| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Tuesday 9 February 2016

BARNABAS, PAULUS & SEJARAH KRISTEN (PART 2)


BARNABAS DAN PENGIKUT YESUS PALING AWAL
Barnabas adalah seorang Yahudi yang lahir di Siprus, nama aslinya adalah Joses (Yusuf Levi). Dalam pengabdiannya kepada Yesus, para rasul lain memberi nama Barnabas yang artinya anak pelipur lara atau anak nasihat bijak. Dia termasuk pengkhotbah sukses dengan daya tarik pribadinya yang kuat. Siapa saja yang merasa sangat terganggu akibat konflik ajaran, merasa terhibur dan damai dalam bimbingannya. Keistimewaannya sebagai seorang yang pernah begitu dekat dengan Yesus telah membuatnya menjadi anggota terkemuka dari kelompok kecil murid-murid di Yerusalem yang menjalin kebersamaan setelah Yesus lenyap. Mereka mencermati Hukum Kenabian, yang dibawa oleh Yesus “Bukan untuk menghancurkan tapi untuk memenuhi(Matius 5: 17). Mereka meneruskan kehidupan sebagai orang Yahudi dan mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada mereka.

Bahwa Kristen yang dapat dianggap sebagai sebuah agama baru, tidak terjadi di kalangan mereka.

Mereka adalah orang-orang saleh yang menjalankan tradisi Yahudi dan mereka dibedakan dari para tetangga mereka hanya karena faktor keimanan mereka kepada ajaran-ajaran Yesus. Pada awalnya mereka tidak mengorganisir diri mereka sebagai sebuah sekte yang terpisah dan tidak memiliki sinagog khusus.

Tidak ada satupun dari ajaran Yesus, sebagaimana yang dimengerti oleh mereka, yang mengharuskan permusuhan kepada umat Yahudi. Namun mereka menentang kepentingan pribadi dari para elit Yahudi.

Konflik yang terjadi antara umat Yahudi dengan para pengikut Yesus bermula dari para elit Yahudi yang merasa bahwa umat Kristen ini akan merendahkan otoritas mereka. Jurang konflik yang berlangsung dengan cepat meluas. Selama pengepungan Yerusalem di tahun 70 M., umat Kristen berbondong-bondong meninggalkan kota dan menolak untuk terlibat dalam pemberontakan Bar Coachaba pada tahun 132 M. Dua peristiwa ini telah mencuatkan perbedaan antara umat Kristen dengan umat Yahudi.

Pertanyaan tentang awal kemunculan Yesus, sifat-sifatnya dan hubungannya dengan Tuhan, yang di masa kemudian menjadi begitu penting, belum muncul di kalangan murid-murid yang paling awal ini.

Bahwa Yesus sebagai seorang manusia yang dianugerahi kelebihan supranatural oleh Tuhan, diterima dengan penuh keyakinan. Tak satupun ucapan Yesus atau berbagai peristiwa dalam hidupnya yang membuat mereka merasa harus mengubah pandangan tersebut.

Menurut Aristides, salah seorang apologis (pembela keyakinan) paling awal, bahwa ritual ibadah yang dilakukan oleh umat Kristen paling awal adalah lebih tinggi kadar monoteistiknya bahkan jika dbandingkan dengan monotheisme umat Yahudi sekalipun.


PENUHANAN YESUS OLEH PAULUS (SAULUS)
Dengan adanya perubahan dari seorang Paulus lahirlah era baru dalam teologi Kristen. Teologi Paulus didasarkan pada pengalaman pribadinya yang diinterpretasikan dalam cahaya pemikiran Yunani Kontemporer. Teori penebusan dosa adalah hasil pemikirannya, sebuah keyakinan yang sama sekali tidak diketahui oleh murid-murid Yesus. Teori Paulus ini telah mengakibatkan penuhanan Yesus.

