| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Saturday 11 April 2015

PENYIMPANGAN SYI'AH




Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan Syi’ah disebut aliran sesat, yaitu Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).

         Menurut terminologi, kata Syi’ah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syi’ah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi SAW merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali RA dan keturunannya. Syi’ah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi SAW yang paling utama.

        Meski latar belakang berdirinya lebih merupakan masalah politis, namun pada perkembangan berikutnya, kelompok Syi’ah berkembang menjadi sebuah paham aqidah tersendiri yang menyimpang. Aqidah Syi’ah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullaah.
Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah aqidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syi’ah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syi’ah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.

        Propagandis Syi’ah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syi’ah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syi’ah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.

PENYIMPANGAN AJARAN SYI’AH
        Syi’ah adalah kelompok aliran aqidah yang secara umum menyimpang dari  aqidah Ahlussunnah wal jama’ah. Di dalam tubuh syi’ah ternyata ada banyak sekte dan pecahan. Yang paling terkenal diantaranya adalah Syi’ah Imamiyah atau Syi’ah Imam 12. 
Berikut ini kami utarakan beberapa ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan. Mari kita cermati bersama-sama.

1. Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.

2. Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allaah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.

3. Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.
Arraj’ah adalah suatu keyakinan orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) bahwa suatu saat nanti Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain Al-Askari (Imam Syi’ah yang ke-12)  sedang ghaibah (menghilang/ sembunyi) di dalam sebuah gua di Samara (Sarro Man Ra’a), sebuah kota kecil di Iraq dekat sungai Tigris utara Baghdad. Suatu hari nanti imam ke-12 tersebut akan muncul kembali (raj’ah). Karena itu sekarang setiap ba’dha maghrib mereka rajin berdiri di pintu gua bahkan menyediakan sebuah kendaraan untuk pergi. Perbuatan ini terus berlangsung setiap malam.
Setelah imam ke-12 raj’ah, imam akan membangkitkan Rasulullaah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka. Kemudian semua orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullaah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan. Harapan mereka imam itu akan datang untuk memenuhi keadilan sebagaimana bumi sedang dipenuhi dengan kekejaman dan kedzaliman. Imam  ke-12 ini juga akan melacak lawan-lawan syi’ah sepanjang sejarah.   
Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Raj’ah dalam Islam. Arraj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajaran Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullaah SAW.

4. Aqidah Kema’suman Para Imam  
Para imam diyakini berada pada derajat ma’shum yang tidak mungkin berdosa dan terpelihara dari segala kesalahan, kelalaian serta dosa-dosa, baik besar atau kecil. Mereka juga mengetahui yang ghaib. Menurut kaum Syi’ah, para imam mereka lebih utama dari para nabi dan rasul serta memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh para malaikat maupun para rasul.

5. Mereka meyakini bahwa imam mereka ada 12 dan semuanya memiliki mukjizat seperti Nabi dan telah diberi wasiat dan rahasia ajaran Islam. Sehingga mereka berhak menerangkan ajaran Islam yang orang lain tidak diberitahu menjadi rahasia mereka sendiri. Mereka yakin bahwa para imam itu dititipi ilmu oleh Rasulullaah SAW untuk menyempurnakan syariat. Tidak  ada perbedaan antara imam dengan Rasulullaah SAW kecuali bahwa Rasulullaah SAW menerima wahyu. 

7. Kebencian mereka kepada para shahabat Nabi dan mengatakan mereka berdosa telah merampas khilafah dari Ali bin Abi Thalib. Sebagian syi’ah bahkan mengkafirkan para shahabat Nabi radhiyallahu anhum. Sebaliknya, mereka mengagungkan ahlul bait atau keluarga nabi. Ahlul bait yang dimaksud adalah  para shahabat nabi yang utama, tetapi oleh kelompok syi’ah ini, ahlul bait  diseret-seret masuk dalam perangkap aqidah mereka, sehingga seolah-olah  antara ahlul bait dengan shahabat yang lain ada pemisah dan permusuhan. 

8. Sekte Sabaisme dalam Syi’ah bahkan berkeyakinan bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW, seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib. 

9. Syi'ah mempunyai persamaan dengan Yahudi. Yahudi menuduh Maryam berzina, sedangkan Syi'ah menuduh Aisyah berzina.

10. Aqidah Syi’ah tentang Al-Qur’an
Mereka memiliki mushaf Al-Qur’an versi mereka sendiri yang isinya tidak  sama dengan mushaf yang dikenal sekarang ini. Kulaini menjelaskan dalam bukunya (Al-Kafi I/ 239) bahwa Ja’far Shodiq berkata, “Kami mempunyai mushaf  Fathimah, sebuah mushaf yang isinya (tebalnya) tiga kali lipat Al-Qur’an kalian. Dan demi  Allaah, di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama isinya dari Al-Qur’an kalian.”

