“BERIMAN
NAMUN JUGA BERFIKIR” [3]
Beberapa
Jawaban dari Pertanyaan dan Pernyataan Irshad Manji
dalam
Surat Terbukanya
(Beriman
Tanpa Rasa Takut)
- BAB 2: TUJUH PULUH PERAWAN
- “Al-Qur’an Menasehati Umat Yahudi dan Nasrani untuk Tetap Tenang. Tidak Ada Yang Perlu Mereka Takutkan Atau Sesalkan Selama Mereka Tetap Setia Pada Kitab Suci Mereka. Tetapi di Sisi Lain, Al-Qur’an Secara Terang-Terangan Menegaskan Bahwa Islamlah Satu-Satunya Keyakinan yang Benar. Aneh Bukan?”
Saya
fikir tidak aneh karena jika benar seluruh umat Yahudi dan Nasrani/
Nazarea tetap setia – percaya dan menjalankan – kitab suci mereka
maka mereka akan tiba pada keyakinan yang benar yaitu Islam, di mana
dalam kitab mereka telah diramalkan kedatangan Muhammad dan
mengajarkan Tauhid. Dan lagi Al-Qur’an adalah penyempurna
kitab-kitab suci sebelumnya. Masalahnya adalah ada beberapa Yahudi
yang tidak setia, khianat dan menciptakan kesalahan/ kerusakan yaitu
mengubah isi kitab tsb, sehingga membuat rancu para pengikut
berikutnya. Mereka mengubah keyakinan hingga ada Yahudi Talmudian/
Zionis – yang berbeda dengan Yudaisme, kitab mereka bukan Taurat,
dan adanya Kristen Trinitas (beda dengan unitarian yang tauhid) dan
menganggap Yesus tuhan anak, ada tuhan bapa dan roh kudus.
Keyakinan-keyakinan tsb tidak sesuai dengan ajaran kitab suci mereka
yang asli – yang diturunkan ALLAAH SWT.
“Dan
Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat
itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu
mengambil penolong selain Aku,”
(QS.
Al-Israa’: 2)
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain ALLAAH dan (juga mereka
mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci ALLAAH dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS.
At-Taubah: 31)
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah ALLAAH dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS.
Al-Bayyinah: 5)
“Dan
berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Quran) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi
orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan
ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu
harus bertakwa. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan
yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu,
sedang kamu mengetahui.”
(QS.
Al-Baqarah: 41-42)
“Dan
sesungguhnya ALLAAH telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan
telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan ALLAAH
berfirman, ‘Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu
mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada
Rasul-Rasul-KU dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada ALLAAH
pinjaman yang baik sesungguhnya Aku
akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke
dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka
barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah
tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar
janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras
membatu. Mereka suka merobah perkataan (ALLAAH) dari
tempat-tempatnya, dan mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan
dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan
dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat),
maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya ALLAAH
menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS.
Al-Maa’idah: 12-13)
“‘Ataukah
kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim,
Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi
atau Nasrani?’ Katakanlah, ‘Apakah kamu lebih mengetahui ataukah
ALLAAH, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan syahadah dari ALLAAH
yang ada padanya?’ Dan ALLAAH sekali-kali tiada lengah dari apa
yang kamu kerjakan.”
(QS.
Al-Baqarah: 140)
“Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi ALLAAH hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
ALLAAH maka sesungguhnya ALLAAH sangat cepat hisab-Nya.”
(QS.
Ali ‘Imran: 19)
- Terkait Budak, Islam Memperbolehkan Perbudakan? Bahkan dalam Al-Qur’an Diatur Tentang Perbudakan tsb?
Sejak
Islam datang, agama ini memberikan kebebasan/ kemerdekaan penuh
terhadap orang-orang yang sebelumnya hanyalah budak, dimana pada masa
itu mereka hanya bernilai setara barang yang diperdagangkan. Dalam
Islam kedudukan manusia semuanya sama, hanya ketaqwaanlah yang
membedakan kita satu sama lain, hal ini menegaskan bahwa Islam
menentang perbudakan. Namun Islam tidak dapat memaksakan orang-orang
pada masa itu untuk semuanya memerdekakan budaknya dan/ atau untuk
tidak menjadi budak. Sebaliknya melalui agama tauhid ini disarankan
dan diajarkan untuk menghormati budak, memperlakukannya dengan sangat
baik, karenanya dalam Al-Qur’an ada aturan tentang hal itu. Aturan
ini bukan untuk melegalkan/ melestarikan budak, namun justru agar
budak pun diperlakukan manusiawi, mendapatkan hak-haknya. Bahkan
dalam berbagai hukuman/ denda/ kafarat yang harus dibayar untuk
beberapa dosa adalah dengan membebaskan/ memerdekakan budak. Itulah
cara persuasif yang Islam ajarkan.
Inilah keistimewaan agama Islam, sungguh melebihi agama-agama dan
kepercayaan lain di dunia. Inilah bukti bahwa Islam adalah rahmatan
lil ‘alamin.
----------to
be continued---------
- Memukul Istri
Coba
lihat QS. Shaad (38) ayat 44:
“Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput) maka pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub)
seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia
amat taat (kepada Tuhannya).”
Nabi
Ayyub AS menderita penyakit beberapa waktu lamanya dan dia memohon
pertolongan kepada ALLAAH SWT. ALLAAH kemudian memperkenankan doanya
dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub
mentaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya, atas
petunjuk ALLAAH, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu sehingga
sembuhlah ia dari penyakitnya dan dia berkumpul kembali dengan
keluarganya. Maka kemudian mereka berkembang biak sampai jumlah
mereka 2x lipat dari jumlah sebelumnya. Pada suatu ketika Ayyub
teringat akan sumpahnya (nazar)1,
bahwa dia akan memukul istrinya bilamana sakitnya sembuh, disebabkan
istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia sakit. Akan tetapi
timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya sehingga dia
tidak dapat memenuhi sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah
ALLAAH seperti yang tercantum dalam ayat di atas agar dia dapat
memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukulnya
dengan seikat rumput.
----------to
be continued---------
- Opini di postingan ini adalah semata tanggapan saya pribadi terkait isi Surat Terbuka/ E-Book Irshad Manji berjudul Beriman Tanpa Rasa Takut (Versi Indonesia .) Dengan begitu komentar berupa jawaban ataupun pertanyaan belum bisa dikatakan semuanya menunjukkan pandangan saya. Mohon pembaca tidak rancu dengan kenyataan di lapangan, pernyataan, atau pertanyaan yang muncul. Tambahan berupa ayat-ayat Al-Qur’an semata-mata untuk mengingatkan dan membantu kita bersama. Semoga tulisan saya ini bermanfaat.
[NB:
Jika anda ingin mengetahui isi surat terbuka/ buku Irshad Manji
selengkapnya silahkan beli bukunya dan baca seluruh isinya atau bisa
juga download e-booknya]
1
Menurut beberapa pendapat yang pernah saya baca bahwa jika nazar
(sumpah) tsb baik maka wajib dilaksanakan namun jika nazar tsb buruk
(membawa keburukan) maka tidak wajib menjalankannya. Namun alahkah
baiknya jika kita tidak bernazar, namun melakukan suatu kebaikan
dengan ikhlas dan demi meraih ridha ALLAH, maka kita akan mendapat
balasan yang baik. Wallahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment