Apakah
saat ini kita merasa bahagia? Di mana letak kebahagiaan kita sesungguhnya,
apakah pada moleknya tubuh, jelitanya rupa, tumpukan harta, atau barangkali
punya mobil mewah dan tingginya jabatan? Jika itu semua sudah kita dapatkan,
apakah kita bisa memastikan bahwa kita akan bahagia?
Berikut kisah nyata yang
akan mengingatkan kita bahwa limpahan harta tidak selalu mengantarkan pada
kebahagiaan.
Tahun 1923, para miliuner berkumpul
di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu, mereka adalah
kumpulan orang-orang yang sangat sukses di zamannya. Namun, tengoklah nasib
tragis mereka 25 tahun sesudahnya! Mereka
adalah:
1.
Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel, perusahaan besi baja ternama waktu
itu. Dia mengalami kebangkrutan total hingga harus berhutang untuk membiayai 5
tahun hidupnya sebelum meninggal.
Jesse Livermore |
3.
Jesse Livermore (raja saham "The Great
Bear" di Wall Street), Ivar Krueger
(CEO perusahaan hak cipta), Leon Fraser
(Chairman of Bank of International Settlement), ketiganya memilih mati bunuh diri.
4.
Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di
Amerika Utara.
Hupson sakit jiwa dan meninggal di rumah sakit jiwa.
5.
Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung terbesar di
dunia, meninggal di
negeri orang lain.
6.
Albert Fall, anggota kabinet presiden Amerika
Serikat, meninggal
di rumahnya ketika baru saja keluar dari penjara.
Albert Fall |
Pertanyaannya sekarang,
“Di mana kita bisa mencari kebahagiaan?”
Sesungguhnya, kebahagiaan
itu tidak perlu dicari kemana-mana karena ia ada di hati setiap manusia.
Carilah kebahagiaan dalam hatimu, telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu dan
percayalah ia tak akan lari kemana-mana!
Berikut tips bagaimana
kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya:
1.
Mulailah Berbagi
2.
Bebaskan hati dari rasa benci, iri dan bebaskan pikiran dari segala
kekhawatiran
3.
Murahlah dalam memaafkan
4.
Lakukan sesuatu yang bermakna bagi diri dan orang lain
5.
Jangan terlalu banyak berharap pada orang lain
Lebih baik kita berharap hanya kepada
ALLAAH Yang Maha Kasih dan Kaya. Karena DIA-lah yang menciptakan kita, dan
DIA-lah yang menciptakan segala 'rasa', termasuk rasa bahagia
yang selalu kita inginkan. So, mintalah padaNYA
kebahagiaan itu. :)
[Sumber: AsianBrainNewsletter.com oleh Anne Ahira]
“Tempat untuk berbahagia itu ada di sini. Waktu untuk
berbahagia itu kini. Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain
berbahagia"
(Robert G. Ingersoll)
“Wealth is not only what you
have, but also what you are.”
(Dennis Waitley)
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. ALLAAH menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.”
(QS. Ali
‘Imran: 134)
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahuinya.”
(QS.
Al-Baqarah: 215)
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang
diberikan ALLAAH dan Rasul-NYA kepada mereka, dan berkata: ‘Cukuplah ALLAAH
bagi kami, ALLAAH akan memberikan sebagian dari karunia-NYA dan demikian (pula)
Rasul-NYA, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada ALLAAH,’
(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).”
(QS.
At-Taubah: 59)
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain ALLAAH adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.
Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka
mengetahui.”
(QS.
Al-Ankabuut: 41)
“Ibrahim
berkata, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali
orang-orang yang sesat.’ ”
(QS. Al Hijr:
56)
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepadaKU niscaya akan
AKU perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau
menyembahKU akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina’”.
(QS.
Al-Mu’min: 60)