereka (kaum Syi’ah) disyariatkan untuk keluar rumah berkumpul untuk menangis meratapi kematian Hussain, menyiksa diri, memukul-mukul dada dan kepala, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang. Mereka melakukannya sembari melaknat para sahabat radhiyallahu anhum.
Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syi’ah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullaah SAW. Bukankah Rasulullaah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”
Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syi’ah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syi’ah terdahulu.
[Jika diperhatikan dan diselidiki tindakan ini hampir sama dengan tindakan para penganut salah satu sekte kekristenan yang juga diharuskan melukai dirinya sendiri sebagai wujud permohonan ampun atas dosa atau kesalahan yang telah mereka perbuat. Bagi yang suka menonton film atau membaca novel Dan Brown tidak akan asing dengan Biarawan Sion dan tokoh dalam cerita fiksi tersebut yang bernama Silas, yang sering melukai dirinya sendiri setelah dia melakukan kesalahan atau kejahatan, dan dia melakukannya secara sadar.]
Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan bahwa orang-orang Syi’ah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullaah SAW.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syi’ah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut,

“Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syi’ah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis, kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka, ‘Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..’”.

Orang Syi’ah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal merekalah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala, aneh bukan?
   


18. Massa Syi’ah mengultuskan kain kafan Khomeini (pemimpin Iran). Jenazah Khomeini bahkan nyaris telanjang karena kain kafannya diperebutkan oleh mereka.

19. Acara ritual Syi’ah pernah diadakan di Gereja [di daerah Malang, Jawa Timur]

ULAMA SYI’AH MENGAJARKAN KESESATAN & KEBENCIAN
        Sebagian isi ceramah-ceramah para ulama dan mubaligh Syi'ah Indonesia dan luar negeri mengajarkan tentang kesesatan dan kebencian. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Mengafirkan shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
2. Mengafirkan umat Islam yang mencintai shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
3. Memuji shahabat Ali bin Abi Thalib RA kelewat batas sebagai orang yang mengetahui hal-hal yang ghaib, padahal dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa tak ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allaah (QS. An-Naml 65).
4. Penuh kebencian kepada para shahabat selain Ali RA.
5. Melaknat 10 shahabat yang dijamin surga (al-asyrul mubasysyiruuna bil-jannah).
6. Menyebut Aisyah sebagai binatang himar.
7. Merendahkan Aisyah serendah alas kaki.
8. Mengajarkan berdoa mohon pertolongan dan keberkahan kepada Zainab.
9. Menyatakan bahwa Ahlussunah wal Jamaah itu bukan Islam, tapi kafir yang wajib dibunuh. Syi'ah menghalalkan darah kaum Muslimin.
  
HADITS & RIWAYAT PALSU KARANGAN SYI’AH
        Orang-orang Syi’ah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palsu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syi’ah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
1. Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allaah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan.
2. Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syi’ah, cukup menangis atas kematian Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullaah SAW.

       Di samping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat. Tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam imam-imam Syi’ah. Bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein RA atau ziarah ke Karbala. Berikut beberapa diantaranya:
1. Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2. Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3. Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allaah di Arasy-Nya.
4. Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allaah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullaah 2.000 kali.
5. Andaikan saya katakan mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang pergi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syi’ah, Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syi’ah).
6. Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syi’ah menjadikan dasar ajaran Syi’ah, siapa mengingkarinya berarti telah kafir. Mereka menganggap dengan menikah mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah, akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan empat kali seperti Rasulullaah SAW.
7. Penilaian Syi’ah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni) yaitu orang bukan Syi’ah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syi’ah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), Sunni lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syi’ah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.

