TEMUKAN TUJUAN!
Cara menyelamatkan atau
mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan yaitu dengan memikirkan kembali
pekerjaan itu secara keseluruhan, dan inilah 2 pola fikir kunci yang kita
butuhkan:
1. Jadilah Relawan, Bukan Karyawan
Karyawan mempunyai deskripsi
tugas, sementara relawan mempunyai tujuan. Deskripsi tugas bersifat eksternal
dan karyawan menerimanya secara reaktif. Tujuan bersifat internal dan kita
secara proaktif mengupayakan dengan sukarela. Relawan membuat keputusan
berdasarkan hal terbaik yang seharusnya dilakukan untuk memperoleh hasil
terbaik. Perbedaan mendasar antara karir hebat dan karir biasa saja adalah
menemukan tujuan yang bisa kita lakukan dengan sukarela. Tujuan yang
bermanfaat, apapun profesi kita. Selama belum menemukan tujuan pada pekerjaan
kita maka kita tak akan menemukan gairah yang akan menjadikan kita karir
hebat.
2. Jadilah Solusi, Bukan Masalah
Tentu saja kita harus menjadi
relawan yang berguna lengkap dengan solusi yang dibutuhkan atasan atau usaha
kita. Mari berhenti berfikir peluang kita kurang atau tidak ada, peluang
sebenarnya ada di mana-mana. Banyak pemberi kerja mengurangi pemasangan iklan
lowongan kerja secara online bukan
karena tidak ada lowongan tapi lebih karena kewalahan menerima lamaran
pekerjaan. Mereka akan membuka lowongan dan merekrut jika kita merupakan solusi
terbaik atas masalah yang harus mereka pecahkan. Ahli pemasaran David M. Scott berpendapat bahwa aturan
lama tentang mencari pekerjaan mengharuskan kita menginterupsi orang dan
mengatakan kepada mereka bahwa kita siap bekerja serta memaksa mereka membantu
anda. Yang bisa kita lakukan adalah dengan menjadi
pekerja pengetahuan sejati. Kita harus memiliki pengetahuan mendalam
tentang kebutuhan yang diperlukan untuk pekerjaan tsb. Ahli blogger dan konsultan humas Steve Rubel mengatakan bahwa alat paling
penting yang harus kita miliki dalam bisnis masa kini adalah rasa ingin tahu
yang tak pernah terpuaskan, jika kita kehilangan rasa ingin tahu, maka habislah
kita!
Kita semua mempunyai pelanggan
dan masing-masing pelanggan mempunyai masalah yang perlu dipecahkan. Atribut
kuncinya adalah ketertarikan kita pada masalah. Hasrat yang mengharuskan kita mencari atau menjadi solusi
dari masalah tsb. Dan kita melakukannya untuk mewujudkan suatu tujuan. Satu
hal yang bisa dipastikan dalam bisnis adalah masalah tak pernah ada habisnya.
Kenyataan tsb merupakan kunci relevansi kita. Kita menjadikan diri kita tak
tergantikan dan menjadi masa depan dengan menjadi pemecah masalah yang
dibutuhkan atasan atau usaha kita sendiri. Masalah yang kita hadapi bisa saja
merupakan peluang terbesar kita untuk memberikan kontribusi yang hanya bisa
diberikan oleh kita. Apapun pekerjaan kita, kita bisa menjadi seorang pekerja
pengetahuan yang menggunakan fikiran kreatif kita untuk mengatasi masalah nyata
sehari-hari. Itulah sebabnya, bursa kerja sebenarnya tidak terlalu penting, entah
itu baik atau buruk tidak adanya. Jika pemberi kerja memandang kita sebagai
solusi terhadap masalah yang mereka hadapi, mereka akan menghargai kita,
terlepas dari keberadaan bursa kerja. Namun kita harus mempunyai pola fikir
seorang pemecah masalah, yang selalu terkesan pada tantangan baru. Herman Hesse mengemukakan
apakah kita akan memperbarui dunia suatu hari nanti? Itu hal yang akan kita
ketahui nanti. Tapi yang jelas kita harus memperbarui diri sendiri setiap hari!
BERIKAN KONTRIBUSI TERBAIK
Jika kita telah mengetahui kekuatan dan tujuan
kita telah siap menulis pernyatan kontribusi. Pernyataan tsb akan memberi
arahan untuk segala hal yang kita lakukan dalam pekerjaan kita saat ini, nanti
dan bahkan seluruh kehidupan profesional kita.
Mungkin kita berfikir tak banyak yang bisa kita kontribusikan? Mungkin
kita telah berusaha mendapat pekerjaan namun ditolak? Mungkin merasa tidak
dihargai di tempat kerja? Merasa terlalu muda atau terlalu tua? Merasa tidak
penting untuk memberikan kontribusi? Atau merasa dijauhi dan frustasi karena
jalur karir kita terhambat?
Perbedaan mendasar antara
paradigma pencari kerja dan paradigma kontributor adalah seorang pencari kerja
menganggap dirinya sedang menyodorkan produk, sedangkan kontributor berusaha memberikan
solusi. Nah mengubah paradigma dari pencari kerja yang tak berdaya ke
kontributor dahsyat adalah tantangan terbesar kita saat ini.
