| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Thursday 26 June 2014

BUNGA BANK = RIBA = HARAM!

     Fatwa MUI No. 1 Tahun 2004 tentang bunga bank riba telah dikeluarkan. Sebelum adanya fatwa ini keharaman bunga bank memang masih banyak diperdebatkan, organisasi masa Islam yang besar-besar pun saat itu belum menyatakan bahwa bunga bank adalah riba. Tetapi setelah adanya fatwa yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Insonesia yang mewakili seluruh elemen penting umat Islam negeri ini maka seharusnya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengikuti fatwa para ulama ini dengan mencari solusinya. Karena isi dari fatwa tersebut di atas tidak hanya terbatas pada produk-produk perbankan tetapi juga menyangkut seluruh produk-produk institusi keuangan lainnya, lantas bagaimana para eksekutif dan karyawan perbankan serta industri keuangan lainnya merespon fatwa ini?
      Secara umum terdapat empat kelompok yang merespon fatwa tersebut secara berbeda:
Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak tahu atau tidak mau tahu tentang adanya fatwa tersebut. Bagi kelompok ini, ada atau tidak adanya fatwa riba ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap pekerjaannya hingga kini.
Kelompok kedua adalah kelompok yang tahu ada fatwa ini tetapi mereka merasa lebih tahu tentang haram tidaknya bunga bank, maka bagi kelompok yang kedua ini fatwa tersebut juga tidak berpengaruh pada pekerjaannya.
Kelompok ketiga adalah kelompok yang menerima fatwa tersebut dan berusaha mentaatinya, hanya saja tidak atau belum tahu harus bagaimana – bisa dikatakan galau dalam bahasa gaulnya.
Kelompok keempat adalah kelompok yang menerima fatwa tersebut dan mulai membuat rencana-rencana bagaimana menjauhi riba dalam kehidupan modern yang bentuk-bentuk ribanya sudah sangat sophisticated ini.
Pembaca termasuk dalam kelompok yang mana?
Bagi kelompok ketiga dan keempat silahkan simak postingan ini, semoga bermanfaat.

    Sampai sekarang riba telah mengepung kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya mengepung para eksekutif dan pekerja di perbankan dan industri keuangan lainnya, namun juga mengepung seluruh masyarakat pekerja. Kepungan riba atau yang disebut sebagai lingkaran riba ini dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini. 
 
Lingkaran merah adalah ribanya, sedangkan garis-garis putih adalah celah-celah dimana kita bisa berusaha keluar dari lingkaran riba ini. Kita bisa lihat bahwa celahnya begitu kecil, untuk menunjukkan betapa susahnya keluar dari lingkaran riba itu sekarang. Melihat betapa sulitnya kita keluar dari lingkaran riba maka bisa jadi jaman ini adalah jaman yang sudah dikabarkan oleh Rasulullaah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam melalui haditsnya,
Sungguh akan datang pada manusia suatu masa (ketika) tiada seorangpun di antara mereka yang tidak akan memakan (harta) riba. Siapa saja yang (berusaha) tidak memakannya, maka ia tetap akan terkena debu (riba)nya.”
(HR. Ibnu Majah, HR. Sunan Abu Dawud, HR. Al-Nasa’i dari Abu Hurairah)

     Untuk menggambarkan betapa riba tersebut telah mengepung kita, berikut ini contoh gambaran situasinya:
Jika kita sebagai pekerja di perusahaan atau instansi apapun, kini hampir dapat dipastikan perusahaan atau instansi menaruh sebagian besar dananya di Bank Konvensional dalam bentuk rekening koran, deposito dan sebagainya. Bunga kemudian mengalir ke rekening tersebut dan kemudian sampai ke gaji kita, tunjangan, bonus dan sebagainya.
Selain gaji, sebagai karyawan kita juga memperoleh jaminan kesehatan, dana pensiun, jaminan perlindungan kecelakaan kerja dan sebagainya. Dimana dana-dana ini dikelola mayoritasnya oleh industri keuangan konvensional.
Darimana kita bisa tahu bahwa sebagian besar perusahaan atau instansi menggunakan bank dan industri keuangan konvensional untuk menaruh atau mengelola uangnya? Kita bisa tahu dari pangsa pasar bank dan industri keuangan syariah yang masih sangat kecil dibandingkan dengan yang konvensional, artinya mayoritas perusahaan dan instansi masih menggunakan yang konvensional ketimbang yang syariah.
Terlepas dari adanya kritik sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa bank dan industri keuangan syariahpun belum sepenuhnya syar’i, saya tetap menyarankan penggunaan yang sudah berusaha menuju yang syar’i ini ketimbang yang terang-terangan tidak menghiraukan fatwa riba ini. Syukur-syukur ada yang sepenuhnya sudah syar’i.
 