11. Nikah mut’ah atau kawin kontrak. Nikah Mut’ah hakikatnya tidak lebih dari pelacuran yang diberi kemasan agama. Dengan beragam dalih, mereka menghalalkan kawin kontrak seperti ini. Memang sejarahnya, Rasulullaah SAW pernah membolehkan nikah mut’ah, namun setelah itu dilarang secara total dan hukumnya dinasakh. Semua shahabat dan para ahli ilmu sepakat bahwa mut’ah itu telah diharamkan Allaah selamanya. Oleh kelompok syi’ah, nikah seperti ini dibolehkan dan menjadi salah satu pesona dan daya tarik buat mereka yang suka bergonta-ganti pasangan. 

12. Cara wudhu Syi'ah berbeda dengan wudhu umat Islam (Sunni).

13. Lafazh adzan dan iqamah Syi'ah yang berbeda dengan Islam (Sunni)

14. Cara shalat Syi'ah menghadap batu khusus yang berbeda dengan ajaran Rasulullaah SAW dan salah satu isi doanya adalah melaknat shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah ra.  

15. Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
Kaum Syi’ah melancarkan siasat berbohong dan menyembunyikan sementara inti ajaran mereka dan identitas aqidah mereka sehingga orang mengira apa yang mereka ajarkan itu sesuai dengan aqidah mereka sebelumnya. Saat  orang-orang itu sudah percaya dan bertambah taat, baru identitas asli ajaran mereka dibenamkan. Karena itu semua fakta yang kami sampaikan di sini pasti tidak ada satupun yang mereka (baca: kalangan syi’ah) akui. Mereka punya seribu satu macam cara untuk mengingkari fakta-fakta ini, karena mereka punya prinsip taqiyah. Sehingga orang-orang awam yang sebelumnya sudah paham tentang sesatnya syi’ah akan berbalik menjadi pembelanya. Senjata ini benar-benar ampuh untuk memperdaya generasi muda Islam yang ilmu sejarahnya dangkal dan wawasannya sempit. 

16. Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala
Orang Syi’ah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syi’ah, lebih utama daripada Ka’bah.

17. Mereka  memiliki hari raya yang lebih mereka hormati dari Idul Fithri dan Idul Adha, yaitu hari raya Ghadir Khom. Mereka juga mengagungkan hari Nairuz, hari raya agama Majusi penyembah api. Selain itu juga hari raya tanggal 9 Rabiul Awwal sebagai hari raya bapak mereka, Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah adalah orang yang berhasil membunuh Umar bin Al-Khattab. Ada juga peringatan hari raya 10 Muharram atau yang biasa dikenal Hari Asyura. Menurut kepercayaan kalangan syi’ah Hari Asyura adalah hari untuk mengenang terbunuhnya Hussain Bin Ali RA di Padang Karbala. Pada hari ini mereka (kaum Syi’ah) disyariatkan untuk keluar rumah berkumpul untuk menangis meratapi kematian Hussain, menyiksa diri, memukul-mukul dada dan kepala, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang. Mereka melakukannya sembari melaknat para sahabat radhiyallahu anhum.
Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syi’ah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullaah SAW. Bukankah Rasulullaah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”
Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syi’ah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syi’ah terdahulu.
[Jika diperhatikan dan diselidiki tindakan ini hampir sama dengan tindakan para penganut salah satu sekte kekristenan yang juga diharuskan melukai dirinya sendiri sebagai wujud permohonan ampun atas dosa atau kesalahan yang telah mereka perbuat. Bagi yang suka menonton film atau membaca novel Dan Brown tidak akan asing dengan Biarawan Sion dan tokoh dalam cerita fiksi tersebut yang bernama Silas, yang sering melukai dirinya sendiri setelah dia melakukan kesalahan atau kejahatan, dan dia melakukannya secara sadar.]
Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan bahwa orang-orang Syi’ah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullaah SAW.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syi’ah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut,

“Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syi’ah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis, kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka, ‘Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..’”.

Orang Syi’ah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal merekalah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala, aneh bukan?
   


18. Massa Syi’ah mengultuskan kain kafan Khomeini (pemimpin Iran). Jenazah Khomeini bahkan nyaris telanjang karena kain kafannya diperebutkan oleh mereka.

