| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Wednesday 12 November 2014

MENGENAL KABBALAH: AJARAN AGAMA, ILMU KEBATINAN, SIHIR, ATAUKAH BID’AH (HERESY)?

Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia (alchemist), sangat banyak yang berakar dari Kabbalah.

Ajaran Kabbalah merupakan ajaran paganisme yang memadukan kepercayaan terhadap kosmos dengan jiwa manusia, sumber dari ajaran Talmud yang kini banyak dianut oleh kaum Zionis-Yahudi.

Kabbalah juga lekat dengan ritual-ritual ajaran kegelapan dan satanisme. Banyak ritual yang dilakukan para Kabbalis guna “memelihara” jiwa Kabbalahnya; antara lain: ritual meminum darah, ritual pengorbanan nyawa manusia, ritual seks bebas, dan lain-lain.

Berabad-abad lalu Gereja (Vatikan-Katolik) telah menentang ajaran ini. Namun para Kabbalis melakukan perlawanan terhadap Gereja. Bahkan mendirikan gerejanya sendiri dengan nama Satanic Church (Gereja Setan).

Di Indonesia, kasus Gereja Setan pernah disebutkan ada di Bandung dan tempat lainnya, namun beritanya menguap begitu saja.


DEFINISI DAN ASAL KABBALAH
   
Kata Kabbalah (Qabbala) atau Qibil dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti lisan, tradisi lisan, yang diteruskan atau diwariskan secara lisan.

Pada mulanya istilah ini bersifat netral, namun kemudian ketika kaum Yahudi menggunakan istilah ini untuk menyembunyikan dan memelihara kepercayaan mistis-esoteris kelompoknya, istilah ini berubah menjadi lebih bersifat politis dan eksklusif.

Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah-naskah kono Yahudi.

Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi namun sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat dan tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.

Menurut Encarta Encyclopedia (2005) istilah Kabbalah berasal dari bahasa Ibrani yang memiliki pengertian luas sebagai ilmu kebatinan Yahudi atau Yudaisme (Judaism) dalam bentuk dan rupa yang amat beragam dan hanya dipahami oleh sedikit orang. (Rizki Ridyasmara, 2006: 20)

Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, mengatakan bahwa Kabbalah jauh lebih tua daripada agama Yahudi.

Ketika dikaji lebih dekat, kita akan menemukan fakta bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala.

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, menyebut Kabbalah sebagai racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.

Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir.

Selama ribuan tahun Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir dan kemudian menjadi induk dari segala induk ilmu sihir yang ada di dunia hingga hari ini.

Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan gaib yang besar.

Dianutnya Kabbalah oleh orang-orang Yahudi mengundang tanda tanya besar bagi Harun Yahya, peneliti muslim asal Turki yang bernama asli Adnan Oktar.

“Ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Nabi Musa AS.

Tapi kenyataannya di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang sebenarnya bertentangan dengan Taurat.

Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupakan elemen jahat dari luar yang menyusup ke dalam Yudaisme”, ungkap Harun Yahya. (Rizki Ridyasmara, 2006: 21)

Banyak pula orang non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan Kabbalah dan mencoba mempraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan doktrin-doktrinnya.

Murat Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis dalam bukunya, Masonluk Nedir ver Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):

“Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang”.

Kabbalah sarat dengan berbagai filsafat esoteris dan ritual penyembahan serta pemujaan berhala, bahkan penyembahan iblis;

yang telah ada jauh sebelum Taurat-Musa dan telah menyebar luas bersama Judaisme, yang seluruhnya berurat-berakar pada praktek-praktek kebatinan serta penyembahan dewa-dewi di zaman Mesir Kuno.

Ilmu-ilmu sihir kuno tersebut biasa dikerjakan dan menjadi alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar Fir’aun. Seperti yang diungkapkan oleh ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet.

“Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi,” ungkap d’Olivet.

Para sejarawan Barat menyepakati bahwa Kabbalah merupakan kepercayaan inti dari kelompok mistis tertua dunia yang dikenal dengan sebutan Kelompok Persaudaraan Ular (Brotherhood of the Snake).

Rezim Raja Namrudz di Babylonia dan Fir’aun di Mesir merupakan tonggak-tonggak awal yang amat penting bagi perjalanan kepercayaan ini.