Coba bayangkan kita sedang menahkodai kapal besar yang berlayar dengan
kecepatan tinggi, kita pengemudi yang mengendalikan arah kapal. Bagaimana
mungkin seorang yang kecil mampu mengubah arah sesuatu yang sangat besar? Tentu
saja bisa! Untuk mengubah arah kapal kita harus menggerakkan roda kemudi yang
mengendalikan rudder kapal, namun
ukuran rudder bisa sangat besar, pada
beberapa kapal besarnya hingga 10 tingkat. Lalu bagaimana bisa menggerakkan rudder sebesar itu? rudder kedua berukuran kedil yang dinamakan trim tab, yang dipasangkan pada rudder
besar. Dengan kecanggihan teknologi, ketika trim tab mengayun ke satu sisi tercipta ruang hampa yang menarik rudder. Ukuran trim tab kecil jika dibandingkan dengan ukuran dan bobot kapal
namun trim tab dapat menetukan arah
kapal.
Mengapa kontribusi kecil kita bisa
memberikan dampak pada organisasi?
Karena prinsip trim tab itu tadi.
Sebenarnya kita adalah
kekuatan kreatif pekerjaan atau kehidupan kita sendiri. Entah apa peran yang
kita mainkan dan di mana kita berada, kita bisa menjadi trim tab dan kontribusi
kita bisa membuat perbedaan. Kita hanya perlu berfokus pada pada hal-hal yang
bisa kita lakukan (kontribusikan) dan berhenti mengeluh. Kita tidak perlu
mempunyai pekerjaan yang paling mendebarkan untuk memberikan kontribusi besar
dan mencintai pekerjaan kita. Oliver W.
Holmes berkata bahwa setiap panggilan jiwa adalah hal yang baik asalkan
dilakukan dengan baik pula.
Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan untuk menjadi trim tab, melampaui deskripsi tugas kita
dan memberi dampak luar biasa di tempat kita berada; atau hanya mengeluh dan
menyalahkan orang lain atas kegagalan atau ketidakmampuan kita. Silahkan pilih
mana yang terbaik!
Sekarang mari kita tulis
pernyataan kontribusi kita. Pernyataan kontribusi seperti pernyataan misi hidup
namun mendefinisikan tujuan tinggi yang ingin kita lakukan dan apa yang ingin
kita capai dalam karir atau peran kita saat ini.
Berikut tahapan menulis Pernyataan
Kontribusi:
1. Tulis penghormatan untuk seseorang yang berpengaruh
2. Tulis penghormatan yang kita inginkan untuk diri kita sendiri
3. Tinjau kekuatan kita
4. Tinjau tujuan kita
5. Tulis rancangan pernyataan kontribusi kita
6. Bagikan/ lakukan pernyataan kontribusi anda
DAPATKAN/ CIPTAKAN PEKERJAAN YANG
KITA INGINKAN!
Setelah
menulis pernyataan kontribusi kita harus mewujudkannya.
Ketika kita baru dipecat kita
biasanya langsung patah semangat, sulit untuk bangkit dan mencari kerja
kembali. Jika kita mampu menguasai diri dan tetap tegar pada masa sulit, kita
mulai menghimpun kesuksesan. Kemungkinan besar kita akan mendapatkan atau
menciptakan pekerjaan yang kita inginkan.
Ciptakan paradigma
kemandirian dalam diri, kita adalah produk pilihan kita sendiri! Kita bisa
memilih menciptakan masa depan kita sendiri. Perbedaan antara paradigma
ketergantungan dengan kemandirian sangat fundamental, yaitu perbedaan antara
membiarkan masa depan terjadi dengan sendirinya atau mengambil kendali atas
masa depan kita sendiri. Perbedaan antara tetap menjadi budak perasaan kita
atau sebaliknya, menjadi tuannya. Karenanya kita harus mengubah paradigma kita
dari seorang yang sering bergantung pada orang lain dan tak berguna menjadi
orang yang mandiri dan berkapasitas penuh.
Bagaimana jika tidak ada yang menanggapi telephone, email atau proposal
kerja kita? Bagaiman jika atasan belum siap melihat kita menduduki peran yang
baru atau diperluas? Bagaimana jika kita tidak berada pada posisi untuk menjadi
solusi terhadap masalah-masalah yang mereka pedulikan? Bagaimana jika rintangan
untuk kesuksesan kita terlihat sangat besar?
Jika demikian maka kita harus
bekerja di lingkaran pengaruh kita bukan lingkaran kepedulian. Bayangkan
lingkaran yang berisi semua rintangan terhadap kesuksesan kita, itu adalah
lingkaran kepedulian kita. Kemudian bayangkan lingkaran lain yang lebih kecil
yang berada di dalam lingkaran kepedulian. Lingkaran tsb berisi orang, pengetahuan,
alat dan modal yang bekerja dengan kita. Nah itulah lingkaran pengaruh kita.