      Bagi bank konvensional yang infrastruktur teknologi dan layanannya sudah jauh lebih unggul yang dalam realitasnya sudah banyak memberi manfaat untuk kepentingan transfer dana dan sebagainya, bisa saja bank-bank seperti ini tetap digunakan tetapi produk-produk ribawinya harus dihilangkan. Rekening koran misalnya, tidak usah diberi bunga tetapi gantinya diberikan dalam bentuk layanan yang sebaik-baiknya, karena masyarakat yang sadar keharaman bunga bank tidak akan mementingkan – atau bahkan menjauhi – bunga tetapi membutuhkan layanan yang baik. Produk semacam deposito misalnya, tidak perlu lagi digunakan karena kalau ada kelebihan dana,bisa diputar di bisnis yang riil Insya ALLAAH akan lebih baik daripada sekedar ditaruh di deposito.

   Untuk produk-produk asuransi, dana pensiun, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan sebagainya seharusnya ada perlindungan konsumen muslim secara maksimal, jangan sampai pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak ini dipenuhi atau dikelola secara ribawi. Bayangkan misalnya ada keluarga kita jatuh sakit, tetapi kemudian dirawat oleh perusahaan dengan jaminan asuransi yang dikelola secara ribawi, do’a orang sakit yang seharusnya terkabulkan menjadi tidak terkabulkan karena pengaruh riba yang bisa jadi tidak kita sadari.
Begitu pula ketika kita telah memasuki masa pensiun tanpa kita sadari dana pensiun yang kita gunakan sebagian berasal dari riba yang terbawa oleh pengelolaan dana pensiun yang juga belum menghiraukan fatwa riba tersebut.

     Solusi bank syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan sejenisnya dapat terus diupayakan dan disempurnakan untuk menjadi solusi yang benar-benar syar’i, bukan hanya sekedar ikut-ikut trend atau mencari keuntungan saja. Namun sesungguhnya solusi syar’i yang paling luas aplikasinya dan sesuai tuntunan yang sebenarnya adalah menggalakkan perdagangan (jual beli) dan sedekah. Di dalam Al-Quran telah ditegaskan bahwa lawan dari riba adalah jual beli dan sedekah, maka inilah yang seharusnya digalakkan di masyarakat dan diajarkan sejak anak-anak. Anak-anak lebih baik diajari berdagang dan bersedekah ketimbang diajari menabung.
Namun sayangnya jual belipun mudah sekali terjatuh pada riba bila tidak mengikuti ketentuan syariat jual beli. Itulah mengapa Umar bin Khattab ketika menjadi Muhtasib (pengawas pasar) sering mengingatkan masyarakatnya untuk tidak berjualan di pasarnya bila tidak memahami syariah jual beli.
Salah satu dari upaya nyata untuk menumbuhkan keahlian dan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa berjual beli secara syar’i ini bisa dengan mendirikan dan melestarikan institut-institut atau kajian-kajian tentang masalah ini. Jika yang riba saja ada institut-institut resminya, dan meraja lela, lalu kenapa kita tidak membangun kekuatan untuk melawannya?!







“… ALLAAH telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
(QS. Al-Baqoroh [2] : 275)

“ALLAAH memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah…”
(QS Al-Baqoroh [2] : 276)


Saturday 14 June 2014

APRIL MOP (APRIL FOOLS DAY)




      Setiap tanggal 1 April masih ada saja orang yang merayakan hari tersebut dengan membuat keisengan ataupun kejutan.