Di masa-masa pra dan awal Perang Salib, sekitar abad ke-11 Masehi, Kabbalah mulai menampakkan diri di daerah Perancis Selatan.

Peneliti Kabbalah Barat, Olivia Prince dan Lynn Picknet, penulis buku The Templar Revelation”, menyatakan

bahwa pembawa ajaran ini salah satunya adalah kedatangan sepasukan Ksatria Yohanit dari Calabria, Belgia, ke sebuah wilayah yang dikuasai Mathilda de Tuscany dan Godfroi de Boullion (Knights Templar).

Tepatnya di Aux en Provence lah tradisi lisan Kabbalah dibukukan. Daerah Prancis Selatan daerah yang lazim disebut wilayah Languedoc-Roussillon ini setiap 22 Juli digelar hari pesta Maria Magdalena secara besar-besaran dan meriah.

Tahta Suci Vatikan mengenal daerah ini sebagai sarang Heresy. Mungkin karena itulah wilayah selatan Perancis sampai saat ini merupakan daerah yang tertinggal dalam pembangunan fisik (ditelantarkan?) dan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya.

Selatan Perancis merupakan daerah kuno yang sudah ditinggali dan sudah memiliki kepercayaan jauh sebelum agama Kristen lahir.

Terdapat banyak terowongan di bawahnya yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Banyak rahasia dan mitos di sini, antara lain harta karun Templar dipercaya juga dipendam di dalam tanahnya.

Konon, Yoseph Arimatea menyelamatkan Maria Magdalena dari Yerusalem ke Perancis Selatan ini dan Maria meninggal dunia di sini.

Orang-orang di sini percaya jasad Maria Magdalena sosok yang sangat dipuja oleh persaudaraan-persaudaraan rahasia okultisme 

seperti Illuminaty, Templar, Rosikrusian, dan Freemasonry, sebab itu Maria Magdalena dianugerahi julukan ‘Iluminatrix’ yang berarti “Cahaya di atas Cahaya”, serupa dengan arti nama Lucifer dikubur di dalam tanahnya.

Sebab itu, ada larangan resmi untuk menggali tanah di sekitar daerah ini bahkan untuk menanam sebatang pohon pun!

Banyak gereja yang didedikasikan kepada Maria Magdalena. Karenanya daerah ini dinobatkan sebagai pusat Magdalenaisme.

Daerah ini juga disebut sebagai pusat pemujaan terhadap Yohanes Pembaptis. Karena gereja Yohanes Pembaptis banyak bertebaran di sini.

Selain itu daerah ini juga terkenal dengan ajaran paganisme dan okultisme dengan segala legenda dan mitosnya. Bahkan Prince dan Picknett menyebut wilayah ini sebagai jantung heresy Eropa!

Wilayah bekas salah satu markas para Knight Templar tersebut sekarang menjadi salah satu destinasi wisata para turis lokal maupun asing.

Hal ini salah satunya berkat Dan Brown yang menyebutkan tempat ini di novel karyanya berjudul “The Da Vinci Code”. Novelnya sempat dicekal di berbagai negara.

Meski begitu, film dengan judul yang sama dengan novelnya berhasil dibuat dan dirilis. Film yang dibintangi Tom Hanks dan Audrey Tatou ini pun tak lepas dari kontroversi seperti novelnya.

Pro dan kontra pun mewarnai pembuatan dan penayangan film ini. The Da Vinci Code telah berhasil membuat Vatikan kebakaran jenggot dan dunia kristen Katolik terguncang.


KABBALAH MENJADI TREND DI KALANGAN SELEBRITI DUNIA

MADONNA
Beberapa selebriti dunia yang menjadi pemeluk atau mempelajari Kabbalah yaitu penyanyi dan aktris genius Madonna, pesepakbloa David Beckham dan istri tercintanya Victoria “Posh” Spice Girl,

Demi Moore dan mantan suaminya, aktor genius Ashton Kutcher,
Britney Spears, Lindsay Louhan, Keira Knightley, Elizabeth Taylor, Guy Ritchie, dan Jeff Godblum.