Saat ini mungkin lingkaran tsb sangat kecil namun jika kita mencurahkan energi
untuk menumbuhkan lingkaran pengaruh kita dibanding hanya sekedar menghamburkan
energi mencemaskan lingkaran kepedulian, kekuatan kita untuk membangun karir
akan tumbuh.
Masa-masa sulit akan
memberi kita peluang. Semakin sulit keadaan, semakin pelik permasalahan, dan
semakin kita berfokus pada solusi, maka semakin berharga kita. Percayalah jika
kita bisa membantu orang lain – atasan, rekan atau siapapun itu – meraih
kemenangan, maka kemungkinan kita meraih kemenangan akan semakin besar.
Hal-hal penting lain yang diajarkan oleh Covey dan Colosimo – yang
tidak mungkin saya uraikan semua di sini – antara lain:
1. Membangun komunitas dan berkontribusi pada komunitas, dengan cara:
a. Mengidentifikasi anggota komunitas
b. Menciptakan akun bank emosi dengan setiap anggota komunitas
c. Menciptakan ruang sendiri di internet
d. Mempraktekkan sinergi
Ingatlah, Tim yang sangat Sinergis dapat menciptakan solusi
yang bahkan tak terfikir oleh seorang Genius!
2. Membuat CV dan surat lamaran yang baik agar terlihat
3. Bagaimana agar berhasil dalam wawancara pekerjaan
Jika ingin mengetahui
selengkapnya saya sarankan untuk melahap semua isi buku “Great Work Great Career” karya Stephen R. Covey dan Jennifer
Colosimo. Dijamin gak bakalan rugi deh! J
PENUTUP
Beberapa orang harus mendaki
gunung dari bawah, sementara yang lain bisa mencapai puncak dengan helikopter.
Kita adalah paket bakat, hasrat dan nurani unik yang tidak ada di tempat lain.
Kita bisa menentukan jalan kita sendiri untuk mencapai puncak gunung. Meskipun
perjalanan kita mungkin akan terhambat atau mengalami kemunduran namun ingatlah
selalu bahwa kekuatan yang kita dapatkan saat menempuh jalan kita sendiri akan
mengimbangi kelemahan orang yang mendapat jalan mudah yang mencapai puncak
tanpa hambatan. Biasanya orang yang terbiasa mendapat kemudahan tidak mempunyai
kekuatan karakter dan kemampuan. Berbeda dengan orang yang biasa mengatasi
kekuatan, dia akan berkinerja lebih baik dan menempuh karir yang lebih bermakna
daripada yang mendapat kemudahan tsb.
Jika
belum mendapatkan waktu untuk wawancara atau belum berhasil meyakinkan
orang-orang yang tepat bahwa kita mampu, maka kita harus tetap membenahi diri.
Jika atasan tidak memperhatikan kemampuan kita, mulailah bekerja dalam
lingkaran pengaruh dan perhatikan bagaimana lingkaran tsb akan membesar dan
terus membesar dan membangun karir hebat yang kita inginkan.
Mari kita bebaskan diri kita.
Kita tidak sedang mencari pekerjaan namun sedang mencari masalah signifikan
untuk diatasi dan itu merupakan peluang untuk diungkit. Kita mencari profesi
yang kita cintai dan yang akan menghasilkan. Kita bukan hanya sekedar deskripsi
tugas yang berkaki. Kita seorang manusia yang berfikir dan kreatif yang
mempunyai bakat unik serta tak tergantikan. Kita bisa memberikan kontribusi
yang tak bisa diberikan orang lain.
Jim Collins, seorang pemikir bisnis terkemuka mengamati, kita tidak mungkin mempunyai
kehidupan hebat kecuali kehidupan kita berarti. Dan sulit mempunyai kehidupan
berarti tanpa mempunyai pekerjaan berarti bukan? Tak penting sebenarnya
pekerjaan kita apa, karir kita akan hebat jika kita menjadikannya hebat.
Sudah siapkah kita meraih karir hebat tsb? Semoga sukses untuk kita!
--------------------------the
end------------------------------
Saya tunggu komentar, kritik dan saran
teman-teman ya... Terima kasih!
[Sumber: “Great Work Great Career” by Stephen R.
Covey dan Jennifer Colosimo]
“Sesungguhnya apa yang kamu
sembah selain ALLAAH itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya
yang kamu sembah selain ALLAAH itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka
mintalah rezki itu di sisi ALLAAH, dan sembahlah DIA dan bersyukurlah kepada-NYA.
Hanya kepada- NYA-lah kamu akan dikembalikan.”
(QS. Al ‘Ankabuut: 17)
“Hendaklah orang yang mampu
memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan ALLAAH kepadanya. ALLAAH tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang ALLAAH berikan
kepadanya. ALLAAH kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
(QS. Ath-Thalaaq: 7)
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLAAH adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. ALLAAH melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang DIA kehendaki.
Dan ALLAAH Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 261)
“Syaitan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir); sedang ALLAAH menjadikan untukmu ampunan daripada-NYA dan karunia.
Dan ALLAAH Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengatahui.”
(QS. Al-Baqarah: 268)