        Tahukah pembaca bahwa di jaman para shahabat, syi’ah yang sesat seperti ini belum ada/ muncul. Bahkan Hasan dan Husein serta Ali Zaenal Abidin yang sering  mereka klaim sebagai imam mereka pun tidak tahu menahu dengan ulah  syi’ah yang sesat ini. Syi’ah yang sesat ini baru muncul jauh di kemudian hari setelah generasi para shahabat dan sebagian tabi’in telah meninggal dunia. 
Aktor intelektual di belakang syi’ah yang sesat ini tidak lain adalah Abdullaah bin Saba’, yang dalam sejarah otentik terbukti menjadi provokator di wilayah-wilayah Islam. Dia telah menyebarkan fitnah, berita bohong dan kebencian kepada para shahabat serta paham yang merusak. Abdullaah bin Saba’ adalah seorang Yahudi Yaman yang berpura-pura masuk Islam. Identitas keyahudiannya sangat menonjol ketika dia mengajarkan tentang imam yang akan muncul (raj’ah), tidak mati, menjadi raja di bumi, mengetahui apa yang tidak diketahui orang dan lain-lain. Ini tidak lain berakar pada paham Yahudi, agama yang dipeluknya dan masih diakuinya bahwa selama ini dia masih beragama yahudi. 

Ali bin Abi Thalib sebagai tokoh yang dijadikan umpan oleh Abdullaah  bin Saba’ untuk memunculkan konflik di antara para shahabat, bukannya tidak mengetahui ulahnya. Bahkan Ali bin Abi Thalib sendiri yang berkehendak untuk  membunuhnya. Namun atas nasehat dari Abdullah bin Abbas, musuh Islam itu  tidak jadi dibunuh dan kemudian dibuang ke Madain.

Sosok Abdulah bin Saba’ oleh para pengikut fanatik syi’ah sering dikabur-kaburkan. Dengan segala argumentasi mereka mengatakan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif serta sekedar tokoh rekaan musuh-musuh syi’ah.  

[Mengenai sosok Abdullaah bin Saba’ ini saya akan membahasnya dalam postingan tersendiri, insya Allaah.]
 


[Referensi: Voa-islam.com, Buku Mewaspadai Gerakan Syi’ah di Indonesia]



 RELATED POST:

Sunday 5 April 2015

REVOLUSI SYI'AH



      Kita harus menyadari bahwa kaum Syi’ah selama ini telah berusaha mengaburkan batas-batas perbedaan antara Syi’ah dan sunni hanyalah sebatas perbedaan mazhab. Ini adalah kedustaan besar, mereka mengadakan ini adalah taqiyah mereka. Suatu strategi agar dapat diterima oleh khalayak umat islam di Indonesia. Jika sebelumnya pada bulan April 2011 lalu mereka berusaha untuk membuat Forum MUHSIN (Majelis Ukhuwah Sunnah-Syi’ah Indonesia) yang diprakarsai oleh Dewan Mesjid Indonesia – yang sudah disusupi - dengan IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) itu hanyalah manuver mereka untuk memberikan persepsi seolah-olah Sunni dan Syi’ah di Indonesia bisa bersatu. Bagaimana mungkin Sunni dan Syi’ah bisa bersatu sedang Al-Qur’an kita dengan Al-Qur’an mereka berbeda (Al-Qur’an Syi’ah: Mushaf Fatimah  berjumlah 17.000 ayat). 
Agama Syi’ah yang muncul dari Republik Iran ini pada akhirnya bertujuan untuk “mengekspor revolusi”  – sebagaimana yang telah berhasil dilakukan Imam Khomeini di Iran– ke negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam. Saat ini pergolakan yang terjadi di Timur Tengah sudah ditunggangi milisi Syi’ah (laskar Hizbullah) untuk dapat dijadikan momentum dan peluang untuk berkuasa.

       Di bawah ini saya kutipkan dari sebuah buku berbahasa arab berjudul “Al-Masyru’ Al Irani Ash-Shafawi” tentang bagaimana strategi kaum Syi’ah dalam proyek “REVOLUSI”nya, apa saja tahapan dan langkah-langkah untuk mensukseskannya. Sebagian langkah-langkahnya sudah diterapkan di Indonesia, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Sekali lagi khususnya para ulama dan para da’i serta umumnya kita semua kaum muslimin yang komitmen terhadap kesucian akidah umat ini harus mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyadarkan semua elemen secara keseluruhan baik pemerintah maupun sipil bahwa kaum Syi’ah mempunyai ideologi yang berbahaya bukan hanya bagi akidah umat namun bagi ketahanan bangsa.