Jenifer Minar mengutip penulis buku “The 72 Names of God: Technology for the Soul”, Yehuda Berg, dalam artikel berjudul “Celebrities and Kabbalah… Why The Fascination?”,

yang dimuat dalam AssociatedContent.com menyatakan bahwa trend selebriti dunia mempelajari Kabbalah lebih didorong oleh kekosongan jiwa mereka di tengah gemerlapnya kehidupan kaum jetset.

“Mereka sudah memiliki segala mimpi yang diinginkan semua manusia namun di dasar hati mereka yang paling dalam mereka tetap merasa haus.

Mereka bingung dan bertanya pada diri sendiri tentang keberadaan mereka dan kehidupan dunia ini. Apa makna hidup bagi mereka. Sebab itu mereka mencari-cari jawabannya?”, ungkap Berg.

Madonna yang memiliki nama Kabbalis Esther pun megakuinya. Dia merasa hidupnya menjadi lebih bermakna setelah memeluk Kabbalah sebagai pedoman kehidupan religinya.

“Kabbalah telah mengubahku menjadi lebih baik. Ia (Kabbalah) mampu mengurangi egoisme yang ada dalam diriku. Bukan itu saja, Kabbalah juga memberikan ruang yang lebih luas guna dipakai sebagai sarana kontemplasi bagi banyak hal, ” ujar Madonna.

Madonna memang dikenal sebagai ikon selebritis Kabbalis. Salah seorang penyanyi pop, Britney Spears, mengikuti jejak Madonna masuk menjadi anggota Kabbalah.

Ketika Spears menyatakan diri masuk Kabbalah, Madonna memberinya buku tentang Kabbalah sebagai hadiah khusus darinya. Bagi Spears, Kabbalah memberinya banyak kebebasan dalam berekspresi.

Menurut kabar diberitakan – saya tidak tahu apakah kabar yang pernah beredar ini benar ataukah hoax – bahwa Spears telah keluar dari Kabbalah saat mempunyai hubungan dekat dengan paparazzi muslim.

Setelah ditinggalkan Britney Spears, Madonna mendekati Lindsay Louhan dan berhasil memperkenalkan serta mengajaknya masuk Kabbalah.

Inisiasi Lindsay Louhan sebagai anggota The Kabbalah Center of Los Angeles dilakukan Madonna di atas panggung pembukaan MTV Award di tahun 2003 di mana lantai panggung didesain berbentuk papan catur. 

Lindsay Louhan memiliki nama Kabbalis Rose, sebuah nama kuno yang memiliki arti sangat penting dan khusus dalam ritual Kabbalah.

Salah satu kuil Kabbalah kuno yang didirikan pelarian Templar berdiri di Skotlandia dan diberi nama Rosslyn Chapel (Kapel Rose).

Dalam salah satu film yang dibintangi Louhan “I Know Who Kills Me”, jika diperhatikan cover DVD/ posternya bergambar bunga mawar/ rose.

Apakah suatu kebetulan atau Lindsay sendiri yang meminta? Atau memang pihak kru film juga sudah mengetahuinya atau bahkan mereka juga anggota Kabbalah?

Louhan memang termasuk orang yang open minded. Dia tidak membatasi dirinya dengan hanya mempelajari satu agama atau kepercayaan saja.

Mulai tahun Louhan dikabarkan mempelajari kitab suci agama Islam, AL-QUR’AN. Hal ini diketahui saat dia tertangkap kamera sedang membawa terjemahan AL-QUR’AN.

Saat dikonfirmasi Louhan membenarkan hal ini. Dia memang sedang mempelajari AL-QUR’AN.

Bahkan dia pernah menulis beberapa kutipan yang ia dapat dari AL-QUR’AN di status media sosialnya, namun sepertinya keliru dan mengundang komentar negatif dari para netizen.

Pengakuannya tentang ketertarikannya pada ajaran Islam ini juga mengundang cibiran para netizen. Hal ini karena track record aktris dan penyanyi ini yang terkesan buruk di mata masyarakat.

Fenomena banyaknya selebriti dunia yang memeluk Kabbalah di atas tak lepas dari peran Kabbalah Centre (pusat Kabbalah) yang berdiri di kota-kota besar di Amerika maupun Eropa.