Periode Paulus dalam sejarah gereja Kristen diwarnai oleh perubahan suasana dan perubahan prinsip-prinsip. Sebagai ganti dari para murid (12 murid) yang begitu dekat dengan Yesus, muncul figur baru (Paulus), yang belum pernah melihat dan mendengar Yesus secara langsung, yang memimpin di baris terdepan. Sebagai ganti dari Palestina, imperium Romawi menjadi latar belakang bagi kegiatan-kegiatan umat Kristen. Selain itu, alih-alih menjadi salah satu sekte Yudaisme, umat Kristen menjadi independen dan terpisah dari Yudaisme. Akhirnya muncul menjadi agama baru yang kita kenal sekarang.

Paulus sebenarnya lahir sebagai seorang Yahudi dan warga Tarsus. Namun dia lama tinggal di Roma dan menjadi penduduk Romawi. Dia kemudian menganut dengan teguh agama Romawi yang telah memasyarakat. Kaum intelektual pada saat itu ada di bawah pengaruh filsuf Plato dan Aristoteles. Paulus merasa bahwa tidak mungkin untuk mengubah masyarakat di wilayah imperium Romawi tanpa membuat beberapa penyesuaian bersama. Tapi tentu saja kebijakan Paulus ini tidak mungkin untuk diterima oleh orang-orang yang pernah melihat dan mendengar langsung Yesus dan ajarannya. Namun meski diwarnai oleh perbedaan, mereka kemudian memutuskan untuk bekerjasama untuk tema-tema yang bersifat umum.

Sebagaimana digambarkan dalam Kisah Para Rasul; Barnabas, yang merepresentasikan diri sebagai murid pribadi Yesus, dan Paulus yang bekerjasama dengan mereka dalam beberapa kesempatan. Tapi akhirnya konflik antara kedua pihak semakin meruncing.

Paulus ingin menghapus perintah-perintah Tuhan kepada Nabi Musa AS. (Moses) tentang hal-hal yang boleh dimakan. Dia juga hendak menghapus perintah Tuhan kepada Nabi Ibrahim AS. (Abraham) tentang keharusan berkhitan. Barnabas beserta murid-murid langsung Yesus merasa sangat keberatan.

Setelah konflik tersebut kedua belah pihak memutuskan untuk mengambil jalan mereka masing-masing. Dalam Kisah-Kisah Para Rasul, Barnabas menghilang setelah terjadi pertikaian, karena proses penulisan Kisah-Kisah para Rasul dilakukan oleh para pengikut Paulus.
Disebabkan oleh kompromi Paulus dengan keyakinan dan legenda Romawi maka para penganut Kristen yang berorientasi pada ajaran Paulus berkembang sangat pesat dan semakin bertambah kuat. Dalam tahap berikutnya, tercapailah prestasi dimana para raja ditundukkan dan dijadikan alat demi memenuhi kepentingan gereja.

Para pengikut Barnabas tidak pernah mengembangkan sebuah organisasi yang terpusat. Namun demikian mereka tetap setia pada pemimpin mereka dan jumlah mereka bertambah dengan sangat cepat. Mereka telah menimbulkan kemurkaan gereja yang kemudian mengupayakan tindakan sistematis untuk menghancurkan mereka dan untuk memusnahkan semua jejak eksistensi mereka, termasuk buku-buku dan gereja-gereja mereka.
Situasi yang tak terorganisir dari para pengikut Barnabas ini justru menjadi kekuatan mereka, karena menjadi tidak mudah menangkap mereka.

Penelitian modern telah memberi kejelasan tentang fakta unik para pengikut Barnabas: mereka bagaikan pucuk-pucuk ombak dan dengan melihat mereka seseorang tak dapat memvisualisasikan keseluruhan laut yang membentang.


MONOTHEISME DALAM KRISTEN
Hingga abad ke-4 M., terdapat sebuah sekte yang dikenal dengan sebutan Hypsistarian yang menolak menyembah Tuhan sebagai Bapa. Mereka memujaNYA sebagai penguasa dunia Yang Maha Agung, dan Maha Tinggi dan tak satupun yang dapat menyamaiNYA.