KUTIPAN DARI BUKU AL-MASYRU’ AL-IRANI ASH-SHAFAWI:
       “Petinggi Iran Dalam Menghadapi Wajah Dunia Baru.” Sebuah tema menarik yang mengungkap Teks surat rahasia yang dikirimkan oleh dewan Syuro Revolusi Peradaban Iran, kepada para gubenurnya di berbagai daerah di masa kepemerintahan Al Khatemi.
Surat rahasia yang serius ini sampai ke tangan majalah Al Bayan melalui kordinat ikatan Ahlussunnah yang berkantor di London, kemudian dibedah dan dikomentari oleh DR Abdurrahim Al Balusyi. Berikut di antara teks surat rahasia tersebut:

       “Alhamdulillah dengan karunia Allaah telah berdiri kedaulatan Itsna Asyariyah di Iran setelah melalui tahapan dan proses yang cukup panjang, begitu juga berkat pengorbanan dan perjuangan rakyat pengikut imam (Syi’ah) yang heroik, oleh karena itu berdasarkan nasihat para petinggi Syi’ah yang mulia, kita sekarang mengemban misi berat dan serius, berupa “ekspor revolusi”, harus kita akui bahwa Negara kita adalah Negara ideologis – selain kita harus tetap menjaga keutuhan reformasi Iran dan selalu memenuhi tuntutan rakyat - kita wajib menjadikan ekspor revolusi Iran menjadi prioritas utama, namun karena faktor era dunia global sekarang, dan hukum internasional, kita tidak mungkin secara spontanitas mengekspor revolusi, bahkan hal itu bisa mengakibatkan resiko destruktif yang serius.

        Oleh karena itu kami telah membuat program lima puluh tahun yang mencakup lima tahapan, setiap tahapan memiliki target sepuluh tahun, agar kita bisa merealisasikan misi ekspor revolusi ke Negara-negara tetangga. Hal itu karena para pemimpin yang memiliki  kultur Sunni jauh lebih berbahaya dari pada para pemimpin Negara Timur dan Barat, yang jelas Ahlus Sunnah adalah musuh bebuyutan Ali dan para imam maksum lainnya, dan jika kita mampu menguasai Negara-negara ini dapat dipastikan kita telah menguasai separuh dunia, dan demi merealisasikan program lima puluh tahun ini; pertama, kita harus memperbaiki hubungan dengan Negara-negara tetangga, dengan perlu adanya sikap saling menghormati dan mempererat hubungan serta kemitraan antara kita dan mereka…. Karena misi kita hanya satu mengekspor (mentransfer) revolusi, sehingga dengan itu kita bisa menjadi Negara adidaya dengan  kekuatan yang dipertimbangkan oleh Negara-negara lainnya, kemudian setelah itu kita bentangkan sayap untuk menaklukkan Negara-negara kafir dengan kekuatan yang lebih besar, sehingga dunia ini kita meriahkan dengan gempita Syi’ah, hingga datanglah Al Mahdi yang ditunggu-tunggu…”    

        Sejak kemenangan revolusi Syi’ah di Iran tahun 1979 M, Para tokoh dan penasehat revolusi yang diwakili oleh pemimpinnya Al Khumaini secara terbuka menyatakan, bahwa Syi’ah tidak akan berhenti pada batas Iran, akan tetapi mereka berambisi memperluas revolusi tersebut di dua Negara; Arab dan Islam, terutama Irak, Teluk Arab dan Lebanon, kemudian mereka meneriakkan slogan di depan umum berupa “ekspor revolusi”.
Pernyataan terbuka disuarakan oleh Khomeni di depan publik pada acara perayaan satu tahun memperingati kemenangan revolusi, tanggal 11/2/1980 M, ketika dia mengungkapkan “Kita bertugas untuk menyebarkan revolusi ke seluruh penjuru dunia”.