Menurut Jennifer Minar setidaknya ada 50 pusat Kabbalah tersebar di seluruh penjuru dunia, siapa pun bisa masuk ke sana dan menjadi anggotanya.



[Sumber: Knight Templar Knight of Christ by Rizki Widyasmara, eramuslim.com, alumnistan.blogspot.com, dan sumber lain]

HAGANAH: METAMORFOSIS HASHOMER

     Kelompok ekstrim sebelum berdirinya Israel di negara Palestina setelah Hashomer adalah Irgun HaHagannah Ha’vri atau biasa disebut Haganah. Yang unik adalah Haganah (baca: hah gah nah) terbentuk berdasarkan usul dari Hashomer.
Jauh sebelum Israel berdiri, kelompok-kelompok ekstrim yahudi memang selalu membuat kekacauan dan menghancurkan umat Islam di Palestina dengan program-program yang telah disusunnya. Israel berdiri pun tidak lain adalah hasil dari kekuatan tangan-tangan kelompok ekstrim yahudi ini.

SEJARAH HAGANAH
    Dalam postingan sebelumnya telah dibahas tentang Hashomer. Hashomer adalah kelompok teroris Yahudi yang bermetamorfosis menjadi sebuah kelompok teroris Zionis lainnya bernama Haganah. 
Menurut Ami IsseroffHaganah adalah gerakan bawah tanah Yahudi yang didirikan pada tahun 1920 dengan nama resmi Irgun HaHagannah Ha’vriHaganah bisa dikatakan sebagai salah satu pilar organisasi pramiliter Yahudi di wilayah Palestina saat masih menjadi wilayah mandat Britania Raya (Inggris) sejak tahun 1920 sampai dengan tahun 1948.
Madjid Shafa menyatakan bahwa kelompok ini merupakan Organisasi Militer Zionis yang memulai aktifitasnya sejak tahun 1921 di Yerusalem. Tujuan mereka adalah mengusir rakyat Palestina dan menggantinya dengan orang-orang Yahudi. Saat pembentukan organisasi tersebut pemimpin mereka mengatakan bahwa tujuan dari didirikannya Haganah adalah membela kehidupan, kepemilikan dan keagungan bangsa Yahudi.
Karena itulah ketika Haganah terbentuk banyak elemen pasukan Yahudi yang segera bergabung dalam barisan Haganah. Mereka notabene adalah orang-orang Yahudi yang pernah berperang di Balkan bersama pihak Inggris pada pertengahan Perang Dunia I (1917-1918).

        Menurut Madjid Shafa, membanjirnya para imigran Yahudi dari beberapa negara Eropa - khususnya Eropa Timur – di tahun 1920 sampai dengan tahun 1930 semakin memperkuat salah satu sel kelompok teroris Zionis ini. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar imigran yang baru datang adalah pemuda. Banyak dari mereka yang juga memiliki pengalaman di bidang organisasi milisi dan rahasia di tempat-tempat pemukiman Yahudi di Eropa Timur. Pada tahun yang sama, Haganah di bawah pimpinan David Ben-Gurion melaksanakan aksi teror dan kekerasan. Haganah yang semula hanya terbatas sebagai kekuatan bersenjata demi mempertahankan pemukiman imigran Yahudi, kemudian berubah menjadi laskar yang melakukan penyerangan terhadap warga Arab-Palestina. Mereka juga melakukan pengadaan dan pembelian senjata untuk merancang konflik dengan masyarakat Arab-Palestina yang kemudian dikenal dengan rencana Ben Zion Dinos, sebuah rencana yang menyusun daftar dan tanggal aksi pembunuhan terhadap para pemimpin Arab-Palestina saat itu.