Paul dari Samasata adalah seorang uskup di Antiokia. Dia telah berpandangan bahwa kristus itu bukan tuhan tapi seorang manusia dan seorang nabi. Dia hanya membedakan kristus dengan para nabi sebelumnya dan pada intinya tuhan tidak dapat menjadi seorang manusia.

Kemudian ada uskup Antiokia yang lain yaitu Lucian. Reputasinya sebagai seorang uskup sebanding dengan kemasyurannya sebagai seorang cendikiawan. Dia menentang keras doktrin Trinitas. Dia menghapus semua sebutan Trinitas yang ditambahkan dan disisipkan dari Bibel yang ia yakini yang tidak terdapat dalam Gospel yang paling awal. Dia menjadi seorang martir pada tahun 312 M.

Selanjutnya ada murid Lucian yang termasyur yaitu Arius (250-336 M). Arius lahir di Libya. Uskup Peter dari Alexandria mentahbiskannya sebagai Diaken - pembantu gereja yang mengerjakan kewajiban-kewajiban di gereja - namun kemudian mengucilkannya.
Achilles, penerus uskup Peter, sekali lagi mentahbiskan Arius sebagai pendeta. Alexander yang merupakan uskup Alexandria berikutnya, sekali lagi mengucilkannya.
Namun Arius berhasil mengumpulkan banyak pengikut yang memusingkan gereja. Jika Arius tidak dilibatkan di dalam dewan gereja, beliau dapat menjadi sangat berbahaya bagi gereja, namun pendapat-pendapatnya yang mengukuhkan kesatuan dan kesederhanaan tuhan yang abadi tidak dapat diterima gereja. Dia percaya bahwa bagaimanapun kristus melampaui makhluk ciptaan dimana dia sendiri bukan merupakan substansi yang sama sebagai tuhan. Dia adalah seorang manusia sebagaimana manusia lainnya. Ajaran Arius ini berkembang pesat mengguncang sendi-sendi gereja Paulus (sekarang dikenal dengan gereja Roma atau Vatikan). Sebelumnya tak ada seorangpun yang berani menentang gereja resmi Roma, namun Arius melakukannya.
Tinggal menunggu waktu bahwa akan semakin banyak penganut kristen yang percaya bahwa Yesus bukan tuhan namun utusan. Dan doktrin Trinitas akan runtuh dengan sendirinya.


TRINITAS VS ARIANISME (MONOTHEISME)
Pada masa pembangkangan Arius terhadap gereja, telah terjadi dua peritiwa besar yang akan mengubah sejarah Eropa. Pertama, Kaisar Konstantin berhasil menaklukan mayoritas wilayah Eropa. Kedua, Kaisar Konstantin mendukung pengikut Kristen tanpa menerima Kristianitas (ajaran Kristen).
Bagi putera mahkota perbedaan kredo dalam iman Kristiani sangat membingungkan. Di kalangan istana kontroversi pun berlangsung, ketika Ibu Suri cenderung pada ajaran Paulus, sedangkan saudara perempuan Kostantin, Putri Konstantina adalah seorang murid Arius (penganut ajaran Arianisme). Konstantin terombang-ambing dalam keraguan antara dua keimanan yang berbeda tersebut. Sebagai seorang administrator sebenarnya dia hanya berkepentingan untuk menyatukan semua pengikut Kristen dalam satu gereja.

Pada masa ini pula konflik yang terjadi antara Arius dan Uskup Alexander semakin memanas dan meluas sehingga Kaisar Konstantin takut jika upayanya mempertahankan perdamaian dalam Eropa baru yang bersatu menjadi terhambat.