19. Acara ritual Syi’ah pernah diadakan di Gereja [di daerah Malang, Jawa Timur]

ULAMA SYI’AH MENGAJARKAN KESESATAN & KEBENCIAN
        Sebagian isi ceramah-ceramah para ulama dan mubaligh Syi'ah Indonesia dan luar negeri mengajarkan tentang kesesatan dan kebencian. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Mengafirkan shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
2. Mengafirkan umat Islam yang mencintai shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
3. Memuji shahabat Ali bin Abi Thalib RA kelewat batas sebagai orang yang mengetahui hal-hal yang ghaib, padahal dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa tak ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allaah (QS. An-Naml 65).
4. Penuh kebencian kepada para shahabat selain Ali RA.
5. Melaknat 10 shahabat yang dijamin surga (al-asyrul mubasysyiruuna bil-jannah).
6. Menyebut Aisyah sebagai binatang himar.
7. Merendahkan Aisyah serendah alas kaki.
8. Mengajarkan berdoa mohon pertolongan dan keberkahan kepada Zainab.
9. Menyatakan bahwa Ahlussunah wal Jamaah itu bukan Islam, tapi kafir yang wajib dibunuh. Syi'ah menghalalkan darah kaum Muslimin.
  
HADITS & RIWAYAT PALSU KARANGAN SYI’AH
        Orang-orang Syi’ah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palsu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syi’ah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
1. Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allaah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan.
2. Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syi’ah, cukup menangis atas kematian Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullaah SAW.

       Di samping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat. Tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam imam-imam Syi’ah. Bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein RA atau ziarah ke Karbala. Berikut beberapa diantaranya:
1. Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2. Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3. Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allaah di Arasy-Nya.
4. Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allaah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullaah 2.000 kali.
5. Andaikan saya katakan mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang pergi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syi’ah, Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syi’ah).
6. Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syi’ah menjadikan dasar ajaran Syi’ah, siapa mengingkarinya berarti telah kafir. Mereka menganggap dengan menikah mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah, akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan empat kali seperti Rasulullaah SAW.
7. Penilaian Syi’ah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni) yaitu orang bukan Syi’ah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syi’ah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), Sunni lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syi’ah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.

        Tahukah pembaca bahwa di jaman para shahabat, syi’ah yang sesat seperti ini belum ada/ muncul. Bahkan Hasan dan Husein serta Ali Zaenal Abidin yang sering  mereka klaim sebagai imam mereka pun tidak tahu menahu dengan ulah  syi’ah yang sesat ini. Syi’ah yang sesat ini baru muncul jauh di kemudian hari setelah generasi para shahabat dan sebagian tabi’in telah meninggal dunia. 
Aktor intelektual di belakang syi’ah yang sesat ini tidak lain adalah Abdullaah bin Saba’, yang dalam sejarah otentik terbukti menjadi provokator di wilayah-wilayah Islam. Dia telah menyebarkan fitnah, berita bohong dan kebencian kepada para shahabat serta paham yang merusak. Abdullaah bin Saba’ adalah seorang Yahudi Yaman yang berpura-pura masuk Islam. Identitas keyahudiannya sangat menonjol ketika dia mengajarkan tentang imam yang akan muncul (raj’ah), tidak mati, menjadi raja di bumi, mengetahui apa yang tidak diketahui orang dan lain-lain. Ini tidak lain berakar pada paham Yahudi, agama yang dipeluknya dan masih diakuinya bahwa selama ini dia masih beragama yahudi. 

Ali bin Abi Thalib sebagai tokoh yang dijadikan umpan oleh Abdullaah  bin Saba’ untuk memunculkan konflik di antara para shahabat, bukannya tidak mengetahui ulahnya. Bahkan Ali bin Abi Thalib sendiri yang berkehendak untuk  membunuhnya. Namun atas nasehat dari Abdullah bin Abbas, musuh Islam itu  tidak jadi dibunuh dan kemudian dibuang ke Madain.

Sosok Abdulah bin Saba’ oleh para pengikut fanatik syi’ah sering dikabur-kaburkan. Dengan segala argumentasi mereka mengatakan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif serta sekedar tokoh rekaan musuh-musuh syi’ah.  

[Mengenai sosok Abdullaah bin Saba’ ini saya akan membahasnya dalam postingan tersendiri, insya Allaah.]
 


[Referensi: Voa-islam.com, Buku Mewaspadai Gerakan Syi’ah di Indonesia]



 RELATED POST:

No comments:

Post a Comment