     Pemilihan tempat-tempat pemukiman Yahudi yang murni dibangun dengan tujuan strategis dan politis sangat berpengaruh dalam terbentuknya Haganah dan pola pikir para anggotanya. Pemilihan tempat pemukiman Yahudi tidak hanya berlandaskan pada faktor ekonomi namun juga faktor kebutuhan pertahanan sentral dan strategi penempatan warga Yahudi berdasarkan jaminan akan eksistensi politik warga Yahudi di seluruh tanah Palestina.
Menurut mereka berhadapan langsung dengan warga Arab secara khusus akan mempengaruhi faktor ekonomi. Menurut mereka hal ini pada gilirannya akan menjadikan pemukiman Yahudi tersebut menjadi sebuah benteng kokoh untuk pertahanan Haganah. Program-program ekonomi dan pertanian pun akhirnya dijalankan secara bersamaan dengan program militer.
Haganah memiliki dua komando rahasia yakni Komando Tinggi Sipil dan Komando Tinggi Militer, dua komando ini tunduk pada kelembagaan Zionis yang berpusat pada agen-agen Yahudi.

EKSPANSI HAGANAH
     Pada awal perkembangannya, Haganah mengadakan hubungan dengan organisasi Persatuan Para Buruh Yahudi di Israel bernama Hestodort. Pada periode tahun 1920-an Haganah menyiapkan landasan untuk aktivitasnya di bidang spionase, penyelundupan senjata dan pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina.
Abdul Wahhab Maisiri menyatakan bahwa Yosef Hekht - seorang pemimpin Haganah - dalam laporannya kepada David Ben Gurion terkait masalah ini mengatakan, “Di masa itu, Haganah memiliki 27 senapan mesin, 750 senapan 1050 revolver, dan 750 granat. Karena jumlah senjata ini dirasa tidak cukup untuk menguasai Palestina maka para personil Haganah berusaha mengimpor senjata dari luar negeri. Hal ini dilakukan melalui penyelundupan senjata dan pembangunan beberapa pabrik kecil pembuat senjata ringan.”
Mulanya perlindungan terhadap semua koloni dan pemukiman Zionis masih berada di bawah komando pusat Haganah tetapi setelah peristiwa Revolusi 1929 Haganah mulai mengatur kelembagaannya atas dasar ekspansi, perluasan pendudukan dan operasi teror. Haganah juga mengumpulkan berbagai perangkat senjata, menyimpan bahan logistik dan memproduksi sebagian lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

      Ketika Buku Putih Kedua dipublikasikan pada tanggal 21 oktober 1930, yang mencakup pasal-pasal pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina maka pihak Zionis memutuskan untuk memperkuat Haganah dan menggunakan beberapa cara untuk menghalangi kedatangan yang tidak diinginkan dari warga Yahudi ke Palestina.

    Pada tahun 1931 Haganah pun terpecah. Hal ini terjadi menyusul pertikaian di tubuh internal mereka sendiri dan memunculkan sebuah faksi bernama Haganah B. Namun pada tahun 1936 kelompok sempalan tersebut kembali bergabung ke Haganah meski sebagian lainnya menolak kembali dan lebih memilih membentuk kelompok baru benama Irgun.

   Haganah, salah satu kekuatan yang mencetak sejarah bagaimana kelompok-kelompok Yahudi tetap eksis hingga sekarang. Dan tepat 83 tahun lalu hingga saat ini United Kingdom (Inggris) telah terbukti menjadi salah satu negara Barat yang jelas-jelas membantu keeksisan kelompok yahudi ini.
Haganah rupanya telah bekerjasama dengan pasukan Inggris dalam rangka meredam revolusi rakyat Palestina tepatnya di tahun 1929. Atas kerjasama itu pula pemerintah sementara Inggris menugaskan salah seorang perwiranya untuk membentuk Brigade-Brigade Zionis demi memadamkan revolusi rakyat Palestina. Pemerintah sementara Inggris juga memberi ijin kepada Haganah untuk membentuk satuan polisi bernama Nou Therim yang terdiri dari 22.000 prajurit yang dilengkapi senjata dan sarana militer lainnya.