Tahun 325 M berlangsung pertemuan seluruh ordo-ordo gereja di Nicea. Selanjutnya pertemuan ini dikenal dengan sebutan Konsili Nicea, berdasarkan nama tempat di mana pertemuan ini dilangsungkan. Nicea sekarang menjadi sebuah desa bernama Isnik. Uskup Alexander tidak dapat menghadiri pertemuan ini dan menugaskan Letnan Athanasius, yang selanjutnya menggantikan Alexander sebagai Uskup Alexandria.

Konferensi ini mempunyai banyak sesi berkepanjangan. Dalam fikiran Kaisar Konstantin untuk memelihara dan mempertahankan perdamaian di wilayah kekuasaannya adalah dengan cara mendukung dan bekerjasama dengan gereja (gereja Paulus) secara mutlak. Hal ini semata-mata dilakukan demi kepentingan politik dan kekuasaan. Secara fleksibel, kaisar mengurangi ketegangan dengan berdiri di belakang Athanasius dan menyingkirkan Arius. Dengan demikian ajaran Trinitas menjadi agama negara.

Selanjutnya, sudah dapat diduga, terjadilah pembantaian sadis terhadap umat Kristen yang tidak mempercayai doktrin Trinitas. Hanya dengan memiliki Bibel yang tidak disahkan oleh gereja Paulus/ Roma sudah merupakan pelanggaran berat. Sekitar 270 Bibel dalam berbagai versi yang dimusnahkan.

Putri Konstantina (adik Kaisar sekaligus murid Arius) tidak senang dengan berbagai peristiwa yang berlangsung. Kaisar pada akhirnya terbujuk untuk menerima keyakinan dari seorang yang akan dibunuhnya. Alhasil Arius dibebaskan pada tahun 346 M.
Pada hari Arius dijadwalkan untuk megunjungi katedral Konstantinopel untuk merayakan kemenangan, beliau meninggal secara mendadak. Pihak gereja menyebut peristiwa ini sebagai mukjizat. Sedang Kaisar Konstantin meyakini bahwa ini merupakan pembunuhan. Beliau kemudian membuang Athanasius dan dua uskup lainnya.
Kaisar kemudian menerima Kristianitas secara resmi dan dibaptis oleh uskup yang beraliran Arius. Sehingga kemudian Monotheisme menjadi agama negara.
Peristiwa penting ini mungkin yang belum banyak diekspos secara luas dan belum diketahui pembaca? Karena saya sendiri hanya mengetahui tentang Konsili Nicea dan bagaimana Kaisar Konstantin menjadikan Kristen Trinitas sebagai agama negara. Di mana sebelumnya dia menyembah Dewa Matahari. Ternyata setelah peristiwa pembebasan Arius dan kematiannya itu justru terjadi perubahan yang sangat signifikan.

Konstantin meninggal pada tahun 337 M. Kaisar berikutnya, Konstantanius, juga menerima ajaran Arius. Pada tahun 341 M sebuah konferensi digelar di Antiokia dan ajaran Monotheisme diterima sebagai penafsiran yang sahih atas iman Kristiani, bukan lagi Trinitas yang ditetapkan di Konsili Nicea. Pandangan tersebut ditegaskan oleh dewan gereja lain di Sirmium pada tahun 351 M. Setelah itu Arianisme diterima oleh mayoritas pengikut Kristen. St. Jerome menulis di tahun 359 M seluruh dunia berbondong-bondong untuk menjadi pengikut Arian. Tidak ada lagi ketakutan akan iman yang mereka sembunyikan. Itulah mengapa agama dan keyakinan sangat berhubungan dengan politik, kekuasaan dan kondisi keamanan.