April Fools Day, demikian orang Barat menyebut hari pada tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai April Mop. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sebenarnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol (yang memang didahului dengan upaya penipuan)?

Rasulullaah SAW telah mewajibkan umatnya untuk bersikap ‘Ilmu qabla amal (berarti ilmu sebelum mengamalkan). Umat Muhammad SAW wajib mengetahui duduk perkara suatu hal secara benar sebelum mengerjakannya. Sayyid Quthb juga mengatakan bahwa orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup sama dengan orang-orang jahiliyah. Jangan sampai kita menjadi golongan mereka terhadap kejahiliyahan.
Berikut ini adalah sejarah April Mop (April Fools Day), mari kita simak bersama-sama.

SEJARAH APRIL MOP

     Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sebenarnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut mari kita tengok dulu sejarah Spanyol ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

    Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dapat dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, dan Tours jatuh. Meskipun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

    Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati maka banyak warga Spanyol yang kemudian dengan sukarela memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam namun mereka benar-benar mempraktekkan kehidupan secara Islami, mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an, mereka selalu berkata tidak untuk segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

    Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol beberapa kali berupaya membersihkan Islam dari Spanyol namun mereka selalu tidak berhasil. Lalu dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol yaitu dengan melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Mulailah serangan pertama. Secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari dari pada membaca Al-Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai tetapi juga penduduk sipil, para perempuan, anak-anak dan orang-orang tua sekalipun, semuanya dihabisi dengan sadis.

    Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut.

     Keesokan harinya ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumahnya.

Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil. Sedangkan tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Jerit tangis pecah dan takbir membahana. Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, dengan buas ribuan tentara Salib segera membantai umat Islam Spanyol, warga sipil yang tidak berdaya tanpa perasaan belas kasihan.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam, darah menggenang di mana-mana. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Karenanya sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan turut merayakan April Mop maka sama saja dengan merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.

 Wallahu a’lam...



[Referensi: Rizki Ridyasmara dalam  “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?” (Pustaka Alkautsar, 2005),
eramuslim.com]



“Mereka berusaha hendak memadamkan nur (cahaya)  ALLAAH  dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi ALLAAH (justru) menyempurnakan  nur-hidayah NYA (agama Islam) walau orang-orang kafir membencinya".
(QS. As-Shaff: 8)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
(QS. Al-Israa’: 36)

 “Orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan orang-orang jahiliyah.”
(Sayyid Quthb)

Tuesday 3 June 2014

BELAJAR DARI CATUR


      Kebanyakan orang mungkin menganggap permainan catur sangat membosankan. Sebab sepanjang permainan pemainnya hanya diam, asik dengan pikirannya masing-masing dan tidak ada body contact. Selain itu tidak ada suporter seperti yang kita temui pada olahraga atau permainan lain. Jangan harap anda akan menemui cheerleader ataupun umbrella girl pada pertandingan catur. Genderang atau terompet penyemangat pertandingan pun tidak pernah ada. Namun beda halnya dengan pendapat para atlet/ pemain dan penggemar olahraga fisik dan fikiran ini. Mereka akan beranggapan bahwa permainan Catur adalah latihan sekaligus hiburan yang sangat mengasyikan. Meskipun tanpa pendukung yang menyemangati ataupun tanpa penonton sekalipun, mereka bisa bertahan sampai berjam-jam. Benar-benar permainan yang sangat menarik bukan?! 


      Tapi saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai menarik dan manfaat bermain catur. Kali ini saya akan mengajak pembaca untuk belajar dari permainan catur. Apa saja sih yang bisa kita pelajari dari permainan yang dulunya hanya diperuntukkan bagi kalangan kerajaan dan bangsawan ni? Yuk mari sama-sama kita pelajari filosofi yang terkandung di dalam permainan catur.

