| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Monday 17 March 2014

PENDENGAR YANG BAIK



Banyak orang bisa 'bicara' namun sedikit yang mau 'mendengar'. Padahal jika kita mau kembali ke hukum alam, seharusnya kita lebih banyak mendengar daripada bicara. Bukankah ALLAAH memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut? Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir, indra pendengaran lebih dulu berfungsi daripada yang lainnya kan?
Lalu mengapa mendengar lebih susah daripada berbicara dan banyak orang yang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan?

            Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi efektif. Tanpa kemampuan mendengar yang baik bisa saja muncul banyak masalah. Yang sering terjadi adalah kita merasa bahwa kitalah yang paling benar, paling kompeten dan tidak pernah melakukan kesalahan. Terkadang kita tidak tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda dan hanya tergantung pada cara kita. Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar dan cara kitalah yang paling tepat, itu berarti kita tidak pernah mendengarkan. Ide dan opini kita sangat sulit untuk diubah jika fakta tidak mendukung keyakinan kita, bahkan bila ada fakta pun kita mungkin hanya akan sekedar meliriknya saja. Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita tapi untuk jangka panjang orang-orang akan menolak dan membenci kita. Jika kita mau mulai mendengarkan orang lain, suatu saat kita akan menyadari kesalahan kita.

            Jawaban untuk mengatasi sifat tsb adalah mengasah skill mendengar aktif. Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut namun juga melibatkan partisipasi aktif kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara. Mendengar adalah komitmen untuk memahami dan menghargai pembicaraan serta perasaan lawan bicara kita. Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.

            Seni mendengar dapat membangun sebuah relationship. Jika kita melakukannya dengan baik, orang-orang akan tertarik pada kita dan interaksi kita akan semakin harmonis.

Berikut Teknik menjadi Pendengar yang Baik:
1. Peliharalah kontak mata dengan baik.
   Ini menunjukkan kepada lawan bicara tentang keterbukaan dan kesungguhan kita.  
2. Condongkan tubuh ke depan.
 Ini menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan, cara ini juga akan mengingatkan kita untuk memiliki sudat pandang yang lain, yaitu tidak hanya fokus pada diri kita.   
3. Buat pertanyaan ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang perlu kita selidiki dari lawan bicara kita.   
4. Buat selingan pembicaraan yang menarik.
 Hal ini bisa membuat percakapan lebih hidup dan tidak monoton.   
5. Cuplik atau ulang beberapa kata yang diucapkan oleh  lawan bicara kita.
 Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik.
6. Buatlah komitmen untuk memahami apa yang lawan bicara katakan meskipun kita tidak suka atau marah.
            Dari sini kita akan mengetahui nilai-nilai yang diterapkan lawan bicara kita, yang mungkin berbeda dengan nilai yang kita terapkan. Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan menemukan sudut pandang, wawasan, persepsi atau kesadaran baru yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya.

            Seorang pendengar yang baik sebenarnya hampir sama menariknya dengan pembicara yang baik. Jika kita selalu pada pola yang benar untuk jangka waktu tertentu maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya. Prosesnya mungkin akan terasa lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan akan terasa berharganya upaya yang telah kita lakukan. Kita akan merasa lebih baik atas diri kita, hubungan kita, teman-teman kita, anak-anak kita, maupun pekerjaan kita.

            So, mari belajar dan berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Karena itu bisa menjadi kunci untuk mengembangkan pikiran yang positif dan merupakan salah satu tangga kita untuk mencapai kesuksesan!


[Sumber: AsianBrainNewsletter.com oleh Anne Ahira]


“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan  dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
(QS. Luqman: 19)

No comments:

Post a Comment