     Pada tahun 1937 Haganah membentuk sebuah unit khusus bernama Mossad Aleya Bet. Unit ini bertugas mengawasi operasi penyelundupan orang-orang Yahudi ke Palestina. Di tahun yang sama sebuah unit lain dengan nama sandi Richsen dibentuk untuk memperoleh senjata. Selain itu ada juga Shirot Yadiot atau Sha yang bertugas menjaga kepentingan intelejensi milisi Haganah.
Sebagian besar operasi Aleya Bet dan Richsen diemban oleh Haganah. Sedangkan Sha memainkan peran penting dalam mensukseskan jalannya berbagai operasi ini. Sebagai contoh, Haganah memberikan informasi tentang kiriman muatan senjata untuk pasukan Inggris di Palestina. Dalam banyak kasus, senjata-senjata ini justru jatuh ke tangan Haganah.
Melalui kesepakatan khusus yang dibuat oleh Aleya Bet dengan manajemen operasi khusus Inggris, mereka mulai mengatur operasi para penerjun payung Haganah di berbagai negara Balkan yang notabene dikuasai oleh Nazi.
Meski alasan resmi dan tujuan yang diprogandakan dari operasi-operasi ini semata-mata untuk mendorong warga Yahudi kawasan Balkan melawan Nazi tetapi para penerjun payung Haganah sama sekali tidak menunjukkan aktivitas di bidang ini. Kegiatan mereka semata-mata difokuskan pada hubungan dengan organisasi-oraganisasi Zionis di kawasan itu dengan tujuan mengkoordinasi operasi pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina. Mereka berhasil memindahkan 10.000 warga Yahudi Balkan ke Palestina.

       Dalam tahun-tahun pertama Perang Dunia II, pemerintah Inggris meminta Haganah untuk bekerja sama kembali, karena ketakutan akan serbuan Kekuatan Poros ke Afrika Utara. Setelah Erwin Rommel dikalahkan di El Alamein pada tahun 1942, Inggris menarik dukungannya terhadap Haganah. Pada tahun 1943, setelah permintaan dan negosiasi yang lama, tentara Inggris mengumumkan pendirian Brigade Yahudi. Ketika Yahudi Palestina diperbolehkan mendaftarkan diri ke dalam tentara Britania Raya sejak tahun 1940, ini adalah pertama kalinya sebuah unit militer khusus Yahudi berperang di bawah bendera Yahudi. Brigade Yahudi terdiri atas 5.000 tentara dan ditempatkan di Italia pada bulan September 1944.
Operasi pengumpulan senjata secara illegal terus dilakukan Haganah hingga tahun 1948, dimana kemudian Negara Zionis Israel berdiri. Sebagai contoh ketika pasukan Inggris mundur dari Palestina pada tahun 1947 sampai dengan tahun 1948, unit Sha memberikan informasi akurat perihal waktu tahap-tahap pengunduran diri mereka kepada Haganah. Informasi-infomasi ini membuat Haganah dapat menduduki tempat-tempat yang ditinggalkan pasukan Inggris. Begitu tempat-tempat ini dikosongkan, dalam tempo beberapa menit saja Haganah berhasil memdapatkan persenjataan mereka.
Hal ini terus berlanjut sehingga ketika masa pendeklarasian berdirinya Israel pada 15 Mei 1948, Haganah telah siap dari segi pasukan maupun persenjataan. Karenanya sangat tidak heran jika Haganah kemudian diizinkan berubah secara resmi menjadi tentara Israel. Langkah ini tak lain dilakukan oleh Ben Gurion Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Rezim Zionis pada masa itu. Begitu rezim Zionis dibentuk Ben Gurion segera mengeluarkan perintah agar Haganah dan Kelompok-kelompok militer Zionis lainnya bergabung untuk menjadi Tentara Israel.

       Pada 28 Mei 1948 pemerintah sementara meresmikan Pasukan Pertahanan Israel sebagai pengganti Haganah. Pemerintah juga tidak mengakui angkatan bersenjata selain dari itu. Irgun melanggar keputusan ini yang kemudian melahirkan perselisihan antara Haganah dan Irgun. Perlahan-lahan Irgun meletakkan senjata dan Menachem Begin mengubah milisinya menjadi sebuah partai politik yang bernama Herut.
(To be continued...)

     Insya Allaah di postingan berikutnya saya akan membahas tentang kelompok yahudi lain yang merupakan sempalan/ faksi di dalam Haganah bernama Irgun. Ditunggu ya. Jika ada yang salah mohon dikoreksi dan jangan lupa subscribe atau follow. Merci.




[Referensi: Islampos.com,Negara Fiktif, Mausu’ah Al-Mafahim Wa Al-Musthalahat Ash-Shhahyuniyah]