     Dalam catur sudah diatur bagaimana pergerakan bidak-bidaknya. Misalnya Pion hanya bisa bergerak maju (langkah pertama boleh 2 petak, setelahnya hanya boleh 1 petak), Menteri/ Peluncur bergerak miring, Kuda hanya dapat bergerak menyerupai huruf/ Letter “L”, Benteng bisa 4 arah tapi tidak bisa miring, Ster/ Patih bisa bergerak ke arah mana saja dan tidak ada batasan langkah, sedangkan Raja/ Ratu bisa bergerak segala arah namun hanya 1 petak setiap langkah. Pelajaran yang bisa kita ambil yaitu dalam kehidupan setiap orang mempunyai peran dan cara hidup masing-masing yang terikat dalam aturan-aturan, baik yang dibuat oleh ALLAAH maupun manusia sendiri. Jadi lebih baik kita mengikuti aturan dan memahami apa peran yang sedang kita mainkan serta mengetahui apa yang seharusnya kita kerjakan.

    Sebelum memulai permainan catur kita telah menentukan apakah kita akan bermain menyerang atau bertahan. Namun terkadang di tengah pertandingan/ permainan ada kalanya kita mengubah cara bermain kita karena adanya perubahan situasi dan posisi permainan. Tetapi tujuan tidak pernah berubah yaitu tetap mempertahankan raja/ ratu kita agar tidak mati atau minimal bisa remis/ seri. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa sejak awal kita harus fokus pada tujuan yang telah kita tetapkan dan bagaimana cara meraihnya. Jika ada perubahan situasi dan kondisi dalam kehidupan kita, maka yang perlu kita sesuaikan adalah caranya bukan tujuannya. Tujuan bisa kita ubah jika memang tidak ada cara lain lagi untuk meraihnya.

     Dalam catur setiap langkah yang kita buat harus difikirkan benar-benar dan harus selalu mengandung tujuan yang jelas tanpa mengabaikan posisi sendiri maupun lawan. Singkat kata, tanpa perhitungan yang matang dan tujuan yang jelas maka langkah yang kita buat akan menjadi sia-sia bahkan bisa menjadi blunder yang berujung pada kekalahan. Begitupun dalam kehidupan kita perlu memperhitungkan setiap langkah kita dengan tujuan yang jelas tanpa melupakan kondisi sendiri dan keadaan sekitar agar bisa berakhir dengan keberhasilan dan kebahagiaan.

    Dalam catur kita tidak boleh lengah dan meremehkan lawan. Meski secara kuantitas jumlah bidak kita lebih banyak dan posisi sudah akan memenangkan permainan tetapi jika kita ceroboh dan tidak fokus maka kesalahan dan kecerobohan akan bisa dimanfaatkan lawan untuk mengambil alih atau mengubah jalannya permainan. Tentu lawan akan berpikir lebih keras jika posisinya terdesak dan berusaha melepaskan diri dari kesulitannya sehingga jika kita tidak fokus dan bertindak ceroboh maka kemenangan yang sudah hampir di tangan akan hilang begitu saja. Bagaimanapun kita tidak boleh bertindak ceroboh dan seenaknya sebelum tujuan benar-benar tercapai. Tetap fokus setiap saat dan jangan biarkan situasi/ kondisi di sekeliling kita mengubah track yang sudah kita bangun susah-susah dalam meraih tujuan. Kemampuan – baik dalam bentuk bakat, keahlian, ketrampilan, kepandaian dan materi – serta kesempatan – baik dalam bentuk waktu, dukungan maupun kesiapan – dapat mempermudah dalam meraih tujuan hidup namun jika kita tidak bijaksana dan salah menggunakan kemampuan serta kesempatan yang kita miliki tersebut maka hanya kehancuran yang akan kita dapat.

      The last but not the least...
Pion terkadang hanya dipandang sebelah mata dan sering diremehkan perannya dalam permainan catur, tapi pada saatnya pion bisa berubah dan menjadi apa saja jika berhasil melangkah di batas akhir pertahanan lawan. So, jangan pernah meremehkan orang lain.

    Tulisan ini di dapat dari blog SCBA Malang dengan berbagai perubahan dari penulis. Semoga bermanfaat. :)



[Sumber: duniacatur-duniaanakcerdas.blogspot.com]