ARIANISME=MONOTHEISME=TAUHID=ISLAM
Tokoh penting selanjutnya adalah Pope (Paus) Honorius. Beliau hidup sejaman dengan Rasulullaah Muhammad SAW. dan menyaksikan gelombang pasang Islam yang prinsip ajarannya sangat mirip dengan ajaran Arius (Monotheisme atau Tauhid). Ketika peristiwa saling bunuh antara sesama pengikut Kristen masih melekat kuat dalam memorinya, beliau memikirkan kemungkinan menjembatani antara Islam dengan Kristianitas.
Dalam suratnya, beliau mulai dengan mendukung satu akal, karena jika Tuhan mempunyai tiga akal yang independen maka akan timbul chaos. Kesimpulan logis mengarah pada keyakinan adanya satu Tuhan (Monotheisme yang juga dianut Arius, selanjutnya disebut juga Arianisme, dan dalam ajaran Islam dikenal dengan Tauhid). Doktrin ini tidak dilarang oleh negara selama setengah abad. Paus Honorius wafat Oktober 638 M.

42 tahun setelah kematian Paus Honorius yaitu tahun 680 M digelar konsili yang dilangsungkan di Konstantinopel, tempat di mana Paus Honorius dicaci dan dikutuk. Peristiwa ini sangat unik dalam sejarah kepausan, karena seorang paus dihujat oleh paus penerusnya dan oleh gereja.

Dua tokoh berikutnya dari tradisi iman ini yang layak disebut adalah dari keluarga Sozzini.
Figur yang pertama adalah L.F.M. Sozzini (1525-1565 M) merupakan penduduk asli Siena, Italia. Pada tahun 1547 beliau berada dalam pengaruh mistik Sisilia. Beliau memperoleh kemasyurannya di Swiss. Beliau menentang Calvin berkaitan dengan doktrin Trinitas. Beliau menggemakan doktrin Arius yang mengingkari ketuhanan kristus dan menolak doktrin dosa asal dan penebusan dosa. Objek penyembahan menurutnya adalah satu tuhan dan hanya satu tuhan.

Figur yang kedua adalah F.P. Sozzini (1539-1604 M) yang merupakan keponakan dari L.F.M. Sozzini. Pada tahun 1562 M beliau mempublikasikan sebuah karya tentang Gospel St. John yang mengingkari ketuhanan Yesus (Isa AS.) Pada tahun 1578 M beliau bertolak menuju Klausenburg di Transylvania dimana penguasa wilayah itu, John Sigisimud adalah penentang doktrin Trinitas.
Di sini, uskup Francis David (1510-1579 M) adalah penganut Anti-Trinitas yang sengit. Dari sinilah kemudian melahirkan sebuah sekte baru yang dikenal dengan Racovian Catechism. Diambil dari nama Racow di Polandia. Kota ini dengan sangat teguh menganut ajaran Arius (Arianisme).

Di antara para penganut kristen sekarang masih terdapat yang meyakini satu tuhan (Monotheisme atau Tauhid), namun mereka tidak selalu vokal. Karena keyakinan mereka itu bertentangan dengan doktrin Trinitas yang menjadi doktrin resmi gereja pusat ortodok kristen yaitu gereja Katolik Vatikan Roma, dan gereja lain di dunia. Mengingat kekuatan gereja yang sangat menghancurkan dan bagaimana bertindak di masa lalu terhadap Anti-Trinitas, kalangan penentang Trinitas ini tidak dapat mengekspresikan diri mereka secara leluasa dan tidak ada komunikasi yang terjalin antara sesama mereka.

Sejarah telah memberi pelajaran bahwa sangat sulit untuk menghancurkan keimanan secara paksa. So, bukan tidak mungkin bukan sejarah terulang kembali, dimana Trinitas runtuh dan digantikan dengan Monotheisme?

Bahkan Anthanasius sendiri menyatakan bahwa kapan saja beliau memaksakan pemahamannya untuk merencanakan ketuhanan Yesus, kerja keras dan upayanya sia-sia luntur dengan sendirinya. Semakin sering beliau menulis semakin beliau tidak mampu untuk mengekspresikan fikiran-fikirannya.
Di tempat terpisah beliau memaklumkan kredonya,
“BAHWA TIDAK ADA TIGA TUHAN TAPI SATU TUHAN”.




 [Terjemah Injil Barnabas (The Gospel of Barnabas)]

No comments:

Post a Comment