       Demi merealisasikan misi ini terbukti telah selesai pembentukan organisasi-organisasi lokal dan interlokal yang telah melakukan banyak pelanggaran dan tindak kekerasan di sebagian Negara Arab seperti Kuwait, Saudi dan Lebanon.
Spirit yang memotivasi mereka untuk melakukan ekspor revolusi ini pada hakikatnya bersumber dari dua faktor :
1. Faktor Nasionalisme Iran (Persia) yang memiliki perseteruan historis dengan Arab dan faktor ideologi Syi’ah Imamiyah yang menganggap Ahlus Sunnah musuh Syi’ah sebagai kaum kafir yang harus diperangi dan dibunuh, atau mereka berubah keyakinan menjadi pengikut Syi’ah Imamiyah.
2. Peristiwa perang yang terjadi antara Irak dan Iran dan berakhir dengan kekalahan Iran kemudian wafatnya Khameni. Ternyata memberikan pelajaran berharga bagi mereka untuk meninjau ulang strategi arus revolusi Iran, dalam rangka mengatur kondisi politik internal, ekonomi dan social pasca kekalahan tersebut. dari satu sisi, dan juga dalam rangka menanggapi konsekuensi-konsekuensi transformasi dunia internasional setelah runtuhnya Uni Soviet dan munculnya Adidaya baru Amerika Serikat yang mendominasi dunia dari sisi yang lain.

Oleh karena itu mereka (Syi’ah) harus mengubah gaya dan taktik, dengan tetap menjaga misi semula “Eksport revolusi” akan tetapi tidak lagi menggunakan cara serta-merta melakukan gerakan perlawanan massal atau memprovokasi masa untuk melakukan reaksi negative baik dalam kancah lokal, regional maupun internasional.
Begitulah upaya mereka merealisasikan ekspor revolusi dengan membuat strategi baru yang tergambar dalam program lima puluh tahun yang menjadi top secret mereka selama bertahun-tahun.

Rahasia ini kemudian bocor dan disebarluaskan oleh kantor ikatan Ahlus Sunnah Iran cabang London. yang di antara point penting yang tercatat dalam rahasia tersebut adalah:
1. Menjadikan Ahlus Sunnah baik dalam maupun luar negeri Iran sebagai target rencana yang kental dengan kepentingan nasionalisme Persia, budaya, sosial, sejarah, politik, ekonomi dan agama.
2. Memuluskan rencana dengan cara memperbaiki hubungan dengan Negara lain, dan mengirim para agen ke Negara-negara target, serta merekrut agen-agen baru dari anak-anak bangsa yang disusupi.
3. Meningkatkan pengaruh Syi’ah di daerah Ahlus Sunnah, dengan cara membangun Husainiyyat, Asosiasi-asosiasi amal, pusat-pusat kebudayaan, medical center dan klinik kesehatan, dan mengubah struktur kependudukan dengan mendorong para imigran Syi’ah menduduki daerah tersebut (Sunni) dan mengeksodus para penduduk asli dari kampung halaman mereka.
4. Membagi rencana menjadi lima tahapan, setiap tahapan berdurasi sepuluh tahun:

FASE PERTAMA: PERINTISAN DAN PERAWATAN AKAR
       Yaitu dengan cara memberikan fasilitas dan lapangan kerja untuk kader-kader Syi’ah yang ditugaskan ke Negara-negara target, kemudian membangun hubungan kemitraan dengan para penyandang dana dan penanggung jawab di Negara-negara tersebut, kemudian berusaha merongrong struktur kependudukan dengan cara mencerai-beraikan pusat-pusat perkumpulan Ahlus Sunnah kemudian mengadakan perkumpulan Syi’ah di tempat-tempat strategis.

FASE KEDUA: PENJAJAKAN
      Bekerja dengan cara tetap berkamuflase pada koridor hokum Negara yang berlaku sekedar formalitas dan tidak berani melanggarnya, lalu berusaha masuk ke fasilitas keamanan dan institusi pemerintah secara perlahan tapi pasti, hingga berupaya mendapatkan surat kewarganegaraan untuk para imigran Syi’ah. Setelah itu berkonsentrasi memunculkan masalah (konflik) antara Ulama Sunnah (Sunni) dengan pemerintah, dengan cara memprovokasi para ulama Sunnah (Sunni) melakukan aksi-aksi yang dianggap bahaya oleh pemerintah, menyebarluaskan selebaran-selebaran provokatif dengan nama ulama Ahlus Sunnah, dan membuat tindakan-tindakan mencurigakan atas nama mereka pula, serta mengobarkan kerusuhan. Sedangkan di sisi lain mereka juga gencar menghasut pemerintah untuk melawan ulama Ahlus Sunnah, agar sampai pada target menciptakan ketegangan antara Ahlus Sunnah dengan pemerintah, lalu pemerintah menekan Ahlus Sunnah dan timbulah rasa saling tidak percaya dari masing-masing pihak.

