| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Thursday 24 July 2014

JARINGAN ZIONIS ISRAEL DI INDONESIA

    Banyak orang Indonesia yang  menjadi bagian dari jaringan Zionis Israel, termasuk dari kalangan tokoh-tokoh Islam. Beberapa orang bahkan menghadiri hari ulang tahun kemerdekaan Zionis Israel di Singapura. Dengan menghadiri kemerdekaan Zionis-Israel secara tidak langsung mereka memberikan pengakuan eksistensi Zionis-Israel atas pendudukan tanah Palestina yang dirampasnya sejak sebelum kemerdekaan tahun 1948. Bukan sekali ini saja orang Indonesia berkunjung ke Kedutaan Israel di Singapura, karena Singapura menjadi pintu bagi orang ataupun kelompok yang ingin menjadi bagian penting Zionis Israel di Asia. 
     Di tahun 2007 tanggal 8 Desember, Jerusalem Post pernah memberitakan lima orang tokoh yang mewakili Ormas Islam Indonesia (Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah) yang menghabiskan waktu selama seminggu di Israel. Mereka bertemu dengan berbagai tokoh puncak Zionis Israel termasuk Presidennya kala itu yaitu Shimon Peres. Wajar saja karena kunjungan mereka disponsori oleh Simon Wiesanthal Center dan LibForAll Foundation.
Tokoh Muhammadiyah yang pernah berkunjung ke Israel diantaranya Syafiq Mugni selaku Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dari PP Muhammdiyah Dr. Habib Cirzin pun pernah berkunjung ke Israel.
Saat bertemu dengan Shimon Peres, Syafiq Mugni menghadiahkan sebuah tutup kepala yang disebut Kippa bertuliskan kata Shalom, yang dalam bahasa Ibrani berarti kedamaian. Para tamu Indonesia bahkan tampak gembira ketika Peres langsung memasang kippa tersebut di kepalanya.

      Mereka melanjutkan pembicaraan dengan berbagai topik, termasuk ekonomi, politik, agama dan perayaan hari jadi  Israel ke 60 bulan Mei 2008. Bahkan kemungkinan membuka hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Shimon Peres mengungkapkan, Israel berbahagia bisa berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para pemimpinnya. Peres akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke-60 bulan Mei 2008. Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan musuh Israel bukanlah Islam tapi "teror". 

  Syafiq Mugni menjelaskan tentang perkembangan ekonomi, demokrasi dan sistem pendidikan di Indonesia. Syafiq berharap Muslim Indonesia lebih toleran, meski sebagian juga masih ada yang menentang demokrasi. Sementara itu, Wakil NU Abdul A'la mengakui masih ada kelompok kecil "ekstrimis" Muslim di Indonesia.

     Selain itu, delegasi Ormas NU dan Muhammadiyah dengan ditemani Kepala Wiesenthal Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan CEO LibForAll Foundation,  C.C. Holland Taylor, ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.
LibForAll Foundation disebut-sebut sebagai lembaga Zionis yang berkedok Liberalisme dan Pluralisme di Indonesia. Kelompok ini banyak berhubungan dan berkolaborasi dengan berbagai Ormas Islam di Indonesia dengan tujuan membangun hubungan lebih inten dengan Zionis Israel.

      Sudah bukan rahasia lagi bahwa ada kedekatan antara Israel dengan Alm. Abdurrahman Wahid – yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. Di masa pemerintahan beliau Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Gus Dur bertemu dengan Presiden Shimon Peres dan menjadi anggota Yayasan Institute Shimon Peres. Bapak Pluralisme – julukan dari Presiden SBY – bahkan pernah mendapat hadiah Medali Keberanian (Medal  of Valor) dari Yahudi Internasional 6 tahun silam (6 Mei 2008). Upacara penganugrahan baerlangsung meriah di Beverly Wilshire Hotel, 9500, Wilshire Blvd, Beverly Hills, Los Angeles, California, USA.
Acara tersebut dihadiri beberapa tokoh terkemuka Yahudi dari seluruh Amerika Serikat, termasuk bintang film Will Smith.

      Itu hanyalah bagian kecil saja dari cerita besar tentang Israel’s connection di Indonesia. Pada jamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia juga mempunyai hubungan dekat dengan Zionis Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro. Meski Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel tetapi hubungan berjalan di segala bidang, termasuk bidang perdagangan dan teknologi. Pernah menjadi perbincangan hangat saat perusahaan Israel memenangkan tender perusahaan telekomunikasi di Indonesia (Indos*t).

     Berita tentang kedatangan sejumlah Warga Negara Indonesia dalam upacaya hari ulang tahun kemerdekaan negeri Zionis Israel di Singapura di atas hanyalah puncak gunung es. Sebenarnya jaringan Israel’s connection telah mengakar cukup dalam, bahkan sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya jaringan Israel’s connection di Indonesia.  Di daerah lain pun dapat ditelusuri jejak-jejak keberadaan mereka, baik melalui bangunan-bangunan bekas sinagog maupun ajaran serta orang-orang yang mempunyai hubungan dengan mereka.

RELATED POSTS:






[Sumber: voa-islam.com]


No comments:

Post a Comment