FASE KETIGA: START-UP
         Merekatkan hubungan antara Pemerintah dengan para imigran agen Syi’ah, memperdalam penetrasi ke pusat-pusat pemerintah, mendorong untuk merelokasi dana-dana Sunni ke Iran untuk mewujudkan mitra kerja, setelah mampu menguasai mereka menekan ekonominya.

FASE KEEMPAT: MASA PEMBUAHAN
        Ciri khas fase ini adalah mengakses ruang-ruang pemerintah yang sensitif, membeli banyak tanah dan properti, menyulut emosi rakyat Sunni terhadap pemerintah karena semakin bertambahnya hegemoni kaum asing Syi’ah.

FASE KELIMA: FASE PEMATANGAN
        Inilah puncak dari semua kejadian yang sampai pada klimaksnya, maka terjadi kekacauan besar dalam negeri, dan Negara kehilangan faktor-faktor stabilitasnya (keamanan dan ekonomi), sehingga dengan kekacauan ini mereka bisa masuk dan mengusulkan pembentukan dewan perwakilan rakyat baru, yang bisa mereka setir, mereka mengajukan jasa sukarela untuk membantu pemerintah dalam rangka menstabilkan kondisi dalam negeri, dengan menguasai sendi-sendi penting kepemerintahan, hingga mereka bisa merealisasikan target “Ekspor Revolusi Iran” dengan desain yang rapi. Dan jika cara itu tidak tercapai mereka gunakan cara lain yang telah terdesain sebelumnya yaitu memprovokasi rakyat untuk melakukan revolusi, setelah itu mereka mencuri kekuasaan dari tangan pemerintah. 

        Kenyataannya sekarang kita melihat rencana busuk Syi’ah lima puluh tahun ini telah terlaksana secara rapi di beberapa Negara islam dan Arab, seperti Irak, Kuwait, Bahrain, Yaman, Suriah, Lebanon, Jordania, Sudan, dan sebagian Negara Arab di utara Afrika dan lainnya. Mungkin kebusukan mereka ini semakin terungkap setelah mereka melanggar sendiri roda rencana jahat lima puluh tahun mereka di Irak, serta pengkhianatan mereka yang membantu para aggressor Amerika (iblis besar) dan musuh-musuh Zionis dalam melawan kaum muslimin dan Arab.
Mereka jatuh ke dalam perangkap kebenciannya sendiri, yang mendorong untuk melakukan kejahatan terburuk, paling kejam dan nista di Negara Irak, yang memobilisasi opini negatif publik, Arab dan dunia muslim terhadap mereka, setelah terungkapnya niat, keyakinan dan latar belakang perilaku buruk dan memalukan mereka terhadap bangsa muslim.

       Sementara di Suriah, mereka dapat melaksanakan rencana busuknya dengan detail dan rapi, selain juga mendapatkan perlindungan penuh yang diberikan oleh penguasa Asad, dalam menghadapi Suriah dan rakyatnya. Dan tidak masuk akal kaum muslimin berpangku tangan membiarkan rakyat dan bumi mereka jatuh satu persatu ke pelukan tersangka pemilik proyek Shafawi ini. Karena mereka juga harus memiliki proyek tandingan untuk menjaga rakyat, umat dan negerinya dari kejahatan berbahaya yang datang dari negeri Persia Iran yang bekerja sama dengan para penguasa Bassyar Asad yang berkhianat pada negeri, bangsa dan umatnya.
 


[Sumber: voa-islam.com]


RELATED POSTS: